Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Kesimpulan

71 antara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinieritas. 68 Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ROA CR DER DIV LB DPR ROA 1 -0.0455 0.33396 0.16341 0.11888 0.87719 CR -0.04546 1 -0.5608 -0.298 0.02728 -0.3251 DER 0.33396 -0.5608 1 0.43704 0.25848 0.61217 DIV 0.16341 -0.298 0.43704 1 0.4649 0.41828 LB 0.11888 0.02728 0.25848 0.4649 1 0.22173 DPR 0.87719 -0.3251 0.61217 0.41828 0.22173 1 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai dari hubungan variabel independen yang satu ke variabel independen yang lainnya ada yang melebihi 0,8 x 0,8 yaitu DPR dengan ROA, sehingga perlu dilakukan tahapan sehingga data menjadi normal dan tidak lagi terdapat multikolinearitas. Karena dari hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi dengan normal, maka semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Berikut merupakan hasil uji multikolinearitas setelah semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG. 68 Shochrul R Ajija,dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, Jakarta: Salemba Empat.2011, h.35. 72 Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah di-LOG LOG ROA LOG CR LOG DER LOG DIV LOG LB LOG DPR LOG ROA 1 0.0273 0.091 0.06498 0.04856 0.50899 LOG CR 0.0273 1 -0.602 -0.2655 0.06024 -0.3635 LOG DER 0.091 -0.602 1 0.43027 0.19206 0.52187 LOG DIV 0.06498 -0.2655 0.43027 1 0.48408 0.42402 LOG LB 0.04856 0.06024 0.19206 0.48408 1 0.1594 LOG DPR 0.50899 -0.3635 0.52187 0.42402 0.1594 1 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai dari hubungan variabel independen satu ke variabel independen lainnya dimana semua variabel telah ditransformasi logaritma natural hasilnya tidak ada yang melebihi 0,8 atau 0,8, sehingga dapat disimpulkan tidak adan lagi masalah multikolinieritas.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang umum digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi uji normalitas juga 73 dapat dilakukan dengan menghitung nilai Jarque-Bera yaitu apabila nilainya lebih kecil dari 12,592. Tabel 4.3 Hasil Uji Jarque-Bera 1 2 3 4 5 6 7 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 42 Mean 2.25e-17 Median -0.014109 Maximum 0.344103 Minimum -0.439723 Std. Dev. 0.185437 Skewness -0.168332 Kurtosis 2.468422 Jarque-Bera 0.692856 Probability 0.707210 Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa variabel harga saham, return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dividend payout ratio dan laba bersih memiliki nilai Jarque-Bera 0,693dibawah 12,592 dengan Chi-Square Tabel df.6 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen maupun dependen memenuhi asumsi normalitas.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. 74 Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 091315 Time: 09:47 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel balanced observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.913404 1.638675 0.557404 0.5815 LOGX1 -0.044719 0.096572 -0.463062 0.6468 LOGX2 0.002452 0.153659 0.015955 0.9874 LOGX3 -0.109226 0.135446 -0.806412 0.4266 LOGX4 -0.049169 0.091676 -0.536329 0.5958 LOGX5 0.030979 0.087560 0.353807 0.7260 LOGX6 0.003695 0.103158 0.035814 0.9717 Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Prob. probabilitas dari masing- masing variabel tidak memiliki angka yang signifikan lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak terdapat pengaruh heteroskedastisitas. 75

d. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 091215 Time: 21:19 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel balanced observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.805878 3.281732 -0.550282 0.5863 LOGX1 0.377164 0.193403 1.950148 0.0609 LOGX2 0.125777 0.307729 0.408725 0.6857 LOGX3 0.572050 0.271255 2.108901 0.0437 LOGX4 0.198871 0.183597 1.083190 0.2876 LOGX5 0.205671 0.175354 1.172892 0.2504 LOGX6 0.452079 0.206591 2.188273 0.0369 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.780350 Mean dependent var 9.867768 Adjusted R-squared 0.689460 S.D. dependent var 0.395667 S.E. of regression 0.220490 Akaike info criterion 0.062743 Sum squared resid 1.409856 Schwarz criterion 0.600593 Log likelihood 11.68240 Hannan-Quinn criter. 0.259886 F-statistic 8.585683 Durbin-Watson stat 1.753347 ProbF-statistic 0.000001 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa nilai dari Durbin-Watson sebesar 1,75diantara 1,202 – 1,845. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi. 76

2. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

a. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. 69 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F 0.05, maka Ho ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. Dapat dilihat hasil uji Chow dengan bantuan software Eviews 8.1 sebagai berikut: 69 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2009 h.238. 77 Tabel 4.6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 13.188667 6,29 0.0000 Cross-section Chi-square 55.274390 6 0.0000 Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob= 0.0000 untuk Cross section F, nilai probability F 0.0000 ≤ 0.05, maka Ho ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect model . Karena yang terpilih adalah fixed effect model, sehingga perlu dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect.

b. Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. 70 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Random effect model REM Ha: Fixed effect model FEM 70 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2009 h.240. 78 Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung chi-square tabel, maka Ho ditolak , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square hitung chi-square tabel, maka Ho diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random effect. Dapat dilihat hasil uji Chow dengan bantuan software Eviews 8.1 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 79.132003 6 0.0000 Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob = 0.0000 untuk Cross section random, nilai chi-square hitung79,1320 ≥ nilai chi-square tabel d.f 6 18,548, maka Ho diterima , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect model . 79

3. Uji Signifikansi

Berdasarkan hasil uji hasuman, model estimasi data panel yang terpilih adalah fixed effect model. Maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model yang terpilih. Tabel 4.8 Hasil Estimasi Fixed Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 091215 Time: 21:19 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel balanced observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.805878 3.281732 -0.550282 0.5863 LOGX1 0.377164 0.193403 1.950148 0.0609 LOGX2 0.125777 0.307729 0.408725 0.6857 LOGX3 0.572050 0.271255 2.108901 0.0437 LOGX4 0.198871 0.183597 1.083190 0.2876 LOGX5 0.205671 0.175354 1.172892 0.2504 LOGX6 0.452079 0.206591 2.188273 0.0369 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.780350 Mean dependent var 9.867768 Adjusted R-squared 0.689460 S.D. dependent var 0.395667 S.E. of regression 0.220490 Akaike info criterion 0.062743 Sum squared resid 1.409856 Schwarz criterion 0.600593 Log likelihood 11.68240 Hannan-Quinn criter. 0.259886 F-statistic 8.585683 Durbin-Watson stat 1.753347 ProbF-statistic 0.000001 80

a. Hasil Uji Koefisien

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa: 1 Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel return on asset X1, current ratio X2, debt to equity ratio X3, dividen X4, laba bersih X5, dan dividend payout ratio X6 terhadap variabel harga saham Y adalah sebesar 0,78. Hal ini berarti menunjukkan bahwa hubungan antara variabel return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio terhadap harga saham adalah kuat karena nilai koefisisen korelasi R-squared berada di antara 0,70 - 0,85. 71 2 Nilai koefisien determinasi atau nilai Adjusted R 2 Square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variabel return on asset X1, current ratio X2, debt to equity ratio X3, dividen X4, laba bersih X5, dan dividend payout ratio X6 terhadap variabel harga saham Y adalah sebesar 0,6895 atau 68,95. Hal ini berarti bahwa variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel return on asset X1, current ratio X2, debt to equity ratio X3, dividen X4, laba bersih X5, dan dividend payout ratio X6 adalah sebesar 68,95 71 Jonathtan, Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. 81 selebihnya 31,05 100 - 68,95 = 31,05 berasal dari variabel lain atau faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini seperti Book Value per Share BVS serta Total Asset Turnover TATO dan Earning per Share EPS.

b. Hasil Uji Statistik t

1 Pengaruh Return on Asset terhadap Harga Saham Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa pada tabel 4.5, variabel return on asset mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0609. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa return on asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki return on asset lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Lambey 2014 dimana return on asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih. 2005 dimana variabel return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini disebabkan oleh kecilnya tingkat pengembalian perusahaan dilihat dari aset yang dimiliki. Pada umumnya, semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Hal ini juga merupakan pengertian umum dimana jika perusahaan menguntungkan, maka harga 82 sahamnya akan meningkat. Akan tetapi pertumbuhan aset tidak selalu menyebabkan nilai laba bersih perusahaan mengalami peningkatan. Jika nilai dari laba bersih tidak mengalami perubahan atau tetap namun nilai aset mengalami peningkatan, maka ROA akan menurun atau memiliki tingkat yang semakin rendah. Kondisi ini juga menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba dan untuk mengendalikan seluruh biaya-biaya operasional dan non operasional sangat rendah sehingga kurang berpengaruh terhadap harga saham. Tidak berpengaruhnya ROA terhadap harga saham juga dimungkinkan karena pasar efek Indonesia yang bisa dibilang terkategori dalam pasar yang sedang berkembang masih sarat dengan intervensi dari pemerintah, sehingga banyak aturan-aturan main pasar efek yang tidak dapat berjalan dengan seharusnya. 2 Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel CR mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,6857. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel CR lebih besar dari 0,05. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma 2005 dimana dalam penelitian tersebut variabel CR berpengaruh signifikan terhadap harga 83 saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 2009 dimana variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebabkan karena dividen yang tidak selalu mempengaruhi harga saham. Dividen yang dibagikan kepada investor berasa dari kas perusahaan. Saat kas perusahaan akan dialokasikan untuk pembayaran dividen tetapi kenyataannya hutang lancarnya belum terbayarkan maka alokasi pembayaran dividen pun akan berkurang. Tetapi karena dalam saham tidak selalu dividen yang berpengaruh, maka CR juga demikian dengan bukti hasil yang tidak signifikan. Karena tidak semua investor mencari keuntungan dengan dividen investor jangka panjang tetapi ada juga yang menjadi investor pengambil resiko risk taker sehingga CR dan dividen tidak dapat menggambarkan harga saham dengan mutlak. 3 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham Hasil uji t untuk DER dalam tabel 4.5 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,0437 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Ini berarti Ho ditolak . Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 2009 dimana variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 84 Perusahaan yang sedang tumbuh dan gencar mecari pinjaman- pinjaman untuk pembiayaan investasinya atau pengembangan usaha perusahaan yang konsekuensinya mendorong meningkatnya rasio utang perusahaan yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan dihadapkan kepada risiko yang tinggi juga dalam kemampuan membayar biaya bunga dan cicilan pokok utang. Walaupu rasio utangnya tinggi, perusahaan yang sedang tumbuh dan sangat agresif umumnya diminati banyak investor dan selanjutnya mendorong tingginya permintaan pada saham tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat tajam. Hal ini mengindikasikan data sampel penelitian ini memiliki harga saham yang mengalami harga saham diatas harga wajar overvalued karena angka DER yang bernilai positif. 4 Pengaruh Dividen terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel dividen mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,2876. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa dividen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel dividen lebih besar dari 0,05. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma 2005 dimana dalam penelitian tersebut variabel dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang 85 dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 2009 dimana variabel dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Walaupun salah satu teori dividen mengemukakan bahwa pembayaran dividen yang tinggi berpengaruh positif terhadap harga saham yang juga akan naik. Tetapi pada kenyataannya teori perbedaan pajak Tax Differential Theoriifferential Theory menyatakan hal yang berbeda. Dimana saat keuntungan penjualan saham capital gain yield lebih besar dari keuntungan dividen dividend yield akan menyebabkan investor lebih memilih mengambil pengembalian return dari capital gain. Sehingga dividen tidak selalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5 Pengaruh Laba Bersih terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel laba bersih mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,2876. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa laba bersih tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel laba bersih lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keni 2009 dimana variabel laba bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada dasarnya, laba bersih merupakan salah satu tingkat pengukurankemampuan perusahaan dalam mencapai target atau tujuan. 86 Hal ini juga dapat menjadi sebuah penilaian tentang kinerja perusahaan. Apabila laba yang diperoleh perusahaan tinggi, maka dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi sehingga investor banyak yang tertarik untuk menanamkan investasi di perusahaan. Sebaliknya, apabila laba yang diperoleh perusahaan rendah, maka dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham akan rendah sehingga akan menurunkan minat investor untuk menanamkan investasi di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya publikasi laporan keuangan perusahaan mengenai laba akan menyebabkan pasar bereaksi yang akan tampak pada perubahan harga saham. 6 Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel DPR mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0369. Ini berarti Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel DPR lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tita Deitiana 2011 dimana variabel dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. DPR yang tinggi cenderung membuat investor menyukai saham yang akan dibeli di bursa efek. Karena persentase DPR yang besar 87 menggambarkan sebuah perusahaan publik yang baik, dimana hal tersebut mengindikasikan kualitas perusahaan publik yang bagus. Dengan DPR yang tinggi akan menarik minat investor dalam melakukan pembelian saham sehingga berdampak pada kenaikan harga saham atas permintaan saham yang tinggi.

c. Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Hasil uji hipotesis ini dapat dilihat pada tabel 4.5 dari nilai F hitung yang diperoleh sebesar 8,585683 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak . Hasil menunjukkan bahwa variable return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. 88 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh ROA, CR, DER, dividen, laba bersih, dan DPR terhadap harga saham syariah dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan dan periode tahun 2009 sampai dengan 2014. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan model regresi data panel maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel Return On Assets secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Menaje Jr. 2012 dan Limento dan Djuaeriah 2013, tetapi tidak mendukung penelitian Pandansari 2012 dan Kabajeh, Nu’aimat dan Dahmash 2012 yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Variabel Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma 2005 dimana dalam penelitian tersebut variabel CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 89 2009 dimana variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Variabel Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 2009 dimana variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Variabel Dividen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma 2005 dimana dalam penelitian tersebut variabel dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 2009 dimana variabel dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Variabel Laba Bersih secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keni 2009 dimana variabel laba bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 6. Variabel Dividen Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tita Deitiana 2011 dimana variabel dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 90

B. Implikasi

Model teoritis yang dikembangkan dan diuji dalam penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang mekanisme return on assets, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio yang mempengaruhi harga saham perusahaan khususnya saham syariah. Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting bagi praktisi perusahaan dan investor. 1. Variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan variabel yang berpengaruh signifikan pada penelitian ini. Hasil pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham yang signifikan ini sejalan dengan penelitian Hadi Wahyono. Karena Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal perusahaan yang merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan modal yang dimiliki perusahaan. Semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik karena dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan untuk menanggung hutangnya dengan modal milik perusahaan cukup baik. Walau dalam penelitian ini DER bernilai positif tapi tetap signifikan dikarenakan bahwa asumsi DER yang digunakan untuk memperoleh profit dan agresif mencari dana sehingga investor menanggapnya sebagai perusahaan yang 91 masih dapat berkembang kapasitas dibawah 100 untuk menghasilkan lebih banyak lagi profit di masa mendatang. 2. Dividend Payout Ratio merupakan rasio kebijakan dividen dimana rasio ini menggambarkan bagian dividen yang akan dibagikan kepada investor. Semakin tinggi rasio ini maka investor akan semakin berminat membelinya dengan asumsi laba yang diterima perusahaan publik tersebut konstan atau meningkat sehingga dividen yang akan diterima oleh investor meningkat dengan persentase nya yang meningkat. 3. Dalam penelitian ini ada beberapa variabel lainnya seperti Return on Assets, Current Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio yang pada tinjauan penelitian terdahulu merupakan variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi pada penelitian ini hasil yang didapatkan berbeda. Variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham syariah. 4. Diharapkan saat investor ingin berinvestasi juga memperhatikan DER dan DPR dalam laporan tahunan perusahaan. Walaupun bukan rasio profitabilitas tetapi DER juga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini disebabkan oleh keterkaitan hutang yang digunakan untuk memperoleh laba di kemudian hari. Artinya, hutang tersebut digunakan untuk meningkatkan jumlah laba yang dapat diterima perusahaan seperti penambahan alat produksi, dan biaya operasional dalam memperoleh laba yang lebih tinggi. Oleh sebab

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,cebt to equity ratio,asset growth,dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014

2 7 129

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETTERHADAPDEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI

1 2 15

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP DEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

1 2 14

Pengaruh Return on Asset, Retun on Equity, Net Profit Margin, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio pada Harga Saham Perusahaan-perusahaan terbuka yang terdaftar pada Indeks Syariah di BEI 2009-2012.

0 0 14

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM

0 1 14