Hasil Belajar Afektif Hasil Belajar Psikomotorik

29 e. Tipe hasil belajar sintesis Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian-bagian kedalam suatu bentuk menyeluruh. Jadi kemampuan sintesis adalah: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan hubungan kasual atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menghubungkan, menggabungkan, menyimpulkan, mengklasifikasikan dan lain-lain. f. Tipe hasil belajar evaluasi Yaitu: Kemampuan yang menuntut responden untuk dapat memuat suatu penilaian tentang suatu pernyatan, konsep, situasi, suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini antara lain: membandingkan, menilai, memutuskan dan lain- lain. 30

2. Hasil Belajar Afektif

Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. a. Recevling attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa b. Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar c. Valuing penilaian yaitu segala yang berkenaan dengan nilai atau kepercayaan terhadap suatu gejala d. Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan 30 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, cet. Ke-12, h. 44-47 30 e. Arakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua system nilai yang dimilki seseorang. 31

3. Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan skill kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara lain: a. Persepsi Perception Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Contoh pada level ini seperti: siswa dapat membedakan beberapa warna. b. Kesiapan Set Level ini menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi. Contohnya seperti: siswa dapat menyusun langkah- langkah untuk membuat suatu prakarya. c. Gerak Terbimbing Guided Respone Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, hal ini meliputi peniruan mengulang suatu gerakan yang didemonstrasikan oleh instruktur serta trial dan eror. Contohnya: siswa dapat mengikuti langkah instrutur dalam memperagakan sesuatu. d. Gerak Terbiasa Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan kecakapan. Contoh: siswa mampu secara mandiri mengaktifkan computer dan menggunakannya. 31 Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1998, h.55 31 e. Gerak Kompleks Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak yang sangat kompleks, keahlianya terindikasi dengan geraknya yang lancar, cepat, akurat tanpa keraguan. f. Gerak Penyesuaian Gerak ini berkenaan dengan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasikan pola-pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu. g. Kreatifitas Level ini merujuk kepada penciptaan pola-pola gerak baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat piawai. Contoh: siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu. Secara garis besar tipe-tipe hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe hasil belajar mempunyai tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1. Bidang kognitif, yaitu berkenaan dengan kemampuan intelegensi IQ. 2. Bidang apektif, yaitu berkenaan dengan siksap dan nilai yang mengacu kepada tingkah laku. 3. Bidang psikomotorik, yaitu hasil belajar yang tampak pada bentuk keterampilan skill kemampuan bertindak.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar