38
Jadi, suatu pekerjaan baru dikatakan sebagai karier, apabila pekerjaan itu diperoleh atau dilakukan berdasarkan pendidikan khusus atau
keterampilan, dan merupakan suatu program tetap yang membutuhkan keseriusan dalam pengembanganya. Disini yang paling menentukan adalah
ada keahlian tertentu yang dimiliki dan tidak bersifat sampingan yakni merupakan pekerjaan tetap serta ada ambisi untuk maju dalam
pekerjaanya. Untuk mencapai puncak karier yang diinginkan seorang harus
menyiapkan dirinya, baik yang bersifat materi maupun moril. Hal ini sangat jelas, sangat diperlukan oleh ibu berkarier, karena dalam meniti
karier kadang-kadang harus melalui perjalanan yang cukup panjang dan terjal, sehingga untuk dapat melangkah ke jenjang kenaikan karier yang
dicita-citakan adalah merupakan suatu perjuangan tersendiri. Disamping itu seseorang bisa saja naik turun dalam kariernya.
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ibu berkarier adalah ibu yang berkecimpung dalam kegiatan fropesi.kegiatan seperti
bidang usaha, keterampilan, kejujuran, dan sebagainya yang menjajikan untuk kemajuan.
3. Perhatian Ibu Berkarier
Perhatian ibu berkarier adalah sikap atau upaya seorang ibu berkarier mncurahkan waktunya yang sedikit dengan penuh kesadaran
dengan cara mengawasi dan membinanya guna mendorong anak mendapatkan hasil belajar dan harmonis untuk belajar anak dirumah.
Dalam praktiknya perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kebutuahan kewajiban, pembawaan, latihan, keadaan jasmani,
suasana jiwa dan sekitar kita kuat tidakanya rangsangan dari objek itu sendiri.
44
Dalam teori psikologi dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya perhatian yang diberikan ibu terhadap
44
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta,1999, Cet, ke-1, h.145-150
39
anaknya. Secara umum faktor-faktor yang dimaksud bergantung pada 2 aspek:
45
Pertama : aspek internal, meliputi kondisi jasmani rohani dan intelektual ibu selaku pemberi perhatian merupakan hal terpenting adalam
aspek ini. Contoh: ibu berkarier yang keadaan jasmaninya dan rohaninya lemah tentu tidak dapat memberikan perhatian yang lebih besar, karena
mereka sendiri memiliki keterbatasan tersebut dapat dikarenakan antara lain: bodoh, gila, cacat, sering sakit dan lain-lain.
Kedua: asfek eksternal, yaitu kondisi-kondisi diluar ibu berkarier selaku pemberi perhatian seperti keadaan ekonomi, budaya sekitar,
rangsangan dari objek itu sendiri dan lain-lain. Berdasarkan intensitasnya perhatian dibagi menjadi dua:
1 Perhatian insentif 2 Perhatian tidak insentif
Berdasarkan Semakin tinggi kesadaran dan kesiapan yang menyertai suatu
aktivitas atau pengalaman, berarti semakin insentif perhatiannya. Dalam hal ini membantu suksesnya aktivitas yang dilakukan tersebut.
46
Perhatian ibu berkarier guna mendorong anak untuk mendapatkan hasil belajar yang diinginkan secara aktif mengatur dan memonitor waktu
anak. Khususnya di Indonesia gerakan emansipasi menuntut apa yang
disebut peran ganda wanita. Wanita boleh memasuki bidang dan tugas yang seharusnya untuk kaum laki-laki, karena konstitusinya tidak
melarang yang lain. Selain itu wanita tetap mengemban atau
mempertahankan kodrat kewanitaannya, yaitu tetap menjalankan tugas- tugas kewanitaan, seperti hamil, menyusui, merawat anak dan mengurus
45
Fuaddin, Pengasuh Anak Dalam Keluarga Islam, Jakarta: Lembaga kajia Agama dan Gender, 1999, h.65
46
Humaidi Surya Barata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo 2002, Cet, ke-7 h.14
40
rumah tangga. Disamping melayani suami, jadi wanita harus memainkan kariernya ia harus meraih 2 sukses sekaligus yaitu:
1. Sukses dengan tugas kewanitaanya yang sesuai dengan kodratnya. 2. Sukses dalam berkarier.
47
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perhatian ibu berkarier adalah sikap atau upaya
seorang ibu berkarier mencurahkan waktunya yang sedikit untuk mengawasi dan membina serta mendorong anaknya untuk mendapat kan
hasil yang baik
4. Ciri–Ciri Ibu Berkarier