Analisis Penjadwalan Pemeliharaan Pencegahan Peralatan Produksi

90 Pada Gambar 6.6 terlihat bahwa kurva keandalan komponen baud coupling pada peralatan screw press sebelum pemeliharaan pencegahan Rt di bawah kurva keandalan sesudah pemeliharaan pencegahan R m Komponen friction pad berdistribusi lognormal dengan parameter s = 0,0253 dan t t. Pemeliharaan baud coupling ini memberikan efek positif bagi keandalan komponen tersebut. med Rt = = 1462,0311. Keandalan sebelum pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah             Φ − 0311 , 1462 ln 0253 , 1 1 t Umur desain desain life pada tingkat keandalan 51 adalah t 0,97 51 , 0253 , 1 0311 , 1462 − Φ − e = = 1.461,10 jam Pada tingkat keandalan 51 dilakukan pemeliharaan pencegahan pada komponen friction pad setiap 1.461 jam. Keandalan setelah pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah : R m                     − Φ −                     Φ − 0311 , 1462 461 . 1 ln 0253 , 1 1 . 0311 , 1462 461 . 1 ln 0253 , 1 1 n t n t = Gambar 6.7 menggambarkan keandalan komponen friction pad pada peralatan separator sebelum pemeliharaan pencegahan Rt dan keandalan sesudah dilakukan pemeliharaan pencegahan R m 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1325 1355 1385 1415 1445 1475 1505 1535 1565 1595 1625 Waktu t, jam K ea nda la n, R Rt Rmt t. Gambar 6.7 Keandalan komponen friction pad peralatan separator sebelum dan setelah dilakukan pemeliharaan pencegahan. 91 Pada Gambar 6.7 terlihat bahwa kurva keandalan komponen friction pad pada peralatan separator sebelum pemeliharaan pencegahan Rt di bawah kurva keandalan sesudah pemeliharaan pencegahan R m Komponen roda lori + as berdistribusi lognormal dengan parameter s = 1,2168 dan t t. Pemeliharaan friction pad ini memberikan efek positif bagi keandalan komponen tersebut. med Rt = = 1027,5548. Keandalan sebelum pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah             Φ − 5548 , 1027 ln 2168 , 1 1 1 t Umur desain desain life pada tingkat keandalan 51 adalah t 0,97 51 , 2168 , 1 1 5548 , 1027 − Φ − e = = 996,68 jam Pada tingkat keandalan 51 dilakukan pemeliharaan pencegahan pada komponen roda lori + as setiap 996 jam. Keandalan setelah pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah R m                     − Φ −                     Φ − 5548 , 1027 996 ln 2168 , 1 1 1 . 5548 , 1027 996 ln 2168 , 1 1 1 n t n t = Gambar 6.8 menggambarkan keandalan komponen roda lori + as pada peralatan lori sebelum pemeliharaan pencegahan Rt dan keandalan sesudah dilakukan pemeliharaan pencegahan R m 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Waktu, t jam K eha nda la n, R Rt Rmt t. Gambar 6.8 Keandalan komponen roda lori + as pada peralatan lori sebelum dan setelah dilakukan pemeliharaan pencegahan. Pada Gambar 6.8 terlihat bahwa kurva keandalan komponen roda lori + as pada peralatan lori sebelum pemeliharaan pencegahan Rt di bawah kurva 92 keandalan sesudah pemeliharaan pencegahan R m Komponen balok boshing berdistribusi normal dengan parameter σ = 258,9083 dan µ = 2.630,1833. Keandalan sebelum pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah t. Pemeliharaan roda lori + as ini memberikan efek positif bagi keandalan komponen tersebut. Rt =       − Φ − 9083 , 258 1833 , 2630 1 t Umur desain desain life pada tingkat keandalan 51 adalah t 0,97 1833 , 2630 9083 , 258 51 , 1 + × Φ − − = = 2.623,69 jam Pada tingkat keandalan 51 dilakukan pemeliharaan pencegahan pada komponen balok boshing setiap 2.623 jam. Keandalan setelah pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah R m             − − Φ −             − Φ − 9083 , 258 1833 , 630 . 2 623 . 2 1 . 9083 , 258 1833 , 630 . 2 623 . 2 1 n t n t = Gambar 6.9 menggambarkan keandalan komponen balok boshing pada peralatan lori sebelum pemeliharaan pencegahan Rt dan keandalan sesudah dilakukan pemeliharaan pencegahan R m 0,2 0,4 0,6 0,8 1 2000 2075 2150 2225 2300 2375 2450 2525 2600 2675 Waktu t, jam K ea nda la n, R Rt Rmt t. Gambar 6.9 Keandalan komponen balok boshing pada peralatan lori sebelum dan setelah dilakukan pemeliharaan pencegahan. Pada Gambar 6.9 terlihat bahwa kurva keandalan komponen balok boshing pada peralatan lori sebelum pemeliharaan pencegahan Rt di bawah kurva 93 keandalan sesudah pemeliharaan pencegahan R m Komponen v-belt pada peralatan sterilizer berdistribusi lognormal dengan parameter s = 0,0531 dan t t. Pemeliharaan balok boshing ini memberikan efek positif bagi keandalan komponen tersebut. med Rt = = 2289,0639. Kehandalan sebelum pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah             Φ − 0639 , 2289 ln 0531 , 1 1 t Umur desain desain life pada tingkat keandalan 51 adalah t 0,97 51 , 0531 , 1 0639 , 2289 − Φ − e = = 2.286,02 jam Pada tingkat keandalan 51 dilakukan pemeliharaan pencegahan pada komponen v-belt setiap 2.286,02 jam. Keandalan setelah pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah R m                     − Φ −                     Φ − 0639 , 2289 2286 ln 0531 , 1 1 . 0639 , 2289 286 . 2 ln 0531 , 1 1 n t n t = Gambar 6.10 menggambarkan keandalan komponen v-belt pada peralatan sterilizer sebelum pemeliharaan pencegahan Rt dan keandalan sesudah dilakukan pemeliharaan pencegahan R m 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1975 2050 2125 2200 2275 2350 2425 2500 2575 2650 Waktu t, jam K ea nda la n, R Rt Rmt t. Gambar 6.10 Keandalan komponen v-belt pada peralatan sterilizer sebelum dan setelah dilakukan pemeliharaan pencegahan Pada Gambar 6.10 terlihat bahwa kurva keandalan komponen v-belt pada peralatan sterilizer sebelum pemeliharaan pencegahan Rt di bawah kurva keandalan sesudah pemeliharaan pencegahan R m t. Pemeliharaan v-belt ini memberikan efek positif bagi keandalan komponen tersebut. 94 Komponen v-belt pada peralatan separator berdistribusi lognormal dengan parameter s = 0,4077 dan t med Rt = = 1361,251. Keandalan sebelum pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah             Φ − 251 , 1361 ln 4077 , 1 1 t Umur desain desain life pada tingkat keandalan 51 adalah t 0,97 51 , 4077 , 1 251 , 1361 − Φ − e = = 1.347,41 jam Pada tingkat keandalan 51 dilakukan pemeliharaan pencegahan pada komponen v-belt setiap 1.347 jam. Keandalan setelah pemeliharaan pencegahan pada waktu t adalah R m                     − Φ −                     Φ − 251 , 1361 1347 ln 4077 , 1 1 . 251 , 1361 1347 ln 4077 , 1 1 n t n t = Gambar 6.11 menggambarkan keandalan komponen v-belt pada peralatan separator sebelum pemeliharaan pencegahan Rt dan keandalan sesudah dilakukan pemeliharaan pencegahan R m 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R Rt Rmt t. Gambar 6.11 Keandalan komponen v-belt pada peralatan separator sebelum dan setelah dilakukan pemeliharaan pencegahan Pada Gambar 6.11 terlihat bahwa kurva keandalan komponen v-belt pada peralatan separator sebelum pemeliharaan pencegahan Rt di bawah kurva keandalan sesudah pemeliharaan pencegahan R m Penjadwalan pemeliharaan dengan menggunakan formulasi persamaan 5.11 diterapkan pada tabel 6.12. Hasil penjadwalan pemeliharaan untuk 30 komponen t. Pemeliharaan v-belt ini memberikan efek positif bagi keandalan komponen tersebut. 95 dengan biaya yang optimal adalah pada tingkat kehandalan 51, total biaya pemeliharaan pencegahan sebesar Rp 410.251.693 per tahun dapat menghemat biaya sebesar 17,5 dibandingkan tanpa dilakukan penjadwalan pemeliharaan. Waktu breakdown maintenance sebesar 2,2 dari waktu pemeliharaan pencegahan. Penjadwalan pemeliharaan pencegahan dapat meningkatkan kehandalan dari komponen tersebut. Komponen pertama worm lengthening pada peralatan press dijadwalkan melakukan pemeliharaan pencegahan setiap 1.153 jam, komponen kedua sproket gear RS80 pada boiler setiap 564 jam, komponen ketiga screw worm pada press setiap 988 jam, komponen keempat nozzle pn pada separator setiap 713 jam, komponen kelima screw pn pada separator setiap 452 jam, komponen keenam rantai RS80 pada boiler setiap 1.031 jam, komponen ketujuh baud coupling pada press setiap 1.456 jam, komponen kedelapan friction pad pada separator setiap 1.461 jam, komponen kesembilan roda lori + as pada lori setiap 996 jam, dan komponen kesepuluh balok boshing pada lori setiap 2.623 jam. Komponen ke-11 v-belt pada sterilizer dijadwalkan melakukan pemeliharaan pencegahan setiap 2.286 jam, komponen ke-12 bearing SKF pada separator setiap 2.430 jam, komponen ke13 v-belt pada separator setiap 1.347 jam, komponen ke-14 v-belt pada boiler setiap 1.625 jam, komponen ke-15 plat mild steel pada stasiun biji setiap 1.651 jam, komponen ke-16 kabel NYHY pada housting crane setiap 3.967 jam, komponen ke-17 seal vibro screen pada vibro screen setiap 2.989 jam, komponen ke-18 remising saringan vibro mess 30 pada vibro screen setiap 2.842 jam, komponen ke-19 mika film pada separator setiap 3.251 jam, dan komponen ke-20 bearing pada thresher drum setiap 2.947 jam. Komponen ke-21 v-belt pada thresher drum dijadwalkan melakukan pemeliharaan pencegahan setiap 1.530 jam, komponen ke-22 seal pintu pada sterilizer setiap 1.041 jam, komponen ke-23 l-boch pada sterilizer setiap 1.096 jam, komponen ke-24 as sentral FC60 pada stasiun biji setiap 1.596 jam, komponen ke-25 besi siku L pada boiler setiap 951 jam, komponen ke-26 adaptor pada stasiun biji setiap 909 jam, komponen ke-27 extension shaft pada screw press setiap 828 jam, komponen ke-28 kabel sling baja pada tracklier setiap 1.081 96 jam, komponen ke-29 bearing pada stasiun biji setiap 1.090 jam, dan komponen ke-30 v-belt pada stasiun biji setiap 547 jam.

6.7. Persediaan Suku Cadang

Setelah penjadwalan pemeliharaan pencegahan komponen peralatan produksi ditentukan jadwal pemeliharaannya, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan pengadaan persediaan suku cadangkomponen tersebut. Pengajuan pengadaan persediaan suku cadang diajukan untuk satu tahun dan pengajuan dana dari kantor pusat PTPN VIII dikeluarkan secara bertahap setiap tiga bulan sekali. Ekspektasi kebutuhan komponen diperlihatkan pada Tabel 6.13. Tabel 6.13 Ekspektasi kebutuhan komponen No Nama komponen T jam k DT unit p L bulan DL unit 1 Worm lengthening, press 1.153 8 8 1 1 2 Sproket gear RS80, boiler 564 15 15 1 1 3 Screw worm, press 988 9 9 1 1 4 Nozzle pn, separator 713 12 12 1 1 5 Screw pn separator 452 18 18 1 1 6 Rantai RS80, boiler 1.031 8 8 1 1 7 Baud coupling, press 1.456 6 6 1 1 8 Friction pad separator 1.461 6 6 1 1 9 Roda lori +as 996 9 9 1 1 10 Balok boshing, lori 2.623 4 4 1 1 11 V-belt, sterilizer 2.286 4 4 1 1 12 Bearing SKF, separator 2.430 4 4 1 1 13 V-belt, separator 1.347 7 7 1 1 14 V-belt, boiler 1.625 5 5 1 1 15 Plat mild steel, stasiun biji 1.651 5 5 1 1 16 Kabel NYHY, housting crane 3.967 3 3 1 1 17 Seal vibro screen 2.989 3 3 1 1 18 Remising saringan vibro mess 30 2.842 3 3 1 1 19 Mika film, separator 3.251 3 3 1 1 20 Bearing, thresher drum 2.947 3 3 1 1 21 V-belt thresher drum 1.530 6 6 1 1 22 Seal pintu sterilizer 1.041 8 8 1 1 23 L-boch, sterilizer 1.096 8 8 1 1 24 As sentral FC60, stasiun biji 1.596 6 6 1 1 25 Besi siku L, boiler 951 9 9 1 1 26 Adaptor, stasiun biji 909 9 9 1 1 27 Extension shaft, press 828 10 10 1 1 28 Kabel sling baja, tracklier 1.081 8 8 1 1 29 Bearing, stasiun biji 1.090 8 8 1 1 30 V-belt, stasiun biji 547 15 15 1 1 97 Selang waktu perencanaan T untuk suku cadang adalah sama dengan interval waktu pemeliharaan pencegahan pada tingkat kehandalan 51. Rata-rata permintaan selama perencanaan DT adalah frekuensi pemeriksaan setelah pemeliharaan pencegahan selama satu tahun yaitu 8088 jam. Selain rata-rata kebutuhan selama selang perencanaan DT, dilakukan juga perhitungan rata-rata kebutuhan selama lead time DL, di mana lamanya lead time L tersebut adalah selama satu bulan. Tabel 6.14 Parameter biaya persediaan komponen No Nama komponen Ongkos pemesanan Rppesan Ongkos penyimpanan Rpunittahun Ongkos kekurangan persediaan Rpunit 1 Worm lengthening, press 800.000 2.000.000 1.600.000 2 Sproket gear RS80, boiler 10.000 25.000 20.000 3 Screw worm, press 1.500.000 3.750.000 3.000.000 4 Nozzle pn, separator 150.000 375.000 300.000 5 Screw pn separator 97.000 242.500 194.000 6 Rantai RS80, boiler 15.000 37.500 30.000 7 Baud coupling, press 25.000 62.500 50.000 8 Friction pad separator 25.000 62.500 50.000 9 Roda lori +as 45.000 112.500 90.000 10 Balok basing, lori 90.000 225.000 180.000 11 V-belt, sterilizer 6.750 16.875 13.500 12 Bearing SKF, separator 195.000 487.500 390.000 13 V-belt, separator 20.000 50.000 40.000 14 V-belt, boiler 375.000 937.500 750.000 15 Plat mild steel, stasiun biji 272.000 680.000 544.000 16 Kabel NYHY, housting crane 15.000 37.500 30.000 17 Seal vibro screen 42.500 106.250 85.000 18 Remising saringan vibro mess 30 28.400 71.000 56.800 19 Mika film, separator 9.200 23.000 18.400 20 Bearing, thresher drum 150.000 375.000 300.000 21 V-belt thresher drum 12.750 31.875 25.500 22 Seal pintu sterilizer 150.000 375.000 300.000 23 L-boch, sterilizer 85.000 212.500 170.000 24 As sentral FC60, stasiun biji 9.000 22.500 18.000 25 Besi siku L, boiler 20.000 50.000 40.000 26 Adaptor, stasiun biji 67.500 168.750 135.000 27 Extension shaft, press 540.000 1.350.000 1.080.000 28 Kabel sling baja, tracklier 4.750 11.875 9.500 29 Bearing, stasiun biji 219.500 548.750 439.000 30 V-belt, stasiun biji 9.500 23.750 19.000 98 Pada model persediaan, ongkos persediaan yang digunakan adalah ongkos pengadaan Op, ongkos simpan Os dan ongkos kekurangan persediaan Ok. Ongkos pengadaan yang dimaksudkan disini adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan dilakukannya pemesanan barang komponen kepada pemasok yang meliputi ongkos pemesanan, ongkos pembuat perintah pembelian dan ongkos pengiriman barang. Dari informasi di Bagian Keuangan besarnya ongkos pemesanan adalah 10 dari harga komponen. Ongkos simpan adalah ongkos-ongkos yang dikeluarkan akibat penyimpanan barang. Berdasarkan informasi yang didapat dari bagian keuangan besarnya ongkos penyimpanan suku cadang adalah 25 dari harga komponen itu sendiri. Ongkos kekurangan persediaan yaitu kerugian biaya tambahan yang dikeluarkan apabila harus melakukan pemesanan kembali back order suatu komponen yang tidak tersedia pada saat diminta oleh konsumen. Sesuai dengan konsensus perusahaan untuk mendapatkan availabilitas yang setinggi-tingginya yaitu untuk dapat memenuhi seluruh permintaan komponen yang datang, maka penanggulangan kekurangan persediaan dilakukan dengan kebijakan back order. Berdasarkan informasi yang didapat dari bagian keuangan besarnya ongkos kekurangan persediaan adalah 20 dari harga komponen. Sesuai dengan model persediaan yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu metode Q lot size reorder point, maka variabel keputusannya adalah jumlah pemesanan barang setiap kali pesan Q dan titik pesan kembali r. Untuk masing-masing komponen selanjutnya akan dihitung persediaan optimal, dilakukan dengan iterasi pendekatan Hadley Within. Dengan perhitungan tersebut akan diperoleh hasil berupa variabel keputusan persediaan Q dan r juga diketahui tingkat persediaan pengaman, ongkos optimal yang diperoleh seperti disajikan dalam Tabel 6.15. 99 Tabel 6.15 Jumlah pemesanan Q, reorder point r, dan safety stock S pada setiap komponen No Nama komponen Q unit r unit S unit Ongkos total Rp TK 1 Worm lengthening, press 3 1 1 8.029.312 60,5 2 Sproket gear RS80, boiler 4 1 1 126.934 71,1 3 Screw worm, press 3 1 1 15.831.559 62,7 4 Nozzle pn, separator 4 1 1 1.744.443 67,7 5 Screw pn separator 4 1 1 1.330.151 73,6 6 Rantai RS80, boiler 3 1 1 150.550 60,5 7 Baud coupling, press 3 1 1 223.366 54,4 8 Friction pad separator 3 1 1 223.366 54,4 9 Roda lori +as 3 1 1 474.947 62,7 10 Balok boshing, lori 2 1 1 705.467 44,1 11 V-belt, sterilizer 2 1 1 52.910 44,1 12 Bearing SKF, separator 2 1 1 1.528.512 44,1 13 V-belt, separator 3 1 1 189.978 57,7 14 V-belt, boiler 2 1 1 3.281.250 50,0 15 Plat mild steel, stasiun biji 2 1 1 2.380.000 50,0 16 Kabel NYHY, housting crane 2 1 1 102.341 35,4 17 Seal vibro screen 2 1 1 289.967 35,4 18 Remising saringan vibro mess 30 2 1 1 193.766 35,4 19 Mika film, separator 2 1 1 62.769 35,4 20 Bearing, thresher drum 2 1 1 1.023.412 35,4 21 V-belt thresher drum 3 1 1 113.917 54,4 22 Seal pintu sterilizer 3 1 1 1.505.496 60,5 23 L-boch, sterilizer 3 1 1 853.114 60,5 24 As sentral FC60, stasiun biji 3 1 1 80.412 54,4 25 Besi siku L, boiler 3 1 1 211.087 62,7 26 Adaptor, stasiun biji 3 1 1 712.420 62,7 27 Extension shaft, press 3 1 1 5.970.495 64,6 28 Kabel sling baja, tracklier 3 1 1 47.674 60,5 29 Bearing, stasiun biji 3 1 1 2.203.042 60,5 30 V-belt, stasiun biji 4 1 1 120.587 71,1 Total 49.763.248 Ongkos pengadaan = A = Rp. 9.000,00 Contoh komponen as sentral FC60 : Ongkos simpan = IC = 25 dari harga komponen = Rp 22.500,00 Ongkos kekurangan persediaan = π = Rp. 18.000,00 Iterasi 1: Q 1 IC ADT 2 = = 18000 6 9000 2 = 2,1909 Q 1 ∑ ∞ =         − r x x x DL DL DT IC exp π = 100 2,1909 = ∑ ∞ =         − r x x x 1 exp 1 7 22500 18000 ∑ ∞ =       − r x x x 1 exp 1 = 0,4564 Dari tabel distribusi poisson didapatkan harga r = 1 Iterasi 2 : Q 2 ∑ ∞ + =         − − + 1 exp 2 2 r x x x DL DL r x DT IC DT IC A π = = 4564 , 6 22500 18000 2 6 22500 9000 2 + Q 2 Q = 3,0301 2 ∑ ∞ =         − r x x x DL DL DT IC exp π = 3,0301 = ∑ ∞ =         − r x x x 1 exp 1 6 22500 18000 ∑ ∞ =       − r x x x 1 exp 1 = 0,6313 Dari tabel distribusi poisson didapatkan harga r = 1 Iterasi 3 : Q 3 ∑ ∞ + =         − − + 1 exp 2 2 r x x x DL DL r x DT IC DT IC A π = = 6313 , 6 22500 18000 2 6 22500 9000 2 + Q 3 Q = 2,1909 3 ∑ ∞ =         − r x x x DL DL DT IC exp π = 2,1909 = ∑ ∞ =         − r x x x 1 exp 1 6 22500 18000 ∑ ∞ =       − r x x x 1 exp 1 = 0,4564 Dari tabel distribusi poisson didapatkan harga r = 1 Jadi Q 3 Karena nilai r tidak berubah, maka iterasi tidak perlu diteruskan. = Q = 2,1909 ≈ 3 dan r = 1 101 S = ∑ ∞ =         − − r x x x DL DL r exp = ∑ =       − − 1 1 exp 1 1 x x x = 0,5436 ≈ 1 TK = ∑ = − − r x x x DL DL exp 1 = ∑ = − − 1 1 1 1 exp 1 1 x = 0,5436 Jadi TK = 0,5436 x 100 = 54,36 OT = ∑ ∑ ∞ + = ∞ =         − − +         − − + + 1 exp exp 2 r x x r x x x DL DL r x DT Q x DL DL x r Q IC DT Q A π OT = 5436 , 7 4 18000 4564 , 1 2 3 22500 6 3 9000 +     − + + OT = Rp 80.412

6.8. Analisis Persediaan Suku Cadang