Kinerja Pemeliharaan di PKS Kertajaya

47 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R t Roda lori+as Balok boshing Gambar 4.4 Keandalan komponen roda lori + as dan balok basing pada peralatan lori sebelum pemeliharaan pencegahan Keandalan untuk komponen bearing SKF, nozzle pn, v-belt, mika film, friction pad dan screw pn pada peralatan separator sebelum pemeliharaan pencegahan diperlihatkan pada Gambar 4.5. Kurva komponen bearing SKF, nozzle pn, v-belt, mika film, friction pad berbentuk konveks dan screw pn berbentuk konkaf, ini menunjukkan peningkatan laju kerusakan, sehingga tindakan pemeliharaan pencegahan perlu ditingkatkan atau penentuan interval waktu untuk penggantian komponen kritis perlu untuk dijadwalkan. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R t Bearing SKF Nozzle pn V-belt Mika film Friction pad Screw pn Gambar 4.5 Keandalan komponen bearing SKF, nozzle pn, v-belt, mika film, friction pad, dan screw pn pada peralatan separator sebelum pemeliharaan pencegahan Keandalan untuk komponen v-belt dan bearing pada peralatan thresher drum sebelum pemeliharaan pencegahan diperlihatkan pada Gambar 4.6. Kurva 48 komponen v-belt dan bearing berbentuk konkaf, ini menunjukkan peningkatan laju kerusakan, sehingga tindakan pemeliharaan pencegahan perlu ditingkatkan atau penentuan interval waktu untuk penggantian komponen kritis perlu untuk dijadwalkan. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R t V-belt Bearing Gambar 4.6 Keandalan komponen v-belt dan bearing pada peralatan thresher drum sebelum pemeliharaan pencegahan Keandalan untuk komponen baud coupling, worm lengthening, screw worm, dan extension shaft pada peralatan press sebelum pemeliharaan pencegahan diperlihatkan pada Gambar 4.7. Kurva komponen worm lengthening berbentuk konveks dan komponen extension shaft, baud coupling, screw worm berbentuk konkaf, ini menunjukkan peningkatan laju kerusakan, sehingga tindakan pemeliharaan pencegahan perlu ditingkatkan atau penentuan interval waktu untuk penggantian komponen kritis perlu untuk dijadwalkan. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R t Extension shaft Baud coupling Worm lengthening Screw worm Gambar 4.7 Keandalan komponen extension shaft, baud coupling, worm lengthening dan screw worm pada peralatan press sebelum pemeliharaan pencegahan 49 Keandalan untuk komponen v-belt, rantai RS80, sprocket gear RS80, dan besi siku L pada peralatan boiler sebelum pemeliharaan pencegahan diperlihatkan pada Gambar 4.8. Kurva ke-4 komponen konkaf, ini menunjukkan peningkatan laju kerusakan, sehingga tindakan pemeliharaan pencegahan perlu ditingkatkan atau penentuan interval waktu untuk penggantian komponen kritis perlu untuk dijadwalkan. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R t Besi siku L V-belt Rantai RS80 Sproket gear RS80 Gambar 4.8 Keandalan komponen besi siku L, v-belt, rantai RS80, dan sprocket gear RS80 pada peralatan Boiler sebelum pemeliharaan pencegahan Keandalan untuk komponen v-belt, bearing, adaptor, as central FC60, dan plat mild steel pada peralatan stasiun biji sebelum pemeliharaan pencegahan diperlihatkan pada Gambar 4.9. Komponen v-belt dan bearing mempunyai parameter β 1, kurva komponen adaptor, as central FC60 dan plat mild steel berbentuk konkaf, ini menunjukkan peningkatan laju kerusakan, sehingga tindakan pemeliharaan pencegahan perlu ditingkatkan atau penentuan interval waktu untuk penggantian komponen kritis perlu untuk dijadwalkan. 50 0,2 0,4 0,6 0,8 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ea nda la n, R t V-belt Bearing Adaptor As sentral FC60 Plat mild steel Gambar 4.9 Keandalan komponen v-belt, bearing, adaptor, as sentral FC60, dan plat mild steel pada peralatan pada stasiun biji sebelum pemeliharaan pencegahan Keandalan untuk komponen kabel sling baja pada peralatan tracklier sebelum pemeliharaan pencegahan diperlihatkan pada Gambar 4.10. Kurva komponen kabel sling baja berbentuk konkaf, ini menunjukkan peningkatan laju kerusakan, sehingga tindakan pemeliharaan pencegahan perlu ditingkatkan atau penentuan interval waktu untuk penggantian komponen kritis perlu untuk dijadwalkan. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 500 1000 1500 2000 2500 Waktu t, jam K ean d al an , R t Gambar 4.10 Keandalan komponen kabel sling baja pada peralatan tracklier sebelum pemeliharaan pencegahan

4.3. Persediaan Suku Cadang di PKS Kertajaya

Sistem persediaan komponen atau suku cadang yang selama ini dilakukan oleh PKS Kertajaya adalah tidak memiliki konsep persediaan tersendiri dalam 51 menentukan jumlah persediaan suku cadang. Pemesanan dilakukan berdasarkan perkiraan-perkiraan yaitu berdasarkan pada permintaan yang selama ini terjadi. Pengajuan pengadaan persediaan suku cadang diajukan untuk satu tahun, dan dari kantor pusat PTPN VIII, pengajuan dana akan dikeluarkan setiap tiga bulan sekali. Karena pengajuan dana dikeluarkan setiap tiga bulan sekali, maka bagian pengadaan PKS Kertajaya harus mengetahui suku cadang mana yang harus diadakan terlebih dahulu yang sesuai dengan penjadwalan penggantian komponen. Apabila ada suku cadang yang harus diganti pada saat itu, tidak perlu menunda penggantiannya dan tidak akan terjadi breakdown atau kerusakan pada peralatan yang lebih parah. Adakalanya suku cadang yang dibutuhkan sulit dicari, seperti suku cadang untuk generator. Bagian teknisi setiap tahun mengajukan kebutuhan suku cadang untuk peralatan pengolahan kelapa sawit ke kantor pusat PTPN VIII atas persetujuan pada pabrik PKS Kertajaya. Pengajuan tersebut oleh kantor pusat PTPN VIII dikumpulkan dengan kebutuhan suku cadang dari pabrik lainnya yaitu permintaan kebutuhan suku cadang dari 32 pabrik teh dan 19 pabrik pengolahan karet. Pengajuan dana ini tidak bisa langsung dikeluarkan semuanya untuk satu tahun, tetapi pengajuan dana ini dikeluarkan setiap tiga bulan sekali. Setelah pengajuan dana dikeluarkan oleh kantor pusat, bagian teknik baru membeli suku cadang sesuai dengan pengajuannya. Adakalanya pada saat suku cadang dibutuhkan, pengajuan dana belum keluar, sehingga bagian teknik lebih dulu membeli suku cadang tersebut dengan pembayaran setelah pengajuan dana dikeluarkan kantor pusat. Peralatan yang digunakan pada pengolahan kelapa sawit ada yang sudah mengalami penggantian, seperti transfer carriage tahun 1985 diganti pada tahun 2001 dan kemudian kapasitas pabrik bertambah, maka transfer carriage bertambah pada tahun 2008. Fruit over flow conveyor dibuat tahun 1985 kemudian diganti pada tahun 2001. Digester dibuat tahun 1985 kemudian diganti pada tahun 2008. Sterilizer dibuat tahun 1985 kemudian diganti pada tahun 2002. Peralatan pabrik di PKS Kertajaya sudah tua, tetapi masih efisien digunakan dan semua peralatanmesin yang sudah tua ini diganti dengan yang baru secara bertahap. 52 4.4. Tenaga Kerja Pemeliharaan di PKS Kertajaya Sumber daya manusia dalam melakukan pemeliharaan peralatan pabrik di PKS Kertajaya sangat terbatas. Bagian yang khusus melakukan pemeliharaan peralatan hanya berjumlah 84 orang. Pada umumnya mereka adalah lulusan SMA atau STM. Jumlah karyawan Golongan IB-IID sebanyak 51 orang, 28 karyawan Golongan IA, dan 5 karyawan KLM. Bagian pemeliharaan peralatan ditugaskan apabila ada peralatan komponen atau suku cadang yang rusak, serta bila terjadi breakdown mesin. Untuk melakukan pemeliharaan pencegahan seperti pelumasan, dilakukan oleh setiap karyawan di bagian yang bersangkutan. Pengoperasian mesin produksi tidak sembarangan dioperasikan oleh operator, sama halnya dalam melakukan pemeliharaan pencegahan khususnya pelumasan tidak bisa sembarangan dilakukan oleh operator. Pengoperasian mesin produksi dapat karyawan pelajari dengan membaca buku petunjuk pengoperasian mesin produksi yang tersedia di bagian teknik. Selain buku petunjuk pengoperasian mesin, juga ada buku-buku lainnya yang dapat membantu atau menambah informasi bagi karyawan yaitu buku mengenai pemeliharaan mesin. Sesuai dengan peraturan DEPNAKER departemen tenaga kerja bahwa jam kerja seseorang karyawan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya diperhitungkan sebagai jam lembur. Jam kerja bagian teknisi dibagi atas tiga shift setiap harinya yaitu: a. Shift I : jam 06.00 – 14.00 WIB b. Shift II : jam 14.00 – 22.00 WIB c. Shift III : jam 22.00 – 06.00 WIB PKS Kertajaya melakukan training pada semua karyawan yang terlibat dalam pemeliharaan dan perawatan peralatan pabrik pada saat karyawan itu masuk pertama kali ke PKS Kertajaya. Pelatihan dilakukan pada karyawan secara bergantian setahun sekali. Struktur organisasi bagian teknik dapat dilihat di Lampiran 2. Tugas dan tanggung jawab dari asisten teknik adalah sebagai berikut: a. Menentukan suku cadang yang digunakan mesin sesuai dengan standar yang ditetapkan. 53 b. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti seluruh mandor dan karyawan teknik. c. Menjamin bahwa semua aktifitas yang dilakukan oleh pelaksana teknik sesuai dengan prosedur yang telah diimplementasikan sampai efektif. d. Mempersiapkan agenda pertemuan untuk tinjauan manajemen yang berhubungan dengan masalah-masalah teknik. e. Mengajukan permintaan bahan, alat, mesin untuk kepentingan teknik sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. f. Memelihara semua dokumen dan catatan mutu di bagian teknik. g. Menjamin bahwa semua peralatanmesin yang digunakan dalam proses telah siap dioperasikan. h. Merencanakan semua peralatanmesin untuk dipelihara secara rutin. i. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan breakdown maintenance.

V. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN DAN PERSEDIAAN

5.1. Kinerja Pemeliharaan Peralatan Produksi

Untuk mengetahui apakah peralatan atau mesin sudah berjalan efektif dan optimal, maka dilakukan pengukuran kinerja dan efektifitas mesin atau peralatan dengan menggunakan metode overall equipment effectiveness OEE. OEE adalah mengukur total performance dari suatu peralatan dan bagaimana tingkat dukungan dalam suatu proses produksi, atau bagaimana tingkat efektifitas suatu peralatan digunakan dalam suatu proses produksi. Proses produksi tentunya mempunyai losses atau kehilangan kerugian yang mempengaruhinya. Kehilangankerugian tersebut dikelompokkan menjadi Jeong and Philips 2001 : 1. Non scheduled time dalam pengumpulan data disebut sebagai waktu libur di PKS Kertajaya, dimana pabrik tidak melakukan proses produksi, misalnya libur tahun baru, libur hari raya idul fitri dan lain-lain. 2. Scheduled maintenance time adalah waktu yang digunakan untuk perawatan preventif dari peralatan, waktu yang sudah dijadwalkan oleh PKS Kertajaya untuk melakukan pemeliharaan pencegahan. 3. Unscheduled maintenance time adalah waktu yang digunakan untuk pemeliharaan yang tidak terjadwal dan bersifat mendadak yang disebabkan oleh adanya kerusakan alat atau breakdown 4. Work in process WIP starvation time adalah waktu dimana peralatan menganggur ketika tidak ada WIP untuk diproses. 5. Speed loss adalah kerugian waktu karena peralatan beroperasi di bawah kecepatan standar. 6. Quality loss adalah waktu dimana peralatan ini beroperasi di bawah produk- produk berkualitas. 55 Dalam hal pembagian ini dapat dilihat pada Gambar 5.1. Pengelompokkan pada gambar tersebut menggambarkan pengelompokkan untuk pengukuran kinerja pemeliharaan peralatan produksi. Mengukur kinerja pemeliharaan peralatan produksi dan analisa OEE Memperoleh nilai availability Memperoleh nilai performance Memperoleh nilai quality Memperoleh nilai OEE Non scheduled time Scheduled maintenance time Unscheduled maintenance time WIP starvation Speed loss Quality loss Hasil kinerja pemeliharaan peralatan produksi Gambar 5.1 Kinerja pemeliharaan peralatan produksi

5.2. Penentuan Peralatan Produksi yang Paling Kritis

Setelah mengidentifikasi kinerja pemeliharaan peralatan produksi, peralatan tersebut diidentifikasi suku cadang mana yang paling kritis dan bertujuan untuk menentukan severity modus kegagalan dengan mengevaluasi dan merangking tingkat kekritisan dari setiap kegagalan komponen, dengan menggunakan FMEA failure mode and effect analysis. Dalam menentukan severity S diperlukan data waktu rata-rata perbaikan MTTR = mean time to repair yang diperoleh dari data masa lalu dan pengalaman operator. Occurrence O memerlukan data waktu rata- rata antara kegagalan mean time to failure = MTTF yang didapatkan dari data masa lalu. Detection D memerlukan data penyebab terjadinya kegagalan. Penentuan komponen peralatan produksi yang paling kritis ini digambarkan di bawah ini.