Pemurnian Fraksi Etil Asetat

37 perlu, tambahkan lagi pelarut hingga batas permukaan atas ekstrak-celite; dinding kolom diketuk perlahan-lahan dengan sumbat karet sampai permukaan ekstrak-celite merata. Tambahkan pelarut dengan pipet melalui dinding tabung sampai permukaan pelarut berada sekitar 5 cm di atas permukaan ekstrak-celite. Sistim pelarut yang digunakan adalah fase gerak landaian dimulai dengan n-heksana 2,5 L n- heksana:EtOAc dengan perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, 6:4 dan 5:5 masing-masing 1 L dan EtOAc 2,5 L. Tetesan eluat diatur 5 mLmenit dan eluat ditampung dalam wadah botol atau tabung. Eluat dikelompokkan berdasarkan pola bercak kromatografi lapis tipis KLT, dikeringkan dengan penguap putar. Selanjutnya dilakukan uji bioaktivitas yaitu uji kematian larva udang BSLT, uji antiproliferasi sel lestari tumor dan uji fagositosis dengan fraksi EtOAc

c. Pemurnian Fraksi Etil Asetat

Fraksi EtOAc yang dimurnikan adalah fraksi EtOAc yang memberikan nilai penghambatan pertumbuhan PP yang tertinggi terhadap sel HeLa, K-562 dan WEHI 164. Pemurnian fraksi EtOAc dilakukan dengan KCKT fase normal menggunakan instrumen Shimadzu LC 6 AD dan 10 AT VP dengan kolom SHIM Pack CLC Sil 4,6 mm x 15 cm, fase gerak n-heksanaEtOAc, detektor UV λ 254 nm dan laju alir 1 mLmenit. Sejumlah tertentu dari fraksi fraksi B dan C hasil fraksinasi kolom ekstrak EtOAc dilarutkan dalam 10 mL EtOAc dan sebanyak 20 µL larutan contoh disuntikkan pada setiap periode pemisahan KCKT. Penampungan eluat dilakukan secara manual berdasarkan pemunculan puncak yang diperhatikan interes pada layar monitor. Eluat yang diperoleh kemudian dikeringkan selanjutnya dilakukan uji bioaktivitas sebagai antiproliferasi dan fagositosis untuk memperoleh fraksi bioaktif. d. Karakterisasi Kimia Karakterisasi kimia ditentukan berdasarkan data spektroskopi UV, IM dan massa sebagai bahan kajian untuk mengungkapkan struktur kimia fraksi bioaktif terpilih. Karakterisasi kimia yang dilakukan meliputi: 1. Spektrometri UV Data spektrum serapan pada daerah panjang gelombang ultraviolet bermanfaat untuk mengetahui gugus kromofor gugus kovalen tidak jenuh yang bertanggung jawab 38 terhadap serapan elektronik seperti C=C, C=O, NO 2 yang terdapat dalam suatu senyawa Silverstein dan Wester 1995. Serbuk fraksi B-1 dan C-1 dilarutkan dalam metanol, selanjutnya diukur spektrum serapan maksimum pada panjang gelombang 200 sampai 500 nm. 2. Spektrometri Infra merah Fourier Transform Infra Red Data spektrum infra merah bemanfaat untuk mengetahui jenis gugus fungsi yang ada dalam molekul senyawa Williams dan Fleming 1985. Sebanyak 1 mg serbuk fraksi B-1 dan C-1 digerus dengan 200 mg kalium bromida sampai homogen. Selanjutnya serbuk yang telah homogen dimasukkan ke dalam sample pan untuk dibuat reka man spektrum infra merah pada bilangan gelombang 4000 - 500 cm -1 . 3. Spektrum Massa Di dalam spektrometer massa, molekul senyawa ditembak dengan berkas elektron electron impact sebesar 70 ev. Senyawa akan menghasilkan ion molekul dan fragmentasinya yang dipilah berdasarkan nisbah massa terhadap muatan mz. Dari data spektrum massa suatu senyawa dapat diketahui bobot molekul suatu senyawa Silverstein dan Wester 1995. Pengukuran massa senyawa fraksi bioaktif dilakukan dengan instrumen Shimadzu LCMS 2010A yaitu instrumen tandem pasangan Liquid Chromatography LC dan Mass Spectrometer MS. Pada sistem instrumen ini diterapkan sistim kromatografi fase terbalik dengan fase diam yaitu kolom C18 Princeton Omni; 2,0 mm x 15 cm bersifat non polar dibandingkan fase gerak yaitu metanolasam formiat 1:1. Kromatograf ini dilengkapi dengan detektor Photo Diode Array PDA yang dapat memonitor pada panjang gelombang 100-800 nm dan oven. Volume penyuntikkan larutan contoh adalah 5 µL dan laju alir fase gerak sebesar 0,2 mlmenit.

2. Uji Aktivitas Biologik a.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

10 98 130

Ekstraksi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal Willd.) dan Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) dari Desa Curahnongko

0 6 17

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Paku Pyrrosia lanceolata (L.) Farw. terhadap Penghambatan Denaturasi Protein secara In Vitro

15 40 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Skrining, Isolasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bioaktif Jamur Endofit dari Tanaman Kina (Cinchona pubescens Vahl.)

0 31 69

Karakterisasi dan Studi Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Secang (Caesalpinia sappan

1 2 5

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum compactum) terhadap Aeromonas hydrophila secara In Vitro

0 0 58

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

0 0 12

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

1 1 7