Rangkuman data ekstraksi, fraksinasi, pemurnian dengan uji antiproliferasi

64 Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi kimia terhadap fraksi bioaktif terpilih yaitu fraksi B-1 dan C-1. Pada kromatogram fraksi B-1 dengan KCKT Gambar 14 diperoleh satu puncak dengan waktu retensi 46,08 menit yang menunjukkan di dalam fraksi B-1 terdapat satu senyawa yaitu gweikurkulakton struktur 1; Gambar 16, sedangkan kromatogram fraksi C-1 dengan KCKT Gambar 17 menunjukkan senyawa di dalam fraksi C-1 belum terpisah sempurna; terdapat 4 senyawa analog kelompok terpenoid seskuiterpen, diterpen dan triterpen. Sesuai dengan kriteria NCI, hanya senyawa B-1 yang dapat dikatakan aktif karena merupakan senyawa murni dengan nilai IC 50 sebesar 1,64 bpj K-562, 3,34 bpj HeLa dan 3,50 bpj WEHI. Hasil penelitian terhadap penghambatan pertumbuhan sel tumor antara lain dilaporkan oleh Syu et al. 1998 tentang komponen bioaktif kurkuminoid C. zedoaria yaitu bisdemetoksikurkumin IC 50 3,1 bpj, demetoksikurkumin IC 50 3,8 bpj dan kurkumin IC 50 4,4 bpj menghambat pertumbuhan sel OVCAR-3 sel kanker ovarium manusia. Kim et al. 2000 meneliti pemberian fraksi CZ-I-III polisakarida C. zedoaria, pada takaran 6,25 mgkghari menunjukkan penghambatan sebesar 50 pertumbuhan tumor pada mencit yang ditransplantasi dengan sel sarkoma 180. Ekstrak EtOAc rimpang lengkuas merah Alpinia galanga, Zingiberaceae menghambat proliferasi sel HeLa IC 50 96,5 bpj dan sel K -562 IC 50 75 bpj Rusmarilin 2004.

c. Rangkuman data ekstraksi, fraksinasi, pemurnian dengan uji antiproliferasi

Rangkuman perolehan hasil ekstraksi, fraksinasi dan pemurnian ekstrak EtOAc disertai aktivitas antiproliferasi disajikan pada Tabel 7. Hasil rangkaian proses pemurnian fraksi B-1 dan C-1 memberikan jumlah yang semakin kecil, sebaliknya aktivitas antiproliferasi semakin besar. Tabel 7. Perolehan hasil ekstraksi dan hasil uji antiproliferasi dari ekstrak fraksi uji Perolehan ekstrakfraksi Ekstrak Kadar PP sel Proses ~ 1 kg simplisia Fraksi bpj HeLa K-562 WEHI Ekstraksi 7,200 EtOAc 100 25,00 41,33 19,20 Fraksinasi 0,100 B 15 25,20 52,73 42,46 Pemurnian 0,005 B-1 8 65,30 66,20 61,60 Fraksinasi 0,120 C 15 32,03 54,93 49,77 Pemurnian 0,009 C-1 8 62,90 61,10 60,70 65 Aktivitas antiproliferasi fraksi B-1 dan C-1 8 bpj sekitar 2 kali lebih besar terhadap sel HeLa dan 1,2 kali lebih besar terhadap sel K 562 dan WEHI dibandingkan dengan fraksi B dan C 15 bpj. Di dalam ekstrak kasar EtOAc dan hasil fraksinasi fraksi B dan C terdapat kelompok senyawa flavonoid dan terpenoid; masing masing mempunyai aktivitas biologis berbeda sesuai dengan kadar dan sifatnya. Beberapa komponen bioaktif mempunyai efek pleitropik mempunyai beragam efek fisiologis; kombinasi dengan berbagai komponen bioaktif lain akan memberikan efek sinergis Inalci et al. 2005. Pada penelitian ini efek sinergis tersebut ditunjukkan oleh PP dari fraksi B dan C terhadap sel HeLa dan WEHI. Flavonoid dan kurkumin adalah senyawa polifenol bersifat sebagai anti oksidan atau penangkap radikal bebas; sifat ini bermanfaat sebagai pencegah kerusakan jaringan inflamasi maupun kerusakan DNA yang merupakan inisiasi pada proses karsinogenesis Heim et al. 2002. Sugiyanto et al. 2003 melaporkan flavonoid golongan flavon dan flavonol yang diperoleh dari fraksi polar ekstrak etanol daun ngokilo Gynura procumbens memberikan aktivitas penghambatan pertumbuhan terhadap sel mieloma dan Vero. Komponen bioaktif bahan pangan seperti kurkumin, kuersetin, resveratrol, silimarin, diallil sulfida, likopen bermanfaat sebagai kemopreventif primer karsinogenesis Dorai dan Aggrawal 2004. Kurkumin adalah zat warna kuning, terdapat pada berbagai jenis rimpang Curcuma dengan kadar yang bervariasi yaitu sebesar 0,51 C. xanthorrhiza , 0,19 C. mangga dan 0,10 C. zedoaria Sumarny et al. 2006. Senyawa terpenoid menghambat pada tahap post inisiasi karsinogenesis; molekul target senyawa terpenoid antara lain enzim DNA polimerase, COX 2 Cyclo -oxygenase dan protein kinase Marles et al. 1995. Senyawa bioaktif tunggal murni memberikan beberapa keuntungan pada pengembangan obat baru antara lain dapat dilakukan pengulangan percobaan dengan dosis tepat, menelusuri mekanisme kerja dengan molekul target kerja spesifik Inalci et. al. 2005, meneliti hubungan struktur dan aktivitas SAR serta melakukan sintesis atau semi sintesis untuk mengurangi ketergantungan dengan bahan alam Colegate dan Molyneux 1993.

d. Kajian mekanisme kerja sitotoksik seskuiterpen lakton

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

10 98 130

Ekstraksi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal Willd.) dan Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) dari Desa Curahnongko

0 6 17

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Paku Pyrrosia lanceolata (L.) Farw. terhadap Penghambatan Denaturasi Protein secara In Vitro

15 40 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Skrining, Isolasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bioaktif Jamur Endofit dari Tanaman Kina (Cinchona pubescens Vahl.)

0 31 69

Karakterisasi dan Studi Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Secang (Caesalpinia sappan

1 2 5

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga (Amomum compactum) terhadap Aeromonas hydrophila secara In Vitro

0 0 58

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

0 0 12

Uji Aktivitas Antikanker Payudara Kombinasi Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dengan Doksorubisin terhadap Sel Kanker T47D secara In Vitro

1 1 7