17 dan golongan lain Tang dan Eisenbrand 1992. Sebagai obat tradisional, rimpang temu
putih digunakan sebagai stimulans, karminativum, diuretik, antiemetik, antipir etik, antidiare, memperbaiki gangguan pencernaan, mengobati ulser, luka dan penyakit kulit
lainnya De Padua et al. 1999. Penggunaan rimpang temu putih untuk mengobati tumor sering digabung dengan bahan lain seperti temu mangga atau kunir putih, temu lawak,
benalu teh, delima putih, pulosari, sambung nyawa, beluntas dan lainnya sesuai dengan tujuan pengobatan Syukur 2002, Suharmiati et al. 2002.
Beberapa penelitian melaporkan sediaan rimpang temu putih mampu menghambat pertumbuhan sel mieloma, sel karsinoma Priosoeryanto et al. 2001,
menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit yang diinduksi dengan benzoapiren Murwanti et al. 2004. Penelitian komponen bioaktif rimpang temu putih
antara lain analisis komponen minyak atsiri Sudibyo 2000, aktivitas anti bakteri minyak atisri Sunardi et al. 2002, Wilson et al. 2005, aktivitas analgetik dan anti
inflamasi kurkumenol Navarro et al. 2005, Jang et al. 2004, aktivitas antiproliferasi sel OVCAR-3 dari komponen kurkuminoid Syu et al. 1998.
B. Perumusan Masalah
Tumor adalah penyakit yang kompleks, tindakan terapi konvensional seperti pembedahan dan radiasi hanya efektif untuk tumor lokal stadium dini. Pada umumnya
kasus tumor baru diketahui pada saat tumor sudah dalam tahap lanjut disertai adanya penyebaranmetastasis pada organ tubuh lain dan pemberian kemoterapi pada kasus ini
hanya bersifat sebagai terapi penunjang untuk mengurangi penderitaan pasien. Obat anti tumor bekerja pada sel yang sedang aktif sehingga efek samping ditemui pada jaringan
dengan proliferasi tinggi seperti sistim hemopoetik dan gastrointestinal. Sel sistim imun yang rusak akibat obat anti tumor atau radiasi, merupakan peluang terjadinya infeksi
dan pertumbuhan tumor. Pemberian komponen bioaktif tumbuhan yang dapat meningkatkan fungsi sistim imun penderita akan bermanfaat bagi penderita untuk
mengatasi efek samping kemoterapi atau radiasi maupun menghadapi invasi bakteri. Rimpang temu putih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengatasi keluhan penderita
kanker serviks, tetapi belum ada laporan ilmiah tentang aktivitas biologis komponen bioaktif atau metabolit sekunder terhadap sistim imun non spesifik maupun sifat
sitotoksik terhadap sel kanker epitel, kanker darah leukemia dan kanker jaringan ikat
18 fibroblas. Penelitian ini ditujukan untuk menggali potensi aktivitas biologik komponen
bioaktif rimpang temu putih sebagai antiproliferasi maupun sebagai imunomodulator. Untuk memperoleh senyawa bioaktif tersebut maka dilakukan fraksinasi yang
berpedoman hasil uji bioaktivitas bioassay-guided fractionation .
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengekstraksi, fraksinasi dan memurnikan fraksi bioaktif rimpang temu putih 2.
Melakukan karakterisasi kimia fraksi bioaktif terpilih 3.
Menguji secara in vitro aktivitas antiproliferasi pada sel lestari tumor HeLa, K-562 dan WEHI-164 serta aktivitas fagositosis dari fraksi bioaktif
4. Menelaah pengaruh fraksi bioaktif terpilih terhadap jumlah kromosom dan
perubahan morfologi sel lestari tumor HeLa, K-562 da n WEHI-164 5.
Menjelaskan kemungkinan mekanisme kerja komponen bioaktif sebagai substansi antiproliferasi
D. Manfaat