mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Tahap keempat adalah keputusan
pembelian yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen secara akual melakukan pembelian produk. Tahap kelima adalah tahap pasca
pembelian yaitu suatu tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau
ketidakpuasan mereka.
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong 2003, banyak faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, di antaranya faktor budaya, faktor sosial,
pribadi, dan psikologis. Adapun penjelasan dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku
konsumen. Faktor budaya yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial.
2. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil,
keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi konsumen tersebut. 3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup,
kepribadian, dan konsep diri. 4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologi utama, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
2.6. Preferensi Konsumen
Menurut Kotler 2000, preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk barang dan jasa
yang dikonsumsi. Preferansi konsumen menunjukan kesukaan dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat
kepuasan bagi konsumen. Misalnya ada konsumen yang ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga
nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Terdapat banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam
masalah penetapan pilihan, yaitu : 1. Kelengkapan Completeness
Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:
a. A lebih disukai dari pada B b. B lebih disukai dari pada A
c. A dan B sama-sama disukai Dengan posisi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan
diantara dua alternatif. 2. Transivitas Transivity
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B dari pada C, maka ia lebih menyukai A dari pada C.
3. Kontinuitas Continuity Jika seseorang mengatakan “A lebih disukai daripada B” maka situasi yang
mirip dengan A harus lebih disukai dari pada B. Dalam konsep penetapan pilihan tersebut, para ahli mengasumsikan bahwa
dari berbagai macam produk yang ada, konsumen akan memilih produk yang diminati, dapat memaksimumkan kepuasannya, dan tentunya mempunyai
karakteristik yang sesuai dengan penilaian, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, karakteristik produk tersebut akan mempengaruhi preferensi
konsumen.
2.7. Persepsi Konsumen
Sumarwan 2004, menyebutkan bahwa persepsi adalah bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya.
Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tertentu. Dua orang konsumen yang menerima dan
memperhatikan suatu stimulus yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan yang sifatnya sangat individual.
2.8. Artribut Produk