Kemudian, setelah yoghurt dikemas, lakukan proses pembekuan yoghrut. Dan yoghurt siap untuk dikonsumsi.
2.10. Analisis Faktor
Menurut Santoso 2006, analisis faktor factor Analysis termasuk pada interdependence techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun
variabel independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan interrelationship antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu
dengan yang lainnya, sehingga bias dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Sebagai contoh, ada 10 variabel yang
bersifat independen satu dengan yang lain. Dengan analisis faktor, kesepuluh variabel tersebut mungkin bisa diringkas hanya dengan menjadi 3 kumpulan
variabel baru new set variables. Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tetap mencerminkan variabel-variabel aslinya. Secara umum, jumlah
sampel yang dianjurkan untuk analisis faktor berkisar antara 50 sampai 100 sampel.
2.11. Penelitian Terdahulu
Fitriyana 2009 dalam judul penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan
“Fishing Valley” Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen yang
berkunjung ke objek pemancingan Fishing Valley. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari
analisis faktor terbentuk lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor keandalan reliability sebesar 0,514. Faktor kesigapan
responsiveness sebesar 0,649, faktor keyakinan atau jaminan assurance sebesar 0,414, faktor berwujud tangible sebesar 0,655 dan faktor perhatian empathy
sebesar 0,125. Miftah 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Proses
Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restoran Gurih 7, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen restoran
Gurih 7, menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen restotan Gurih 7,
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen restotan Gurih 7. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor reability sebesar 0,698, faktor
responsiveness sebesar 0,611, faktor assurance sebesar 0,742, faktor tangible sebesar 0,697, dan faktor empathy sebesar 0,567.
Handayati 2011 dalam judul penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Rehat Café Bogor. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Rehat Café, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan konsumen Rehat Café, dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Rehat Café. Alat analisis yang digunakan adalah Tabulasi silang, Analisis deskriptif, dan
Analisis faktor. Hasil dari analisis faktor terbentuk delapan faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor kualitas layanan sebesar 10,006,
faktor perhatian sebesar 2,572, faktor keamanan sebesar 1,965, faktor dukungan teknologi informasi jasa sebesar 1,609, faktor mudah dijangkau sebesar 1,388,
faktor kualitas makanan sebesar 1,188, faktor pilihan sebesar 1,070, dan faktor harga sebesar 1,009.
Penelitian mengenai “Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yang telah
disajikan sebelumnya. Perbedaan tersebut terdapat pada objek penelitiannya. Pada penelitian terdahulu di mana yang menjadi objek penelitiannya adalah berupa jasa,
sedangkan pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah barang. Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
faktor kenyamanan, di mana kenyamanan yang dimaksud adalah kenyamanan tempat konsumen mengkonsumsi suatu produk. Seperti halnya adanya perbedaan
antara pembelian produk yang sama contohnya yoghurt di tempat yang berbeda. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Menurut Syamsir 2011, salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai
tambah yoghurt dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan. Ditambah lagi dengan adanya
berbagai manfaat serta kandungan yoghurt. Hal ini menimbulkan sebuah peluang usaha dan kemudian para pelaku usaha pun melirik usaha industri pengolahan
yoghurt. Banyaknya pesaing usaha yoghurt saat ini tentu saja tidak menyurutkan
sang pemilik yoghurt My Healthy dalam menjalankan usahanya. Bahkan dengan adanya kompetitor yang bergerak di bidang industri yang sama akan menjadikan
usaha tersebut semakin berkualitas. Banyak cara atau strategi yang dimiliki dalam menjalankan suatu usaha agar usahanya berada pada tingkat aman. Oleh karena
itu, untuk menghadapi tingkat persaingan dan untuk meraih pangsa pasar selain dengan membuat visi dan misi perusahaan juga diperlukan pengetahuan yang
mendalam mengenai prilaku konsumen dalam pembelian suatu produk khususnya produk yoghurt. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan mengenai
preferensi berupa kebutuhan konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy yang meliputi karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen serta
faktor-faktor yang mempengaruhi para konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Diharapkan dengan berbekal pengetahuan tersebut perusahaan dapat
terus memperbaiki produknya. Hal ini dilakukan agar terdapat keselarasan antara apa yang diinginkan konsumen dengan yang akan diberikan oleh produsen.
Berdasarkan hal tersebut perusahaan dapat menentukan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan agar mampu bersaing dan mempertahankan pangsa
pasarnya melalui penelitian preferensi konsumen ini. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.