merupakan flute yang biasa terdapat pada karton gelombang yang lebih tipis dengan tinggi flute berkisar antara 0,3 sampai 1,8 mm ICG, 2003. Di Indonesia
jenis flute yang lazim digunakan adalah flute jenis B, C dan E. Proses pembuatan karton gelombang dilakukan pada mesin yang disebut
corrugator . Suatu lini mesin corrugator yang modern mampu menghasilkan
karton gelombang dengan kecepatan 1000 ftmenit.
2.4 Sistem Pemrosesan Pesanan
Pemrosesan pesanan adalah suatu aktivitas pertukaran informasi yang dibutuhkan di antara para anggota dari suatu rantai pasok supply chain yang
terlibat dalam distribusi atau jual beli suatu produk. Aktivitas utama dari manajemen pemesanan adalah meneliti dan menentukan kualifikasi dari setiap
pesanan yang masuk Bowersox et al. 2002. Sistem pemrosesan pesanan merupakan salah satu bagian penting dari
sistem logistik. Pesanan yang datang dari konsumen akan menggerakkan seluruh bagian dalam perusahaan untuk dapat memenuhi pesanan tersebut dalam waktu
yang tepat dengan spesifikasi dan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk bisa memenuhi permintaan konsumen, dibutuhkan suatu sistem
komunikasi dan informasi yang efisien. Sistem informasi dan pemrosesan pesanan yang efisien memainkan peranan penting dalam upaya memenuhi dan
melayani kebutuhan konsumen dengan biaya yang kompetitif. Menurut Stock dan Lambert 2001, siklus proses pemesanan dimulai
sejak diberikannya pesanan order dan berakhir ketika diterimanya pesanan oleh konsumen. Siklus pemesanan terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1 persiapan dan
penawaran pesanan, 2 Penerimaan dan input pesanan, 3 pemrosesan pesanan, 4 pengambilan dan pengepakan di gudang, 5 pengiriman pesanan, dan 6
penerimaan dan pembongkaran unloading pesanan oleh konsumen Gambar 2. Ketika suatu perusahaan menerima pesanan dan menginputnya ke dalam
sistem pemrosesan pesanan, sistem harus mampu membuat beberapa pengecekan untuk menentukan : 1 apakah produk yang diminta tersedia dalam jumlah yang
dipesan, 2 apakah batas kredit konsumen mencukupi untuk sejumlah pesanan
yang diminta, dan 3 apakah jadwal produksi memungkinkan untuk memenuhi pesanan, jika inventory tidak tersedia.
Siklus pemrosesan dan pengiriman pesanan konsumen juga merupakan faktor yang menentukan performansi dari proses distribusi pemasaran. Bowersox
et al. 2002 menyatakan performansi proses distribusi pemasaran ditentukan oleh
aktivitas-aktivitas : 1 penyampaian pesanan order trasmission, 2 pemrosesan pesanan order processing, 3 seleksi pesanan order selection, 4 pemrosesan
pesanan, dan 5 pengiriman pesanan.
Pesanan Konsumen
Penerimaan oleh konsumen
Transportasi pesanan
konsumen
Penempatan pesanan
Inventory yang tersedia
Cek batas kredit
Jadwal produksi Back Order
File persediaan
Produksi Proses
Pesanan Invoice
Dokumentasi pengiriman
Pegambilan dari gudang
Jadwal transportasi
pengiriman Memasukkan
pesanan konsumen
Gambar 2 Siklus Proses Pemesanan Stock dan Lambert, 2001
Autri et al. 2008 dalam penelitiannya yang merumuskan suatu taxonomi dari strategi logistik mengklasifikasikan sistem pemrosesan pesanan menjadi:
pengecekan kredit credit checking, penomoran pelabelan pesanan, pengecekan pesanan secara internal order checking, menginput order order entry,
pelaksanaan pesanan order pickingassembly dan pengepakan pesanan untuk dikirim palletization.
Dari uraian dan gambaran mengenai aktivitas-aktivitas proses pemesanan di atas dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaannya, proses pemesanan tidak bisa
dipisahkan dengan bagian lain yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dari
Gambar 1 terlihat bahwa agar bisa memproses suatu pesanan yang masuk, perlu adanya informasi dan jaminan mengenai ketersediaan bahan baku dan
kemampuan memenuhi jadwal produksi yang merupakan wewenang bagian produksi. Di sisi lain, agar perusahaan mampu memproses pesanan yang masuk,
perlu adanya informasi dan jaminan dari bagian keuangan mengenai batas kredit modal kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan tersebut. Proses
pengiriman pesanan yang merupakan bagian dari aktivitas pemrosesan pesanan juga tidak bisa dilepaskan dari peran bagian produksi serta bagian-bagian lain
dalam perusahaan yang menjamin pesanan dapat dikirimkan pada waktunya. Hal ini menyebabkan perlu adanya suatu sistem pemrosesan pesanan yang handal dan
dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Sistem pemrosesan pesanan tidak bisa terlepas dari karakteristik dan tipe
industri dimana sistem pemrosesan pesanan tersebut diimplementasikan. Secara umum, terdapat dua kelompok utama dalam suatu sistem manufaktur, yaitu sistem
manufaktur yang berbasiskan pesanan make-to-orderMTO dan sistem manufaktur yang berbasiskan stok atau persediaan make-to-stockMTS.
Kingsman 1996 menjelaskan bahwa perbedaan utama antara kedua kelompok perusahaan manufaktur tersebut terletak pada waktu penerimaan pesanan dan
waktu produksi dilakukan. Pada perusahaan MTS, produksi sudah selesai dilakukan ketika permintaan dari konsumen datang dan permintaan konsumen
tersebut dipenuhi dari stok yang tersedia. Pada perusahaan MTO, pesanan tidak bisa diketahui kapan waktu kedatangannya, dan seringkali produksi baru
dilakukan setelah pesanan datang. Hal ini membuat perusahaan MTO memiliki karakteristik pemrosesan pesanan yang sedikit berbeda dengan perusahaan MTS.
Pada perusahaan MTO, setiap pesanan yang masuk tidak bisa langsung dipenuhi seperti pada perusahaan MTS, melainkan memerlukan penelaahan atau evaluasi
lebih lanjut apakah pesanan tersebut akan dipenuhi dan perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhinya.
2.5 Model Operasional Pada Industri Make to Order dan Mass Customization
Industri atau perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan MTO merupakan jenis sistem produksi yang telah lama ada. Berbagai produk