Sistem Pemrosesan Pesanan Rancang bangun model proses penerimaan pesanan pada industri kemasan karton
proses adaptasi untuk diaplikasikandikembangkan pada suatu industri. Kekurangan lainnya adalah bahwa model ini terlalu menekankan pada aktivitas
manufaktur setelah order diterima dan tidak ada suatu prosedur untuk mengevaluasi dan menguji kelayakan order yang akan diproduksi. Model juga
tidak menguraikan bagaimana cara mengorganisasikan order yang cukup bervariasi sehingga bisa menimbulkan kesulitan dalam proses penjadwalan dan
pengaturan sumberdaya untuk proses produksinya.
Buat Pesanan Perintah pelaksanaan
pesanan release production order
Pelaksanaan pengerjaan
Pesanan Menutup
mengakhiri pesanan
Rencana pesanan
Info kendala waktu
Info BOM
Info urutan
proses Info material
kapasitas Kendala
biaya Status
update kejadian
Perintah jadwal
ulangWIP Status
update kejadian
Pesanan selesai Pesanan yg
telah diproses
Pesanan yg akan
diproduksi Pesanan
yg dikerjakan
Gambar 3 Model Referensi Operasi Manufaktur Pada Perusahaan MTO Olvera, 2009.
Egri et al. 2004 mengusulkan model sistem produksi yang terdiri dari dua tahapan, yaitu tahap perencanaan produksi dan tahap penjadwalan pada
industri manufaktur MTO. Pada model ini setiap order produk dianggap sebagai suatu proyek, di mana setiap proyek memiliki batas waktu kapan harus mulai dan
selesai. Setiap order pekerjaan memerlukan satu atau lebih sumberdaya, akan tetapi intensitas pelaksanaan aktivitas bisa bervariasi sepanjang waktu dan
pelaksanaan suatu aktivitas dapat disisipi aktivitas lain preemptive. Input dari tahap perencanaan produksi adalah daftar pesanan pelanggan
dalam bentuk master production schedule MPS, BOM, routing urutan proses, waktu proses dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk setiap operasi, dan jadwal
detail ketersediaan sumberdaya. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah rencana produksi mingguan, rencana kebutuhan kapasitas mingguan dan rencana
kebutuhan material tiap minggu. Pada tahap penjadwalan dilakukan penjabaran rencana produksi menjadi jadwal detail yang siap dilaksanakan. Jadwal ini harus
mampu menentukan urutan operasi dan alokasi sumberdaya dengan mempertimbangkan keterbatasan teknologi, kecepatan dan kapasitas.
Model Egri et al. 2004 secara lebih detil menjelaskan bagaimana setiap tahapan dapat dijalankan dan pendekatan metode yang digunakan untuk setiap
aktivitas. Sayangnya model ini juga memulai tahapan sistem produksi dari daftar pesanan yang sudah tersusun dalam bentuk MPS tanpa menjelaskan bagaimana
MPS tersebut bisa terbentuk. Hal ini membuat model sistem produksi MTO yang dibuat tidak terlalu berbeda dari segi struktur, urutan aktivitas maupun aliran
informasinya. Ciri sistem MTO mungkin hanya bisa diidentifikasi dari horizon waktu perencanaan dan penjadwalan yang lebih pendek dibandingkan sistem
MTS dan adanya proses penentuan routing urutan proses untuk setiap order yang diterima.
McCarthy et al. 2003 mengemukakan suatu konsep model operasi untuk industri dengan karakteristik MC Gambar 4. Model ini menjelaskan bahwa
terdapat enam proses operasi yang mendasar untuk industri dengan karakteristik MC, yaitu :
1. Penerimaan pesanan dan koordinasi Ini meliputi kegiatan mengelola komunikasi dengan konsumen, menerima
dan menterjemahkan keinginan konsumen, menemukan solusi produk dan membuat detail pesanan untuk konsumen.
2. Perancangan dan pengembangan produk Kegiatan ini mencakup proses perancangan produk dan menyesuaikan dengan
standar internal maupun eksternal yang berlaku untuk produk tersebut. 3. Validasi produk dan rekayasa manufaktur
Yakni mengkonfirmasi kemampuan manufaktur untuk desain yang dibuat dan menterjemahkan desain tersebut menjadi serangkaian proses dan aturan
manufaktur. Tahap ini mencakup pembuatan daftar bahan bakuBOM untuk produk customized dan mengeluarkan urutan dan instruksi proses produksi
4. Manajemen Pemenuhan Pesanan Mengelola pesanan dan rantai pasoknya, melakukan koordinasi proses,
menginformasikan kapan pesanan dapat diselesaikan dan mengontrol aktivitas pemenuhan pesanan.
5. Realisasi pemenuhan pelaksanaan pesanan Melaksanakan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan
pesanan, termasuk aktivitas pemasok, proses manufaktur internal dan aktivitas pengiriman.
6. Proses setelah pesanan selesai Aktivitas yang dilakukan setelah pesanan dikirimkan, mencakup service dan
pemeliharaan, menerima klaim, memberikan petunjuk teknis dan sebagainya.
Penerimaan Pesanan koordinasi
Dengan konsumen Perancangan
pengembangan produk
Post order process
Manajemen Pemenuhan
pelaksanaan pesanan
Validasi produk Rekayasa
manufaktur Realisasi
pemenuhan pelaksanaan
pesanan Konsumen
Bahan baku
Gambar 4 Model Operasional pada Sistem Produksi Mass Customization MacCharty et al. 2003.
Soman et al 2004 menyatakan bahwa issue operasional yang penting
bagi perusahaan MTO adalah perencanaan kapasitas, penerimaan atau penolakan pesanan dan kemampuan untuk memenuhi batas waktu pengiriman pesanan due-
date .
Menurut Stevenson et al. 2005 terdapat beberapa kriteria yang dibutuhkan bagi sistem perencanaan dan pengendalian produksi pada industri
berbasis MTO, yaitu :