Sistem Penunjang Keputusan Sistem Penunjang Keputusan Cerdas
Marimin 2005 menguraikan tahapan-tahapan dalam pembentukan sistem pakar adalah sebagai berikut : 1 identifikasi masalah, 2 mencari sumber
pengetahuan, 3 akuisisi pengetahuan, 4 representasi pengetahuan, 5 pengembangan mesin inferensi, 6 implementasi, dan 7 pengujian.
Sistem pakar terdiri dari beberapa komponen-komponen yang menyusunnya, yaitu : 1 Fasilitas akuisisi penembahan pengetahuan, 2 basis
pengetahuan knowledge based system, 3 mesin inferensi inference engine, 4 faisilitas untuk penjelasan dan justifikasi, dan 5 penghubung antara pengguna dan
sistem pakar user interface. Sumber pengetahuan yang berasal dari para pakar perlu memenuhi
beberapa kriteria tertentu tentang yang dimaksud dengan ahli pakar. Menurut Marimin 2005, ahli bisa berupa praktisi atau ilmuwan. Praktisi adalah orang
yang bekerja dan berpengalaman dalam bidang tertentu, sedangkan ilmuwan adalah orang yang mempelajari dan mendalamai suatu pengetahuan lewat jalur
formal akademis. Beberapa alat untuk representasi pengetahuan yang diperoleh dari para
pakar atau sumber lainnya seperti literatur atau bacaan adalah : 1 Ekspresi logika, 2 jaringan semantik, 3 kaidah produksi, 4 frame, 5 obyek-atribut nilai, 6
script, 7 jaringan neural, 8 representasi fuzzy, 9 tabel keputusan, dan 10 pohon keputusan Marimin, 2005 ; Turban et al, 2005.
Pohon keputusan decision tree merupakan salah satu alat representasi pengetahuan yang sering digunakan pada sistem pakar. Solusi pada pohon
keputusan dihasilkan dari serangkaian solusi yang mungkin melalui serangkaian keputusan atau pertanyaan yang akan memangkas mengurangi area pencarian
solusi. Masalah yang sesuai menggunakan pohon keputusan adalah masalah yang telah menyediakan jawaban untuk masalah tersebut dari satu set atau beberapa
alternatif jawaban yang mungkin Giarratano dan Riley, 2005. Pohon keputusan terdiri dari sejumlah simpul nodes dan cabang branch
yang menghubungkan simpul orang tua parents ke simpul anak child dari bagian atas sampai bagian bawah dari pohon keputusan. Simpul paling atas
disebut juga sebagai akar roots. Akar tidak memiliki parents, sedangkan setiap simpul yang di bawahnya hanya memiliki satu parent. Simpul paling bawah yang
tidak memiliki anak disebut sebagai simpul daun leaf. Simpul daun merepresentasikan semua solusi keputusan yang diturunkan melalui pohon
keputusan. Secara umum pohon keputusan menggunakan beberapa kriteria untuk memilih mana cabang yang akan dilalui sehingga nantinya hanya terpilih satu
cabang yang menghasilkan keputusan Giarratano dan Riley, 2005. Teknik penalaran untuk membangun suatu pohon keputusan dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1 Penalaran maju forward chaining dan 2 penalaran mundur backward reasoning Kusumadewi, 2003 ; Marimin, 2005.
Pohon keputusan kemudian dapat dikonversi menjadi serangkaian aturan rules yang direpresentasikan oleh jalur path yang berbeda-beda pada pohon
keputusan. Aturan yang dihasilkan dari pohon keputusan selanjutnya digunakan sebagai basis pengetahuan yang diperlukan pada sistem pakar.
Attar 2005 menyebutkan bahwa representasi pengetahuan menggunakan pohon keputusan memiliki beberapa kelebihan sebagai berkut : 1 bersifat kompak
dengan tampilan grafis yang mudah dipahami dan diimplementasikan, 2 proses penalaran inference melalui pohon keputusan lebih cepat daripada inferensi
langung dari aturan-aturan karena tidak membutuhkan proses pencarian yang rumit, dan 3 strategi penalaran yang kompleks jauh lebih mudah untuk
diimplementasikan dengan menggunakan pohon keputusan dibandingkan menggunakan teknik lainnya.