Tabel 16. Jumlah dan Persentase Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Melihat Merek
Sikap Sebelum
Sesudah ∑
∑ Tinggi 11
27.5 12
30 Sedang 29
72.5 28
70 Rendah 0
Total 40 100
40 100
Persepsi yang baik terhadap desain visual dari merek beras organik SAE, memberikan kecenderungan bagi para konsumen untuk memiliki sikap yang baik
pula. Hubungan antara persepsi responden dengan sikap responden ini diuji dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Pengujian ini dilakukan untuk
dapat melihat apakah persepsi berbeda yang ditunjukkan oleh responden terhadap merek, juga diikuti perbedaan sikap dari responden terhadap produk.
Tabel 17 merupakan tabel silang yang menunjukkan hubungan antara sikap dengan persepsi responden terhadap merek. Sikap yang digunakan pada tabulasi
silang ini ialah sikap responden setelah melihat merek. Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat, bahwa terdapat 23 orang responden dengan persepsi sedang dan juga
memiliki sikap yang sedang, dan enam orang responden dengan persepsi sedang memiliki sikap yang tinggi. Responden dengan persepsi baik dan sikap yang
sedang berjumlah lima orang dan terdapat enam orang responden dengan persepsi baik dan juga sikap yang tinggi.
Sikap yang ditunjukkan oleh responden sejalan dengan persepsi yang mereka berikan sebelumnya terhadap merek. Persepsi yang baik terhadap merek
cenderung membuat responden memiliki sikap positif terhadap produk. Merek dalam hal ini bisa menjadi suatu nilai tambah tersendiri bagi suatu produk.
Dengan adanya suatu merek, kualitas dari suatu produk akan lebih terjamin, ditambah lagi produk yang dijual merupakan produk beras organik.
Ket : angka dalam kurung menunjukkan persentase
Orang-orang saat ini mulai beralih untuk mengonsumsi beras organik dikarenakan alasan kesehatan dan kandungan gizi. Beras organik dianggap aman
dan tidak akan menimbulkan efek samping di kemudian hari. Untuk mendapatkan produk beras organik asli salah satu jaminannya ialah dengan terdapatnya merek
pada produk tersebut. Uji korelasi dengan menggunakan Rank Spearman menunjukkan nilai
signifikansi yang diperoleh ialah sebesar 0.038. Nilai yang diperoleh tersebut lebih kecil dari 0.05 0.0380.05 hal ini menunjukkan ada hubungan sangat
signifikan antara persepsi terhadap merek dengan sikap responden terhadap produk. Hasil perolehan nilai yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima. Bahwa merek memiliki hubungan dengan sikap konsumen.
Merek yang mudah dipahami, menarik, dan memiliki nilai eksklusifitas yang tinggi cenderung akan mendapatkan penilaian yang baik dan juga mendapat
perhatian dari konsumen. Dengan penialain positif tersebut akan sejalan dengan sikap yang ditunjukkan oleh konsumen. SAE sebagi merek dari suatu produk
beras organik cukup mudah diingat. Selain merupakan kependekan dari sehat aman enak, SAE dalam bahasa daerah sunda berarti bagus. Pengambilan nama
SAE tersebut juga memang dilatarbelakangi oleh produsen beras SAE yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor.
Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan Persepsi Responden Terhadap Merek
Persepsi terhadap Merek Sikap
Total Sedang
Tinggi Sedang
23 79.3 6 20.7
29 100 Baik
5 45.5 6 54.5
11 100 Total
28 70 12 30
40 100
6.4. Leaflet dan Hubungannya dengan Pengetahuan Responden
Pengetahuan dari responden ini dikategorikan ke dalam tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Jumlah pernyataan untuk mengukur pengetahuan ini
berjumlah dua belas pernyataan, dengan masing-masing jawaban memiliki skor maksimal 4 dan minimal 1. Sehingga nilai maksimal yang dapat diperoleh oleh
responden adalah 56 dan nilai minimalnya adalah 12. Hasil yang di peroleh ialah sebagai berikut :
Tabel 18. Jumlah dan Persentase Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Produk Beras Organik
Pengetahuan Sebelum
Sesudah ∑
∑ Tinggi 31
77.5 34
85 Sedang 9
22.5 6
15 Rendah 0
Total 40 100
40 100
Pada Tabel 18 nampak adanya peningkatan jumlah reponden pada tingkat pengetahuan tinggi sebanyak tiga orang responden. Walaupun keadaan awal
mayoritas responden telah menunjukkan tingkat pengetahuan tinggi, namun adanya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan
melalui leaflet ini cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden. Hal ini diperkuat dengan uji statistik yang sebelumnya telah dilakukan dimana
perubahan yang terjadi menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Pengetahuan dari responden ini diuji secara komputerisasi, apakah
berhubungan dengan persepsi responden terhadap leaflet ataukah tidak, hasil dari uji Rank Spearman ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi
responden terhadap leaflet dengan tingkat pengetahuan responden. Nilai signifikansi yang diperoleh ialah sebesar 0.719 0.7190.05 nilai ini lebih besar
dari 0.05 yang berarti tidak adanya hubungan. Dari hasil uji statistik tersebut dapat
disimpulkan, bahwa hipotesis Ho diterima, dan H1 di tolak. Persepsi responden terhadap leaflet tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan responden.
Persepsi yang ditunjukkan oleh responden terhadap leaflet ternyata tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap perubahan pengetahuan responden.
Leaflet merupakan lembaran kertas yang berisi berbagai macam informasi. Ketertarikan yang ditunjukkan responden terhadap leaflet tersebut belum tentu
diikuti oleh tindakan nyata untuk membaca dengan seksama isi atau informasi yang ada dalam leaflet tersebut. Persepsi yang ditunjukkan oleh responden itu bisa
saja hanya sebagai bentuk penilaian responden terhadap desail visual dari leaflet, sehingga tidak ada hubungan dengan pengetahuan responden.
Informasi yang berjumlah cukup banyak mengharuskan pembacanya memiliki waktu yang cukup untuk membaca semua isi dari leaflet tersebut.
Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pembaca juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tidak terdapatnya hubungan antara persepsi pembaca
dengan tingkat pengetahuan mereka. Walaupun responden memiliki penilaian positif terhadap leaflet tersebut namun jika responden tidak mencermati isi dari
pada leaflet, maka tingkat pengetahuan responden mungkin tidak akan berubah. Tidak adanya hubungan antara persepsi responden terhadap leaflet juga
dapat dipengaruhi oleh karakteristik responden, pengalaman responden berinterkasi dengan produk, pemahaman responden terhadap gizi, pemahaman
responden terhadap kesehatan, dan motivasi responden dalam melakukan pembelian produk makanan seperti yang sudah dijelaskan pada bab IV. Mayoritas
responden pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi, sehingga setidaknya sedikit banyak mereka telah mengetahui informasi-informasi
umum terkait dengan produk pertanian organik. Hal ini diperkuat dengan pengalaman responden yang pernah berinteraksi
langsung dengan produk pertanian organik. Pengalaman responden berinteraksi langsung dengan produk tentunya akan memberikan pengetahuan yang lebih
dipercaya oleh responden karena mereka telah merasakannya secara langsung dan bukan sekedar informasi. Kandungan gizi dan aspek kesehatan juga bukan
merupakan hal baru bagi responden, karena mayoritas responden mengaku paham akan aspek kesehatan dan gizi ini. Hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi