Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1. Lembaga Pertanian Sehat

Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang memiliki dasar pemikiran bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dalam konteks pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan. Salah satu kegiatan dari Lembaga Pertanian Sehat ini ialah membantu petani dan kelompok tani dalam hal pemasaran produk pertanian yang mereka hasilkan. Harapan yang ingin dicapai oleh lembaga ini bagi kepentingan petani ialah agar menjadi lembaga yang dapat membangun kemandirian dan kesejahteraan petani, serta dapat memberi manfaat secara lagsung maupun tidak langsung kepada petani maupun masyarakat secara umum. Produk-produk dari LPS ini diantaranya “vitura virexi” yaitu suatu penemuan teknologi agen hayati untuk pengendalian ulat, produk lainnya ialah “PASTI” yang merupakan insektisida berbahan baku nabati yang diramu dari bahan-bahan alami dan berasal dari bahan baku lokal, yang efektif untuk mengendalikan berbagai macam hama tanaman. Produk lainnya benih padi cap petani, pupuk kompos dan lain-lain. Produk LPS pada penelitian ini ialah beras SAE. Beras SAE ini merupakan beras organik yang diproduksi dengan teknologi ramah lingkungan. Beras Organik SAE ini merupakan salah satu jenis beras yang di produksi oleh kelompok tani silih asih yang berlokasi di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy. Kelompok tani ini dipimpin oleh H. Dzakaria. Dalam pemasarannya Kelompok Tani Silih Asih ini dibantu oleh LPS. Melalui pengujian bebas residu pestisida secara rutin dari BPLP lab. Residu Bahan Agrokimia, beras SAE sudah mendapat ijin perdagangan dan merek yang terdaftar. Kata SAE merupakan kependekan dari “Sehat Aman Enak” nama SAE itu sendiri pemberian dari LPS, yang merupakan hasil kesepakatan dengan Kelompok Tani Silih Asih sebagai produsen dari produk ini. Salah satu cara yang digunakan oleh LPS dalam membantu proses pemasaran produk beras organik SAE ini ialah melalui promosi penjualan. Promosi penjualan yang dilakukan oleh LPS ini ialah dengan pemberian merek yaitu SAE dan juga pembuatan leaflet untuk produk beras ini. Pemberian merek dan juga pembuatan leaflet ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan konsumen untuk mengonsumsi produk beras organik SAE. Sampai saat ini konsumen dari produk beras organik ini masih terbatas dikalangan tertentu khususnya di wilayah Jabotabek. Namun LPS terus berupaya untuk memperluas jaringan pemasaran dari produk ini. Beras organik SAE saat ini dijual dalam kemasan 5 Kg. Harga dari produk beras organik ini per tanggal 20 Desember 2011 ialah 9500kg. Harga satu kantong beras ini dengan ukuran 5 kg ialah Rp 47.500,00. Harga tersbut tidaklah terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan beras organik lain yang ada dipasaran.

4.2. Karakteristik Responden, Interaksi Responden dengan Produk, dan

Tingkat Pemahaman dan Motivasi Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi usia, pendidikan, dan jumlah alokasi uang untuk makanan rata-ratakapitahari. Usia responden berkisar antara 26 sampai 65 tahun. Mayoritas responden merupakan perempuan yaitu sebanyak 36 responden, dan sisanya barulah berjenis kelamin pria. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian beras dalam suatu rumah tangga didominasi oleh perempuan. Tingkat pendidikan dan Pengeluaran belanja makanan responden per kapita per hari ditunjukkan oleh Tabel 1. Tingkat pendidikan responden tergolong cukup tinggi dengan mayoritas responden 45 lulusan SLTA, dan 40 persen merupakan lulusan S1 atau sarjana. Pengeluaran responden untuk belanja makanan per kapita per hari penyebarannya cukup rata, sebanyak 32,5 persen pengeluarannya 20-30 ribu rupiah dan 30 persen responden pengeluarannya 30-40 ribu rupiah. Jumlah pengeluaran responden ini bisa dikatakan cukup tinggi, karena tidak ada responden yang pengeluarannya dibawah sepuluh ribu rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki relatif cukup uang untuk membeli makanan.