dikembangkan dengan bahan-bahan organik dan 15 persen pada pola tanaman yang menggunakan bahan kimiapestisida.
2
Beras organik merupakan salah satu contoh dari produk pertanian organik. Beras organik merupakan beras yang bebas dari zat-zat kimia berbahaya. Hal ini
berarti dalam proses produksinya tidak menggunakan pestisida kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Beras organik ini tumbuh secara natural. Harga dari
beras organik rata-rata lebih tinggi dari harga beras biasa
3
.
1.1.7. Persepsi
Rakhmat dalam Nuh 2004 mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli.
Menurut Mulyana 2004, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan
dari lingkungan kita. Proses internal ini mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti dari komunikasi sedangkan penafsiran adalah inti dari persepsi yang
identik dengan penyandian balik dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi karena jika persepsi individu tidak akurat, individu tidak mungkin
berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan individu memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Persepsi seseorang akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh orang tersebut, termasuk dalam memutuskan untuk melakukan suatu pembelian.
Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan di ambil dalam membeli produk. Menurut Schiffman
dan Kanuk dalam Wahyuni 2008 , mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
2
Diakses dari http:www.purefood.orgorganicshealthier101101.cfm pada tanggal 2 Januari 2012
3
Diakses dari http:www.greenplanet.com www.organicfacts.net pada tanggal 2 Januari 2012
Menurut Kasali dalam Hakim 2010, terjadinya persepsi pada diri individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu latar belakang budaya,
pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, dan berita-berita yang berkembang. Latar belakang budaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses
terjadinya persepsi pada diri individu salah satunya ialah kepercayaan. Kepercayaan merupakan anggapan subyektif bahwa suatu objek atau peristiwa
punya cirri atau nilai tertentu, dengan ataupun tanpa bukti. Pemahaman terhadap suatu hal juga tidak terlepas dari pengaruh latar belakang pendidikan dan
berkembangnya pola piker kearah yang lebih maju atau modern. Pengalaman masa lalu ialah pengalaman seseorang tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang telah diterima sebelumnya. Hal berikutnya
yang mempengaruhi pembentkan persepsi ialah nilai-nilai yang dianut. Nilai yang dianut terbentuk karena adanya pengharapan, serta motif seseorang yang
cenderung untuk menerima sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan, kekuatan kebutuhan, dan besarnya kecenderungan untuk mengabaikan stimuli yang tidak
berhubungan di lingkungannya. Berita-berita yang berkembang merupakan salah satu bentuk rangsangan
yang menarik perhatian khalayak. Melalui berita-berita yang berkembang ini dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi pada benak khalayak. Persepsi baik