Aspek Efisiensi Produksi Pembahasan .1 Aspek Produksi

4.2.4 Aspek Efisiensi Produksi

Rasio RC analisis kelayakan usaha terbaik didapat pada perlakuan padat penebaran 4 ekorliter, dengan nilai 1,74 Gambar 16. Nilai ini berarti dengan mengeluarkan Rp. 1,- pada proses produksi biaya total produksi dapat menghasilkan Rp. 1,74 pada penerimaan. Nilai ini juga menunjukkan secara efisiensi ekonomi perlakuan padat penebaran yang terbaik adalah perlakuan 4 ekorliter Lampiran 14, dan Lampiran 15. Efisiensi produksi dalam produksi ikan maanvis menggunakan budidaya sistem resirkulasi masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan padat penebaran. Peningkatan padat penebaran masih dapat dilakukan mengingat daya dukung wadah yang masih menunjang jika dilihat dari paramater kualitas air yang masih berada pada kisaran optimum bagi pemeliharaan ikan dan proses nitrifikasi di dalam wadah resirkulasi. Permasalahan dengan terjadinya serangan saprolegniasis dapat diatasi dengan meningkatkan biosecurity serta menjaga kondisi suhu tetap konstan selama pemeliharaan. Pengaruh penurunan kualitas ikan maanvis pada peningkatan pedat penebaran dapat dikesampingkan, mengingat pada proses penjualan ikan maanvis di pasaran lokal hanya berdasarkan panjang tubuh tampa melihat perbandingan antara tinggi badan TB dengan panjang standar PS. Sedangkan untuk mengurangi luka yang terjadi pada peningkatan padat penebaran dapat diatasi dengan lebih meningkatkan parameter kualitas air.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Nilai produksi terbaik ikan maanvis yang dipelihara di dalam sistem resirkulasi diperoleh pada perlakuan padat tebar 4 ekorliter yang memiliki efesiensi produksi terbaik dengan nilai rasio RC 1,74.

5.2 Saran

Kegiatan produksi ikan maanvis sebaiknya dilakukan dengan menggunakan wadah sistem resirkulasi agar dapat meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengetahui batasan peningkatan padat penebaran ikan maanvis yang dipelihara di dalam sistem resirkulasi.