Aspek Kualitas Ikan Maanvis

4.2.3 Aspek Kualitas Ikan Maanvis

Kualitas ikan maanvis dalam penelitian ini diukur dari dua parameter yaitu bentuk tubuh dan kualitas sirip. Pengukuran bentuk tubuh ikan maanvis berdasarkan rasio antara tinggi badan tubuh TB dengan panjang standar PS. pada akhir pemeliharaan memberikan hasil terbaik rasio TBPS adalah pada perlakuan padat tebar 1 ekorliter dengan nilai 0,93. Nilai perbandingan ini semakin menurun seiring peningkatan padat penebaran. Berdasarkan hasil rasio TBPS maka diketahui padat penebaran yang berpenaruh terhadap nilai rasio tersebut. Penurunan rasio ini disebabkan oleh kondisi ruang gerak yang semakin sempit seiring dengan peningkatan padat penebaran dan pertumbuhan ikan. Kondisi stres pada ikan diduga juga menjadi penyebab ikan tidak tumbuh dengan performa optimum dari segi kualitas. Kualitas sirip ikan semakin menurun seiring dengan peningkatan padat penebaran. Kualitas sirip terbaik tercapai pada perlakuan padat tebar 1 ekorliter dengan nilai kualitas sirip 97 Gambar 15. Nilai persentase kualitas sirip semakin menurun dengan meningkatnya padat penebaran. Kerusakan pada sirip disebabkan oleh perilaku ikan yang saling menggigit satu sama lain karena sifat ikan maanvis yang teritorial. Sifat teritorial ini membuat ikan melindungi wilayahnya dari ikan lain. Ruang gerak ikan semakin sempit dengan meningkatnya padat penebaran dan pertumbuhan ikan membuat kemunkinan terjadinya luka semakin meningkat. Penurunan kualitas air seiring peningkatan padat penebaran juga memicu penurunan kualitas sirip. Kualitas air yang menurun akan meningkatkan kemungkinan serangan saprolegniasis pada bagian tubuh ikan yang luka. George et al. 1998 melaporkan bahwa serangan saprolegniasis sering terjadi pada permukaan kulit dan biasanya tidak menyerang hingga ke dalam otot. Saprolegniasis merupakan infeksi sekunder yang terjadi setelah kerusakan pada intergumen ikan. Polusi air dan kepadatan berlebih serta fakor predisposisi lain merupakan penyebab terjadi serangan penyakit saprolegniasis. Serangan penyakit sering terjadi ini pada 15-30°C dan biasanya sering terjadi pada suhu rendah. Sifat teritorial yang dimiliki oleh ikan maanvis dan serangan Saprolegnia sp. yang menyebakan sirip semakin rusak menjadi penyebab dalam menurunnya kualitas sirip ikan maanvis.

4.2.4 Aspek Efisiensi Produksi