Pengelolaan Air Pemeliharaan Ikan .1 Persiapan Wadah Pemeliharaan

13 yang hilang dari penyifonan berasal dari tandon yang sudah diadaptasikan sekitar 2 hari dan bertujuan agar kondisi fisika-kimia air tidak terlalu berbeda pada saat dilakukan pergantian air. Kondisi kualitas air pada tandon air sebelum digunakan untuk pemeliharaan tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter kualitas air pada tandon air pemeliharaan ikan maanvis Pterophyllum scalare Parameter Satuan Nilai Suhu C 28-29 Derajat Keasaman pH unit 8,1 Kelarutan Oksigen mg O 2 liter 7,5 Amoniak mg NH 3 liter 0,001 Alkalinitas mg CaCO 3 liter 61,45

3.3 Pengambilan Contoh dan Pengamatan

Selama pemeliharaan ikan maanvis diamati pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya setiap 10 hari. Sebelum melakukan pengambilan contoh dilakukan pemuasaan selama satu hari, agar pada saat dilakukan penghitungan tidak terlalu stres dan mudah ditangkap. Pengamatan terhadap biota dilakukan selama 40 hari. Ikan yang mati selama masa pemeliharaan tidak diganti untuk mempertahankan kepadatan kemudian dicatat bobot dan panjangnya. Jumlah ikan yang dijadikan contoh tiap wadah adalah sebanyak 10 ekor yang dipilih dengan acak. Pengambilan ikan di dalam wadah pemeliharaan dilakukan pada pagi hari pada pukul 06.00-09.00 WIB, pengambilan ikan pada pagi hari dilakukan agar ikan tidak mudah stres, dan tidak mengakibatkan penurunan kondisi fisiologis ikan pada saat pengambilan contoh. Alat yang digunakan untuk mengambil ikan adalah serokan dengan bahan yang halus, setelah ikan diambil selanjutnya ikan yang telah ditangkap ditaruh di dalam ember yang diberi aerasi untuk selanjutnya dilakukan pengamatan.

3.3.1. Parameter Produksi

Kegiatan produksi dalam akuakultur merupakan sebuah proses untuk menghasilkan produk ikan yang siap untuk dijual atau dikomsumsi, tujuan dari kegiatan produksi adalah untuk menghasilkan keuntungan ekonomi dari biaya yang telah dikeluarkan dalam atau selama proses produksi itu berlangsung. Produksi dalam 14 akuakultur dipengaruhi oleh jumlah ikan yang ditebar, padat penebaran yang digunakan, sistem budidaya yang digunakan, dan derajat kelangsungan hidup ikan tersebut. Selain itu, pertumbuhan ikan yang dipelihara akan menjadi faktor yang menentukan lama kegiatan produksi berlangsung. Proses produksi ikan dengan pertumbuhan yang lambat akan menghasilkan masa produksi yang lebih lama dan akan mengurangi keuntungan yang diperoleh pertahunnya. Parameter produksi yang diamati meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik, koefisien keragaman, dan efisiensi pakan

3.3.1.1 Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup ikan survival rate dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld et al. 1991: = × 100 Keterangan : = Kelangsungan hidup = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan ekor = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor

3.3.1.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang yang diukur menggunakan perubahan pada panjang standar ikan maanvis. Panjang standar tersebut diukur mulai dari ujung mulut hingga pangkal sirip ekor. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus dari Effendie 1979: P m = Ĺ t – Ĺ Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak cm Ĺ t = Panjang rata-rata akhir cm Ĺ = Panjang rata-rata awal cm

3.3.1.3 Laju Pertumbuhan Spesifik α

Laju pertumbuhan spesifik spesific growth rate dihitung dengan rumus Zonneveld et al. 1991: = − 1 × 100