Tingkat Kelangsungan Hidup SR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Selama masa pemeliharaan ikan maanvis dalam sistem resirkulasi terjadi serangan penyakit atau infeksi Saprolegniasis pada hari ke-30 pemeliharan hingga masa akhir pemeliharaan. Penyakit tersebut disebabkan oleh Saprolegnia yang merupakan salah satu genus jamur air yang biasa menyerang ikan. Gejala yang terjadi diamati pada ikan yang terlihat sakit dan tidak normal pada wadah pemeliharaan. Hasil pengamatan tersebut diuraikan pada Tabel 3. Tabel 3. Gejala serangan penyakit selama masa pemeliharaan ikan maanvis Pterophyllum scalare di dalam wadah sistem resirkulasi akuakultur pada ikan yang sakit. Bagian Tubuh Gejala Gejala Saprolegnia sp. Scheleser, 2010 Mata Normal Mulut Normal Jaringan insang Terdapat bercak putih dan jaringan yang mati Terdapat lapisan atau gumpalan seperti kapas Sirip Tergerus dan terdapat gumpalan putih Muncul lapisan seperti kapas pada sirip Permukaan tubuh ikan Licin, memucat dan terdapat gumpalan seperti kapas Permukaan tubuh diselubungi lapisan putih seperti kapas Perut Normal

4.1.1 Parameter Produksi

Parameter produksi merupakan parameter pengamatan yang terkait langsung dalam proses menghasilkan produksi ikan. Parameter tersebut antara lain adalah tingkat kelangsungan hidup SR, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik SGR, koefisien keragaman dan efisiensi pakan

4.1.1.1 Tingkat Kelangsungan Hidup SR

Tingkat kelangsungan hidup ikan maanvis selama 40 hari pemeliharaan berkisar antara 93,33 hingga 99,43 Gambar 4. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan padat penebaran memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan maanvis p0,05 Lampiran 3. 98,33 93,33 99,43 95,00 y = -3,605x 3 + 27,18x 2 - 61,31x + 136,0 R² = 1 91 93 95 97 99 101 1 2 3 4 5 T in g k a t K e la n su n g a n H id u p Padat Penebaran ekorliter 29,12 26,79 26,16 25,83 y = -0,233x 3 + 2,25x 2 - 7,446x + 34,55 R² = 1 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 P a n ja n g s ta n d a r m m Padat Penebaran ekorliter 8,83 8,55 8,43 8,34 y = -0,021x 3 + 0,21x 2 - 0,758x + 9,4 R² = 1 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 8,9 1 2 3 4 5 L a ju P e rt u m b u h a n S p e si fi k Padat Penebaran ekorliter 2,08 2,48 1,96 2,09 y = 0,261x 3 - 2,03x 2 + 4,658x - 0,81 R² = 1 0,5 1 1,5 2 2,5 3 1 2 3 4 5 K o ef is ie n K e ra g a m a n Padat Penebaran ekorliter Parameter Padat penebaran ekorliter 1 2 3 4 Kelangsungan Hidup 98,33±2,89 a 93,33±1,44 b 99,43±0.98 aa 95±0,00 bb Pertumbuhan Panjang Mutlak mm 29,12±0,06 a 26,79±0,26 b 26,16±0.27 cc 2,83±0,09 c Laju Pertumbuhan Spesifik 8,83±0,07 a 8,55±0,05 bb 8,43±0.06 bc 8,34±0,11 c Koefisien Keragaman Panjang 2,08±0,09 a 2,48±0,41 a 1,96±0.34 a 2,09±0,93 a Efisiensi Pakan 56,10±1,60 aa 50,55±4,23 ab 30,83±1.99 c 48,10±2,47 b 56,10 50,55 30,83 48,10 y = 8,526x 3 - 58,24x 2 + 109,5x - 3,68 R² = 1 25 30 35 40 45 50 55 60 1 2 3 4 5 E fi si e n si P a k a n Padat Penebaran ekorliter 24 25 26 27 28 29 30 10 20 30 40 50 S u h u C Hari ke- 1 ekorl 2 ekorl 3 ekorl 4 ekorl 6,7 6,8 6,9 7 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 10 20 30 40 50 D e ra ja t K e a sa m a n p H Hari ke- 1 ekorl 2 ekorl 3 ekorl 4 ekorl 5,5 5,75 6 6,25 6,5 6,75 7 7,25 7,5 7,75 10 20 30 40 50 K a d a r O k si g en T e rl a ru t m g O 2 l Hari ke- 1 ekorl 2 ekorl 3 ekorl 4 ekorl 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 10 20 30 40 50 K o n se n tr a si A m o n ia k m g N H 3 l it e r Hari ke- 1 ekorl 2 ekorl 3 ekorl 4 ekorl 45 47 49 51 53 55 57 59 61 10 20 30 40 50 A lk a li n it a s m g C a CO 3 l it e r Hari ke- 1 ekorl 2 ekorl 3 ekorl 4 ekorl 0,93 0,89 0,84 0,81 y = 0,005x 3 - 0,035x 2 + 0,03x + 0,93 R² = 1 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 1 2 3 4 5 P e rb a n d in g a n U k u r a n T B P S Padat Penebaran ekorliter 97 93 90 87 y = -3,3x + 100 R² = 0,994 70 75 80 85 90 95 100 1 2 3 4 5 K u a li ta s S ir ip Padat Penebaran ekorliter Perlakuan ekorliter Parameter Satuan 1 2 3 4 Bentuk tubuh Rasio TB:PS 0,93 0,89 0,84 0,81 Kualitas Sirip 97 93 90 87 0,87 1,20 1,34 1,74 0,5 1 1,5 2 1 2 3 4 5 R a si o R C Perlakuan Padat Penebaran ekorliter 4.2 Pembahasan 4.2.1 Aspek Produksi