Identifikasi Model Metode Pendugaan Model
Sehingga metode 3SLS akan lebih cocok digunakan dalam estimasi, dengan alasan metode 3SLS umumnya memberikan hasil estimasi yang konsisten dan
secara asimtotik lebih efisien dibandingkan 2SLS, semua persamaan struktural over identified
, dan kovarian antar peubah pengganggu dari setiap persamaan tidak sama dengan nol.
Namun, metode 3SLS menuntut spesifikasi model yang akurat karena metode tersebut sangat peka terhadap kesalahan spesifikasi dan memerlukan data
yang besar Gujarati, 1999. Untuk itu dipilih metode 2SLS, karena metode ini cukup toleran terhadap kesalahan spesifikasi model, kesalahan spesifikasi satu
persamaan tidak ditransfer ke persamaan lain. Alasan lain penggunaaan 2SLS adalah cocok untuk estimasi persamaan simultan yang over identified, lebih
efisien dibandingkan OLS, cocok digunakan pada jumlah sampel yang sedikit, dan metode ini dapat menghindari estimasi yang bias dan penduga yang konsisten
serta tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan spesifikasi model. Sehingga metode penggunaan model yang digunakan dalam studi ini adalaah 2SLS. Perhitungan
penduga parameter persamaan struktural dilakukan dengan menggunakan program computer SASETS versi 6.12 Statistical Analysis System Econometric Time
Series terhadap data sekunder time series periode 1981-2005.
Untuk mengetahui dan menguji apakah variabel penjelas secara bersama- sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel endogen, maka setiap
persamaan digunakan uji statistik F, dan untuk menguji apakah masing-masing variabel penjelas berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel endogen, maka
pada setiap persamaan digunakan uji statistik t.
Selanjutnya karena model mengandung persamaan simulatan dan peubah bedakala lag endogenous variabel, maka uji serial korelasi dengan
menggunakan statistik d
w
Durbin Watson Statistik tidak valid untuk digunakan. Sebagai penggantinya untuk mengetahui apakah serial korelasi autocorrelation
atau tidak dalam setiap persamaan maka digunakan uji statistik d
h
Durbin-h statistiks
pindyck dan Rubinfeld, 1991, sebagai berikut :
[ ]
β var
1 2
1 1
n n
d h
− ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ − =
dimana : h = Angka statistik durbin-h
d = d
w
statistik n = Jumlah observasi, dan
Var β = Varian koefisien regresi untuk lagged dependent variabel
Apabila h-hitung lebih kecil dari nilai kritis h dari tabel distribusi normal, maka dalam persamaan tidak mengalami serial kolerasi.