Kebijakan Areal Intensifikasi dan Irigasi Kebijakan Tarif Impor Beras

disimpulkan dengan adanya subsidi sarana produksi dapat meningkatkan surplus konsumen dan surplus produsen.

3.5.5. Kebijakan Tarif Impor Beras

Menurut Nopirin 1990, kebijakan tarif maupun non-tarif mempunyai dampak pada perubahan surplus konsumen dan surplus produsen. Pemberlakuan tarif impor akan menguntungkan produsen domestik karena dengan adanya tarif impor maka harga impor komoditi sejenis cenderung lebih mahal dengan harga domestik. Pemberlakuan tarif impor akan menyebabkan kenaikan harga produk di negara importir, penurunan konsumsi, peningkatan produksi, penurunan volume impor dan adanya penerimaan pemerintah yang berasal dari tarif impor tersebut. Gambar 8. menunjukkan dampak kebijakan tarif impor terhadap surplus konsumen dan surplus produsen. Gambar 8. Dampak Kebijakan Tarif Impor terhadap Surplus Konsumen dan Produsen P 2 P D m Jumlah Q 2 S C P 1 B A F E Q Q 1 t D H G Q 3 Q 4 Harga Titik keseimbangan pada pasar domestik adalah P dan Q . Pada kondisi sebelum tarif ditetapkan, surplus konsumen sebesar P 1 HA dan surplus produsen adalah P 1 CB, dimana P 1 merupakan harga beras dunia. Sedangkan setelah diberlakukannya tarif impor sebesar t, maka surplus konsumen berkurang menjadi P 2 FA sedangkan surplus produsen meningkat menjadi P 2 DB. Pemerintah melakukan impor sebesar Q 3 -Q 2 untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri sebesar Q 4 . Besarnya tarif impor adalah P 1 -P 2 , sehingga memberikan penerimaan pemerintah sebesar DEFG. Namun perekonomian secara keseluruhan mengalami kehilangan sosial dead weight loss sebesar CDE dan FGH.

3.5.6. Kebijakan Nilai Tukar

Kebijakan meningkatkan nilai tukar akan berdampak pada peningkatan harga domestik dari P menjadi P 1 . Kondisi tersebut akan mengakibatkan peningkatan harga padi sehingga diharapkan produksi padi meningkat dari Q menjadi Q 1 , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9. Dampak Kebijakan Nilai Tukar terhadap Surplus Konsumen dan Produsen P P 1 D Jumlah Q Q 2 B A C D E S Harga Q 1 Apabila dilakukan suatu kebijakan dengan meningkatkan nilai tukar RpUS terhadap output harga dasar pembelian pemerintah terhadap gabah, maka harga output akan menjadi lebih tinggi dan kurva permintaan akan bergeser ke sebelah kanan. Pada keadaan awal P dan Q , maka surplus konsumen adalah sebesar P CB dan surplus produsen sebesar P CA. Apabila kebijakan meningkatkan nilai tukar dilakukan, harga akan meningkat sebesar P 1 . Peningkatan harga ini akan mengurangi jumlah beras yang diminta sebesar Q 1 , maka surplus konsumen menjadi P 1 DB yaitu berkurang sebesar P CDP 1 dan surplus produsen menjadi P 1 EA yaitu meningkat sebesar P CEP 1 ..