Kebijakan Harga Dasar Gabah
Penetapan harga dasar gabah oleh pemerintah sebesar P
1
mengakibatkan jumlah produksi beras menjadi sebesar Q
2
dan jumlah yang diminta oleh konsumen sebesar Q
1
. Keadaan ini terjadi sebagai akibat respon konsumen yang menurunkan volume permintaan beras jika harga beras naik, sehingga kebijakan
ini akan efektif jika pemerintah membeli kelebihan produksi beras excess suplly yang ada akibat diberlakukannya kebijakan harga dasar gabah yaitu sebesar
Q
2
-Q
1
, sehingga besarnya pengeluaran pemerintah sebesar Q
1
DFQ
2
. Kebijakan harga dasar gabah akan berdampak pada perubahan surplus
konsumen menjadi P
1
DC dan surplus produsen menjadi P
1
FB. Kebijakan ini, mengurangi surplus konsumen sebesar P
ADP
1
dan surplus produsen mengalami peningkatan sebesar P
AFP
1
. 3.5.2.
Kebijakan Harga Dasar Pembelian Pemerintah
Penetapan harga dasar pembelian pemerintah HDPP menurut keputusan Inpres No. 9 Tahun 2001, tanggal 31 Desember 2001 dan 7 Januari 2002.
Kebijakan harga dasar pembelian pemerintah HDPP dikeluarkan oleh pemerintah dikarenakan sudah tidak mungkin lagi melaksanakan kebijakan harga
dasar gabah HDG. Pelaksanaan HDG tidak dimungkinkan lagi karena anggaran pemerintah yang terbatas, karena tidak mungkin setiap terjadi kelebihan
penawaran beras harus dibeli oleh pemerintah. Kebijakan HDPP dimaksudkan agar pemerintah dapat merencanakan anggaran untuk pembelian beras dengan
pasti. Dampak kebijakan harga dasar pembelian pemerintah terhadap surplus konsumen dan surplus produsen dapat dilihat pada Gambar 5.
Apabila dilakukan suatu kebijakan dengan mengadakan subsidi positif terhadap output harga dasar pembelian pemerintah terhadap gabah, maka harga
output akan menjadi lebih tinggi dan kurva permintaan akan bergeser ke sebelah kanan. Jika diasumsikan tidak ada perdagangan luar negeri, maka pada keadaan
awal P dan Q
, maka surplus konsumen adalah sebesar P CB dan surplus
produsen sebesar P CA.
Gambar 5. Dampak Kebijakan Harga Dasar Pembelian Pemerintah terhadap Surplus Konsumen dan Produsen
Pada saat kebijakan harga dasar pembelian pemerintah dilakukan, maka kurva permintaan akan bergeser ke sebelah kanan karena pemerintah membeli
kelebihan penawaran sebesar stok yang telah ditetapkan yaitu sebesar 8 persen Q
2
-Q
1
, hal ini dilakukan untuk melindungi produsen dari kerugian. Maka surplus konsumen menjadi P
1
FD dan surplus produsen menjadi P
1
FA. Kebijakan ini akan menyebabkan produksi meningkat sebesar Q
2
dan jumlah yang diminta oleh konsumen sebesar Q
1
. Pengeluaran pemerintah yang harus dikeluarkan akibat diberlakukannya kebijakan harga dasar pembelian pemerintah sebesar Q
1
EFQ
2
. P
P
1
D
Jumlah
D S
C B
A F
E
Q
1
Q Q
2
D
1
Harga
surplus konsumen mengalami penurunan sebesar P CEP
1
dan surplus produsen mengalami peningkatan sebesar P
CEP
1
.
3.5.3.Kebijakan Pupuk Urea
Apabila dilakukan suatu kebijakan dengan mengadakan subsidi positif terhadap input harga pupuk, maka harga input akan menjadi lebih rendah dan
kurva penawaran akan bergeser ke sebelah kanan. Jika diasumsikan tidak ada perdagangan luar negeri, maka pada keadaan awal P
dan Q , maka surplus
konsumen adalah sebesar P FB dan surplus produsen sebesar P
FA.
Gambar 6. Dampak Subsidi Pupuk terhadap Surplus Konsumen dan Produsen Apabila kebijakan subsidi pupuk dilakukan, maka kurva penawaran akan
bergeser ke sebelah kanan dan jumlah yang diproduksi meningkat sebesar Q
1
. Kebijakan subsidi pupuk akan berdampak pada perubahan surplus konsumen
menjadi P
1
DB yaitu meningkat sebesar P
1
FDP dan surplus produsen menjadi
P
1
DC. P
P
1
D
Jumlah
Q Q
1
S
1
B
A
C D
F S
Harga