atau konversi lahan sawah karena adanya pertumbuhan penduduk dan transformasi struktur perekonomian kearah yang bersifat industri. Di pulau Jawa,
sector pertanian cenderung dikalahkan oleh sector industri karena pemanfaatan lahan untuk tujuan industri dan perumahan memberikan land rent 500 dan 622
kali dari manfaat untuk sawah Nasoetion dan Winoto 1996 dalam Djamal dan Djauhari 1998. Produksi padi dan beras cenderung meningkat, hal ini berarti
produktivitas padi nasional mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005. Untuk produksi beras nasional sempat mengalami penurunan
dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 dan kemudian meningkat kembali sampai tahun 2004. Pada tahun 2005, produktivitas padi nasional meningkat
sebesar 0.17 ton per hektar dari tahun 2000. Peningkatan produktivitas padi dapat dilihat dari kurva yang cenderung naik Gambar 1.
Gambar 1. Perkembangan Produktivitas Padi Indonesia Tahun 2000 sampai 2005 Sumber : BPS, 2000-2005
Tahun 2005
2004 2003
2002 2001
2000
4.40 4.39
4.47 4.54
4.54 4.57
Produktivitas tonha
2.1.2. Konsumsi
Beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi 98 persen penduduk Indonesia. Data Konsumsi beras per tahun dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perkembangan Konsumsi Beras di Indonesia Tahun 2000 sampai 2005 Tahun
Konsumsi Beras 000 Ton
2000 24 878.69
2001 29 016.00
2002 29 665.00
2003 31 123.49
2004 33 621.32
2005 34 301.57
Sumber : BPS, 2000-2005 Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa konsumsi beras per tahun penduduk
Indonesia cenderung meningkat. Data tahun 2000 sampai 2005, menunjukkan bahwa pada tahun 2000 konsumsi beras Indonesia meningkat yaitu sebesar
4 137 310 ton. Peningkatan konsumsi beras sangat besar kemungkinannya disebabkan oleh pengalihan pola konsumsi masyarakat dari makanan non-beras
menjadi beras atau nasi. Konsumsi beras per kapita per tahun terus meningkat sampai sekarang.
Kondisi kesejahteraan penduduk di Indonesia diukur dari perubahan pola konsumsi menunjukkan perbaikan sebagai akibat dampak krisis ekonomi yang
terjadi pada tahun 19971998. walaupun rata-rata pengeluaran penduduk mengalami sedikit kenaikkan pada tahun 1999, akan tetapi pengeluaran tersebut
masih lebih banyak diperuntukkan untuk konsumsi makanan khususnya beras dan padi-padian lainnya Irawan, 2001.
2.1.3. Impor Beras
Impor beras dilakukan di setiap negara dilakukan untuk memenuhi kelebihan konsumsi terhadap produksi dalam negeri. Secara umum, suatu negara
yang diwakili oleh pemerintahannya menjadi pemegang peranan tunggal di pasar internasional. Jumlah impor beras Bulog di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Impor Beras Bulog di Indonesia Tahun 2001 sampai 2006
Tahun Impor ton
2001 68 737
2002 1 000 586
2003 655 126
2004 29 350
2005 68 800
2006 Januari 83 100
Sumber : BULOG, 2006 Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah impor beras nasional yang
dilakukan Bulog cenderung berfluktuasi dan hampir tidak pernah mengekspor beras. Hal ini dipengaruhi oleh stok beras yang ada di Bulog. Jumlah impor
terbesar yang dilakukan Bulog yaitu pada tahun 2002 sebesar 1 000 586 ton beras. Jumlah impor terkecil dari data tahun 2001 sampai 2006 adalah pada tahun 2004
sebesar 29 350 ton. Dari sumber lain dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa impor beras Indonesia
cenderung menurun dari tahun 2002 sampai 2005. Jumlah impor pada Gambar 2 dilakukan bukan hanya oleh Bulog tapi juga oleh pihak swasta. Dari Grafik
tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa jumlah impor terbesar pada data tahun 2000 sampai 2005 adalah pada tahun 2002, hal ini disebabkan pada tahun yang