Hasil Pendugaan Model HASIL DAN PEMBAHASAN

diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa peubah penjelas yang tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya pada taraf α=0.05. dalam penelitian ini taraf α yang digunakan cukup fleksibel berlaku seterusnya untuk setiap persamaan struktural dengan masing-masing simbol sebagai berikut : a. berarti berbeda nyata dengan nol pada taraf α = 0.05 b. berarti berbeda nyata dengan nol pada taraf α = 0.10 c. berarti berbeda nyata dengan nol pada taraf α = 0.15 d. berarti berbeda nyata dengan nol pada taraf α = 0.20 Berdasarkan uji statistik durbin-h, ada enam persamaan yang mempunyai masalah serial korelasi yaitu persamaan jumlah pengunaan pupuk urea JPU, jumlah penggunaan TSP JTSP, stok beras akhir tahun SBAT, jumlah beras impor JIB, permintaan beras untuk konsumsi Indonesia DBIN dan harga beras eceran HBER, sedangkan terdapat dua persamaan yang tidak terdeteksi serial korelasi, yaitu luas areal panen LAP dan jumlah pelepasan beras Bulog JLGB. Menurut Pyndick dan Rubinfeld 1991, masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi pendugaan parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi. Maka hasil dalam pendugaan model dalam penelitian ini dapat dinyatakan cukup refresentatif dalam menggambarkan fenomena ekonomi beras di Indonesia.

5.2. Pembahasan Model Dugaan

Setelah dicoba beberapa alternatif spesifikasi model maka akhirnya diperoleh model penawaran dan permintaan beras di Indonesia yang terdiri dari beberapa persamaan struktural sebagai berikut :

5.2.1. Penawaran Beras Indonesia

Penawaran beras Indonesia merupakan persamaan identitas dari penjumlahan produksi beras Indonesia dikurangi dengan jumlah beras untuk benihsusut, ditambah stok beras awal tahun, dan jumlah impor beras Indonesia dikurangi jumlah ekspor. Persamaan identitas dari penawaran beras sebagai berikut : QSBI t = PBI t - JBB t + SBAT t-1 + JIB t - EKSPOR t Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan atau gangguan pada produksi beras domestik stok beras awal tahun yang tersedia dan jumlah impor beras akan sangat mempengaruhi jumlah penawaran beras di pasar beras Indonesia. Selanjutnya perubahan penawaran beras akan memberikan pengaruh kepada peubah endogen baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil pendugaan parameter luas areal panen di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa respon luas areal panen berhubungan positif dengan harga gabah tingkat petani, kredit usahatani, luas areal intensifikasi, luas areal irigasi, curah hujan, dan luas areal panen tahun sebelumnya. Luas areal panen terhadap harga gabah tingkat petani, harga jagung, dan kredit usaha tani adalah inelastis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya bahwa harga bukanlah faktor utama untuk merangsang petani untuk meningkatkan luas areal panen. Sedangkan luas areal panen menunjukkan hubungan yang negatif dengan harga tanaman yang berkompetitif dalam hal ini tanaman jagung dan responnya inelastis. Ini menunjukkan bahwa padi masih merupakan tanaman pokok sawah dan belum dapat digantikan oleh tanaman lainnya.