Simulasi Kebijakan PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS

dampak dari harga dasar pembelian pemerintah terhadap penawaran dan permintaan beras di Indonesia. Beberapa skenario tersebut meliputi : 1. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah 15 persen. Alternatif ini dilakukan untuk mengetahui dampak yang akan terjadi apabila pemerintah meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah sebesar 15 persen yang merupakan angka pertumbuhan harga dasar pembelian pemerintah terhadap gabah setiap tahun. Peningkatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi padi serta meningkatkan kesejahteraan petani. 2. Menurunkan harga dasar pembelian pemerintah 15 persen. Alternatif ini untuk mengetahui dampak dari penurunan harga dasar pembelian pemerintah terhadap harga yang akan diterima produsen dan konsumen. 3. Menghapuskan kebijakan harga dasar pembelian pemerintah. Alternatif kebijakan ini untuk mengetahui dampak dari dihapusnya harga dasar pembelian pemerintah bagi produsen dan konsumen. 4. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah dan harga pupuk urea masing-masing sebesar 15 dan 5 persen. Alternatif ini diambil karena adanya kebijakan pemerintah mengenai penghapusan subsidi pupuk. 5. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah dan luas areal intensifikasi masing-masing sebesar 15 dan 5 persen. Alternatif ini untuk melihat dampak yang timbul apabila pemerintah meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah bersamaan dengan perluasan areal intensifikasi. Peningkatan ini akan berdampak pada kesejahteraan pelakunya. 6. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah dan luas areal irigasi masing-masing 15 dan 5 persen. Alternatif ini untuk melihat dampak yang timbul apabila pemerintah meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah dan perluasan areal irigasi secara bersamaan. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan produksi padi. 7. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah dan tarif impor masing- masing 15 dan 10 persen. Alternatif ini untuk melihat dampak yang timbul apabila pemerintah meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah dan tarif impor secara bersamaan. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan produsen. 8. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah sebesar 15 dan terjadi devaluasi rupiah terhadap US dollar sebesar 10 persen. Alternatif ini untuk melihat dampak yang timbul apabila pemerintah meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah pada saat terjadi devaluasi terhadap rupiah. Alternatif ini akan berdampak pada kesejahteraan pelakunya. 9. Meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah sebesar 15 persen bersamaan dengan peningkatan harga pupuk urea, luas areal intensifikasi dan irigasi masing-masing 5 persen serta terjadi peningkatan tarif impor dan nilai tukar sebesar 10 persen. Alternatif ini untuk melihat dampak yang timbul apabila pemerintah meningkatkan harga dasar pembelian pemerintah, harga pupuk urea dan tarif impor serta perluasan areal intensifikasi dan irigasi secara bersamaan pada saat terjadi devaluasi rupiah. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan produsen.

4.6. Surplus Konsumen dan Produsen

Surplus produsen dan konsumen menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan merupakan indikator penentu arah kebijakan yang akan dilakukan. Perubahan kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Perubahan Surplus Produsen Beras PBI A HGTPR B – HGTPR A + ½PBI B – PBI A HGTPR B – HGTPR A 2. Perubahan Surplus Konsumen Beras DBIN A HBER A – HBER B + ½DBIN B – DBIN A HBER B – HBER A 3. Penerimaan Pemerintah TARIF B JIB B – TARIF A JIB A 4. Net Surplus = Perubahan surplus produsen + Perubahan surplus konsumen + Penerimaan pemerintah Keterangan : Subcript A = Simulasi dasar Subcript B = Simulasi kebijakan

4.7. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dan rentang waktu penelitian dari tahun 1981 sampai 2005. Periode dengan rentang waktu yang panjang ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberi performance yang lebih memuaskan. Data dalam Penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi terkait yaitu Biro Pusat Statistik BPS, Badan Urusan Logistik Bulog, dan Departemen Pertanian. Untuk kelengkapan serta penyesuaian data juga dilakukan pengumpulan data dari beberapa publikasi seperti FAO Food Agricultural Organization, IRRI International Rice Research Institute dan IMF International Monetary Fund serta publikasi-publikasi lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah harga yang digunakan merupakan hasil deflasi dengan indeks harga konsumen tahun dasar 2000=100 dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari pengaruh inflasi. Sehingga harga nominal yang diperoleh secara langsung dapat menjadi harga riil.