20
resiko semakin besar, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitas Riyanto,2001:86
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-
menerus mengalami perubahan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga,
memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kerugian karena kerusakaan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya
ini akan memperkecil keuntungan perusaahaan. Investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang
menekan keuntungan juga. Akibat kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Ini berarti capital assets dan direct
labor tidak dapat didaya gunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan mempertinggi biaya rata-rata yang pada akhirnya akan menekan keuntungan juga.
2.1.4 Peranan Modal Kerja
Pada hakekatnya modal kerja yang dimiliki perusahaan akan terus berubah-ubah karena manajemen perusahaan selalu menggunakan modal kerja itu
untuk kebutuhan operasional peusahaan. Menurut Kamaruddin 2002:6 peranan modal kerja bagi perusahaan ada 2 yaitu:
a. Menopang kegiatan produksi dan penjulaan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan
kembali hasil pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
21
b. Menutup dana atau pengeluaran tetap dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Perusahaan dalam setiap periode membutuhkan modal kerja yang harus segera dipenuhi oleh pihak manajemen. Tetapi pada kenyataanya terkadang modal
kerja yang dibutuhkan itu tidak selalu ada dan cukup. Sehingga manajemen harus menaruh perhatian khusus bagi pemenuhan modal kerja dan segala faktor yang
mempengaruhi modal kerja. Menurut Kasmir 2008:254 ada beberapa fakor yang mempengaruhi modal kerja antara lain:
a. Jenis perusahaan Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa industri. Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika
dibandingkan dengan perusahaan jasa. b. Syarat kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil angsuran juga sangat mempengaruhi modal kerja.
Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit Penjualan
barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur beberapa kali untuk
jangka waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
22
c. Waktu produksi Artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin
lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula
sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang
dibutuhkan. d. Tingkat perputaran sediaan
Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat
perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang
cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan
sediaan.
2.1.6 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja