III. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kampung Panyaweuyan, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Jaji’s Farm
merupakan peternakan yang memiliki pengalaman. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai Pebruari 2012.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperlukan untuk mengetahui data-data yang berhubungan
dengan aspek-aspek yang dibutuhkan dari peternakan. Data primer dapat diperoleh dari berbagai sumber data diantaranya adalah
wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemilik dan pegawai peternakan, pengamatan atau observasi dan pembagian kuesioner kepada beberapa
responden. Data primer yang diperoleh dapat berupa data tertulis mengenai jumlah produksi, struktur organisasi, sejarah perusahaan dan lain-lain.
Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yaitu data yang didapat dari literatur, situs internet dan instansi terkait yang relevan
dengan penelitian.
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data secara deskriptif untuk mengetahui gambaran peternakan mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam
analisis kelayakan usaha pada peternakan meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Dan selanjutnya
dilakukan analisis kuantitatif untuk mengolah data dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan kalkulator dan komputer software Microsoft excel.
Hasil analisis tersebut kemudian akan disajikan dalam bentuk tabulasi. Perhitungan biaya dan manfaat dari pemilik peternakan disusun dalam bentuk
cashflow. Untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan dapat diketahui dari nilai NPV, IRR dan Net BC yang diperoleh.
4.3.1. Aspek Pasar
Aspek pasar perlu dikaji secara kualitatif untuk melihat dampak sistem pemasaran serta potensi pasar dari usaha ternak kelinci, bagaimana distribusi,
kapasitas dan kontinuitas serta tingkat harga yang ditetapkan. Aspek pasar dan bauran pemasaran merupakan suatu hal yang penting yang dilakukan dalam
mencapai tujuan pusat sasaran Kotler 1997. Menurut Gittinger 1986 analisis aspek pasar untuk hasil proyek sangat
penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan, kemana produk dijual, apakah pasar cukup luas
untuk dapat menampung produksi baru tanpa mempengaruhi harga, berapa besar porsi keseluruhan pasar yang akan dikuasai proyek, apakah produk dimaksudkan
untuk konsumsi domestik atau ekspor dan apakah proyek menghasilkan kualifikasi atau kualitas yang diminta oleh pasar.
4.3.2. Aspek Teknis
Menurut Gittinger 1986 analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek penyediaan dan produksi berupa barang-barang nyata dan jasa. Aspek
teknis berpengaruh besar terhadap kelancaran jalannya usaha terutama kelancaran proses produksi. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah
proyek tersebut dapat dilaksanakan secara teknis. Bila analisis teknis telah dilakukan maka analisis proyek harus terus menerus dilakukan untuk memastikan
bahwa pekerjaan teknis tersebut berjalan dengan lancar dan perkiraan-perkiraan secara teknis cocok dengan kondisi dilapangan.
4.3.3. Aspek Manajemen dan Hukum
Didalam analisis aspek manajemen, peternak harus mempertimbangkan kemampuan manajerial peternak untuk menjalankan suatu proyek. Jika para
peternak mempunyai pengalaman terbatas pada masalah produksi, maka harus diberikan waktu yang cukup agar dapat mencapai keahlian yang baru Gittinger,
1986. Aspek manajemen meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan proyek.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan lancar,
persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, struktur organisasi
yang digunakan dan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan Husnan dan Muhammad, 2000.
4.3.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Peternakan akan dinilai seberapa besar bisnis tersebut mempunyai dampak sosial, ekonomi dan lingkungan di sekitar peternakan. Pada aspek sosial yang
dipelajari adalah pengaruh terhadap kondisi dengan memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang di alami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis.
Sedangkan dari aspek ekonomi yaitu suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah dan dapat
menambah aktifitas ekonomi. Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh peternakan tersebut
terhadap lingkungan, apakah dengan adanya peternakan ini menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin buruk.
4.3.5. Aspek Finansial
Dalam analisis kelayakan investasi dilakukan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima suatu kegiatan investasi
dalam jangka waktu tertentu. Untuk menguji kelayakan finansial suatu usaha digunakan alat ukur atau
kriteria investasi sebagai berikut : NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return, Net BC Net Benefit - Cost Ratio dan Payback Period.
1. Net Present Value NPV
NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi Husnan dan Muhammad, 2000.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
NPV =
n t
t
i Ct
Bt
1
1
Dimana : Bt
= Penerimaan benefit yang diperoleh dari tahun ke t Ct
= Biaya Cost yang dikeluarkan pada tahun ke t n
= Umur Proyek I
= Discount Rate
Suatu proyek akan dinyatakan layak untuk dijalankan apabila nilai NPV yang diperoleh 0. Jika NPV = 0 maka tingkat pengembalian proyek
tersebut sebesar sosial opportunity cost of capital dan apabila NPV 0 berarti ada penggunaan sumber-sumber lain yang lebih menguntungkan
yang diperlukan proyek atau proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. 2.
Net Benefit-Cost Ratio Net BC Rasio manfaat dan biaya diperoleh apabila nilai sekarang arus manfaat
dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Net BC menunjukan tingkat tambahan manfaat pada setiap sebesar satu rupiah. Proyek layak
dilaksanakan apabila nilai Net BC lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit-Cost Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
Net BC =
n t
t t
n t
t t
i Bt
Ct i
Ct Bt
1 1
1 1
-----
Ct
Bt Ct
Bt
Keterangan : Net BC
= Nilai Benefit-cost ratio B
t
= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t Rupiah C
t
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t Rupiah n
= Umur ekonomis proyek Tahun i
= Tingkat suku bunga persen t
= t= 0,1,2,…n Tahun
Dengan kriteria : Net BC 1
maka usaha layak dilaksanakan Net BC 1
maka usaha tidak layak dilaksanakan 3.
Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR adalah tingkat discount rate DR yang
menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase . Jika diperoleh nilai
IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku discount rate, maka proyek dinyatakan layak untuk dijalankan. Secara matematis IRR dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bt
– Ct
1 2
2 1
1 1
i i
NPV NPV
NPV i
IRR
Keterangan : NPV
1
= NPV yang bernilai positif Rupiah NPV
2
= NPV yang bernilai negatif Rupiah i
1
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif persen i
2
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif persen Kriteria yang berlaku :
IRR i ; maka usaha layak dilanjutkan IRR i ; maka usaha tidak layak dilanjutkan atau lebih baik dihentikan
4. Payback Period
Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah suatu jangka waktu periode kembalinya keseluruhan jumlah investasi yang ditanamkan,
dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus netto produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang
ditanamkan dengan menggunakan aliran kas. Secara matematis Payback Period dapat dirumuskan sebagai berikut :
PP = Ab
I Keterangan:
PP =
Jumlah waktu tahunperiode yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi.
I =
Jumlah modal investasi. Ab
= Hasil bersih per tahunperiode atau laba bersih rata-rata per
tahun. 5.
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian
dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing- masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu
persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi
perubahan dalam perhitungan biaya atau manfaat. 6.
Analisis Swicthing Value Analisis Swicthing Value merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu variabel. Analisis ini mencari batas maksimum dari perubahan yang
terjadi. Perubahan-perubahan yang terjadi misalnya, perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun harga input dan lain-lain.
Analisis Switching Value yang dilakukan di dalam penelitian ini dilihat dari beberapa perubahan biaya yaitu harga bahan baku input dan harga
penjualan output.
4.4. Asumsi-Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian