kelinci  dimana Jaji’s  Farm  mampu  menghasilkan  kelinci  anakan  rata-
rata 5 ekor per indukan dengan tingkat mortalitas sebesar 16-17 persen. 5
Penanganan Penyakit Penyakit  yang  biasanya  menyerang  pada  ternak  kelinci  di  peternakan
Jaji’s Farm adalah enteristis komplek, sembelit dan kudis.  Usaha yang dilakukan
Jaji’s  Farm  dalam  mencegah  timbulnya  penyakit  tersebut yaitu dengan melakukan pemberian vaksin dan berbagai vitamin terhadap
ternak  kelinci.    Pemberian  vaksin  dan  vitamin  tersebut  dilakukan  setiap enam  bulan  sekali  dengan  biaya  yang  perlu  dikeluarkan  sebesar  Rp.
2.550,- per ekor. Dari analisis aspek teknis, dapat diperoleh hasil bahwa
Jaji’s Farm memiliki lokasi  usaha  yang  kurang  tepat  untuk  peternakan  karena  berada  di  wilayah
pemukiman  yang  padat  penduduk  serta  jauh  dari  sumber  input  hijauan.    Akan tetapi  dilihat  berdasarkan  sarana  dan  prasarana  pendukung  lainnya  yang  tersedia
dinilai  sudah  mendukung  untuk  kelancaran  operasional  produksi.    Kegiatan- kegiatan  yang  dilakukan  dalam  usaha  peternakan  kelinci  ini  sudah  dilaksanakan
dengan baik sehingga peternakan kelinci dapat berjalan dengan baik.
6.1.3.   Aspek Manajemen dan Hukum
Analisis  aspek  manajemen  berguna  untuk  melihat  bentuk  usaha,  struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja.
Jaji’s Farm belum memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana tidak secara tertulis
dalam  hitam  di  atas  putih.    Namun  dengan  demikian,  bukan  berarti  peternak  ini tidak  memiliki  struktur  organisasi  usaha.  Tetap  ada  struktur  organisasi  di  dalam
usaha tersebut yang terbentuk secara alami dan tidak tertulis.  Hal ini hanya untuk memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab terhadap pekerjaannya. Deskriptif  pekerjaan  dalam  menjalankan  operasional  usaha  peternakan
kelinci  ini  meliputi  menjaga kebersihan kandang, pemberian pakan ternak  sesuai jadwal,  mencari  pakan  hijauan,  serta  mengontrol  kesehatan  ternak.    Masing-
masing pekerja telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas dengan sistem pengupahan oleh pemilik dilakukan dengan cara pembayaran bulanan.
Jaji’s Farm  belum menentukan bentuk badan hukum usaha. Selain karena skala usaha yang dilakukan masih secara tradisional, hampir seluruh modal yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan peternakan kelinci ini berasal dari pemilik peternakan  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa
Jaji’s  Farm  termasuk  ke  dalam perusahaan  perseorangan.  Keuntungan  dari  bentuk  usaha  ini  adalah  pemilik
peternakan  dapat  memiliki  seluruh  keuntungan  yang  diperoleh  dari  perusahaan sedangkan  kelemahannya  adalah  segala  bentuk  kerugian  atau  beban  peternakan
harus ditanggung sendiri oleh pemilik peternakan. Dari  analisis  aspek  manajemen,  usaha  peternakan
Jaji’s  Farm  dapat dikatakan tidak ada masalah dalam manajemen yang dapat menghambat jalannya
usaha peternakan kelinci, walaupun badan usaha serta struktur organisasi yang ada di
Jaji’s  Farm  masih  belum  formal  dan  tidak  tertulis.    Akan  tetapi  usaha peternakan
Jaji’s Farm dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
6.1.4.  Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan