3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Peluang  pasar  untuk  peternakan  kelinci  masih  sangat  besar,  karena  masih banyak  masyarakat  yang  berfikiran  bahwa  ternak  kelinci  tidak  memiliki  nilai
ekonomis yang tinggi.  Potensi yang dimiliki peternakan kelinci untuk pemenuhan kebutuhan daging mencapai lebih dari 5000 ekor per tahun.
Kelinci  memiliki  manfaat  yang  lebih  dibandingkan  dengan  daging  ternak lain  seperti  memiliki  kadar  lemak  jenuh  yang  rendah  serta  kandungan  protein
yang  tinggi  membuat  daging  kelinci  baik  untuk  menjaga  ketahanan  tubuh  agar menjadi sehat.
Jaji’s  Farm  merupakan  peternakan  kelinci  yang  mengutamakan  kelinci pedaging  sebagai  produk  utamanya,  akan  tetapi  peternakan  ini  belum  mampu
memenuhi  permintaan  konsumen  kelinci  yang  disebabkan  oleh  keterbatasan modal  untuk  melakukan  pengembangan  usaha  peternakan.    Berdasarkan  potensi
tersebut, Jaji’s  Farm  ingin  melakukan  pengembangan  usahanya  dengan
menambah luas lahan, sehingga Jaji’s Farm bisa membangun kandang yang baru
dengan  menambah  populasi  ternak  kelinci  di  peternakan.    Dari  pengembangan tersebut
Jaji’s  Farm  diharapkan  bisa  memaksimalkan  penjualan  produk peternakan  kelinci  untuk  memenuhi  permintaan  pasar  yang  selama  ini  dijalani.
Adanya analisis kelayakan pengembangan ini sangat diperlukan oleh Jaji’s Farm
karena selama  menjalankan usahanya tidak pernah  melakukan analisis kelayakan terhadap usahanya.
Analisis  finansial    keuangan  dilakukan  untuk  memperhitungkan  biaya yang  akan  digunakan  dalam  melakukan  usaha  sehingga  dalam  memaksimalkan
usahanya Jaji’s  Farm  bisa  melakukan  penyesuaian  dana  sesuai  dengan  yang
dibutuhkan.    Analisis  non  finansial    merupakan  kegiatan  analisis  yang  berkaitan dengan  aspek-aspek  tertentu  yaitu  aspek  pasar,  aspek  teknis,  aspek  manajemen
dan  hukum  serta  aspek  sosial,  ekonomi  dan  lingkungan.    Untuk  melihat  tingkat kelayakan usaha pada peternakan ini dilakukan beberapa strategi yang dilihat dari
sumber modal yang digunakan. Dalam  melakukan  analisis  ini  dilakukan  beberapa  strategi  yaitu  analisis
dilakukan  pada  kondisi  sebelum  adanya  pengembangan  usaha  kondisi  aktual dan kondisi setelah adanya pengembangan kondisi Pengembangan usaha pada
peternakan  kelinci  ini.    Kondisi  tersebut  memberikan  kemudahan  dalam melakukan analisis finansial dengan menggunakan kriteria kelayakan yaitu NPV,
IRR, Net BC dan Payback Period. Dalam  melakukan  analisis  kelayakan  non  finansial    ada  beberapa  aspek
yang  digunakan  yaitu  aspek  pasar  dimana  produk  yang  ditawarkan  mempunyai peluang  pasar  dan  memiliki  kualitas  dengan  harga  bersaing.    Kriteria  kelayakan
pada  aspek  teknis  ditunjukan  dengan  adanya  peningkatan  produksi  dan pemeliharaan yang intensif seperti ketersediaan pakan dalam proses budidaya dan
perawatan media budidaya, sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan mengurangi  resiko  kerugian  atas  mortalitas.    Aspek  manajemen  dan  hukum
menggunakan  kriteria  kelayakan  supaya  pengelolaan  dan  pemeliharaan manajemen dan pengakuan hukum yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan
peternakan  sedangkan  aspek  sosial,  ekonomi  dan  lingkungan  dilihat  dari  respon positif  dan  negatif  masyarakat  sekitar  dengan  adanya  kegiatan-kegiatan  yang
dilakukan oleh peternakan. Analisis  sensitivitas  dengan  metode  Switching  Value  digunakan  dalam
penelitian  ini  untuk  melihat  dari  suatu  keadaan  yang  berubah-ubah  terhadap kelayakan  investasi  hasil.  Dari  analisis  ini  diharapkan  dapat  menjadi  bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang rencana penjualan yang akan dilakukan.    Apabila  dari  hasil  evaluasi  analisis  kelayakan  usaha  menunjukan
bahwa  usaha  peternakan  ini  layak  untuk  dijalankan,  maka  peternakan  dapat menggunakan  proporsi  penjualan  tersebut  untuk  mencapai  keuntungan  yang
maksimal.  Jika dari hasil evaluasi analisis kelayakan yang dilakukan menunjukan bahwa  usaha  peternakan  ini  tidak  layak  untuk  dilaksanakan,  maka  peternakan
tersebut  sebaiknya  mengadakan  perbaikan-perbaikan  dan  meninjau  kembali kepada  beberapa  aspek  yang  dianggap  berpengaruh  terhadap  kemajuan
peternakan.    Secara  sederhana,  penjelasan  di  atas  digambarkan  dalam  bentuk diagram kerangka pemikiran operasional seperti pada gambar 1.
Gambar 1 . Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha
Peternakan Kelinci
Rekomendasi Usaha Peternakan Kelinci
Layak  Tidak  Layak Prospek Usaha
Jaji’s Farm Peningkatan Konsumsi Daging Kelinci
Pengembangan Usaha Peternakan Jaji’s Farm
Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Jaji’s Farm
Aspek Non Finansial : -  Aspek Pasar
-  Aspek Teknis -  Aspek Manajemen dan Hukum
-  Aspek Sosial, Ekonomi dan
Lingkungan
Aspek  Finansial: -
Analisis NPV -
Analisis IRR -
Analisis Net BC -
Analisis Payback Period -
Analisis Switching Value Kondisi aktual
Kondisi Setelah Pengembangan Sumber Modal :
sendiri dan Pinjaman
III. METODE PENELITIAN