Saran KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan

karena memiliki sarana dan prasarana yang memadai sehingga memberikan kemudahan dalam melakukan aktifitas usahanya. Namun, terdapat ketidaksesuaian dengan salah satu kriteria aspek kelayakan yaitu lokasi peternakan yang berada di wilayah pemukiman padat penduduk. Untuk hasil analisis aspek manajemen dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi Jaji’s Farm belum formal dan belum memiliki badan hukum usaha peternakan. Akan tetapi usaha peternakan ini layak dijalankan karena sistem manajemen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kelayakan. Adanya peternakan kelinci Jaji’s Farm memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar dimana masyarakat mendapatkan banyak informasi mengenai usaha peternakan kelinci sehingga dapat dikatakan analisis aspek sosial ekonomi dan lingkungan layak untuk dijalankan. 2. Hasil analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi pada kedua kondisi menunjukan bahwa Kondisi Pengembangan layak untuk diprioritaskan karena memiliki nilai NPV sebesar Rp. 292.353.219,-, IRR sebesar 61 persen, Net BC sebesar 3,51 dan Payback Periods sebesar 4,44. Dilihat dari NPV dapat dikatakan bahwa keuntungan yang diperoleh lebih tinggi daripada kondisi Aktual. Selain itu, dalam sisi efisiensi investasi kondisi pengembangan lebih efisien dibandingkan kondisi aktual sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi pengembangan memiliki tingkat pengembalian lebih singkat. 3. Dari hasil analisis Switching Value yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dari sisi perubahan harga jual output kondisi pengembangan lebih sensitif dengan tingkat kepekaan sebesar 17 persen terhadap perubahan harga jual kelinci pedaging dan 42 persen untuk perubahan harga input. Oleh karena itu, kondisi aktual lebih diprioritaskan untuk dijalankan karena memiliki tingkat kepekaan lebih kecil dibandingkan kondisi pengembangan .

7.2 Saran

1. Adanya penanganan khusus terhadap limbah yang dihasilkan oleh peternakan karena lokasi peternakan berada di wilayah pemukiman padat penduduk. Salah satunya yaitu dapat dilakukan pelatihan khusus mengenai penanganan limbah kepada karyawan yang dimiliki oleh Jaji’s Farm. 2. Usaha peternakan yang dijalankan sebaiknya diprioritaskan pada peternakan dengan kondisi pengembangan karena akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dengan tingkat pengembalian yang cepat. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha jika Jaji’s Farm ingin melakukan pengembangan usaha dengan menggunakan pinjaman modal tertentu. DAFTAR PUSTAKA Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Penerjemah; Yogyakarta: Edisi keempat, Gajah Mada University Press. Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Pencapaian Swasembada Daging Nasional. Jakarta [DISNAK]. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Jumlah Populasi Ternak di Indonesia. 2010. http:www.disnak. jabarprov.go.id. [21 Januari 2010]. [DITJEN]. Direktorat Jendaral Peternakan. 2011. Pusat data dan Informasi Pertanian. http:www.ditjenak.go.id. Ensimenger, M.E,J.E. Oldfield dan W.W. Hineman. 1990. Feed and Nutrition Formay Feed And Nutristion complete. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Caifornia. USA Ermin, 2007. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster Air Tawar pada CV. Fizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Farrell. D.J, dan Y.C. Raharjo. 1984. Potensi Ternak Kelinci Sebagai Penghasil Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor. Gittinger, J.P. 1986. Economic Analysis Of Agricultural Project. 2nd Edition. Terjemahan Sutomo S dan Mangiri K. 1986. Universitas Indonesia. Jakarta Husnan, dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat. Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta Kadariah, Lien K, Clive G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu. Jakarta, PT Prenhallindo. Mathius, J.W., A.P. Sinurat, D.M. Sitompu B.P. Manurung, dan Azmi. 2006. Pengaruh bentuk dan lama penyimpanan terhadap kualitas dan nilai biologis pakan komplit. Seminar Nasional Tek Pet Veteriner. Hal : 57-66 Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Parakassi, A. 1999. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Cetakan Pertama. Penerbit : Universitas Indonesia. Jakarta Rofik, A. 2005. Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Sapi Perah di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. [skripsi]. Bogor : Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Sarwono, B. 2004. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan ke-4. Penerbit Agromedia Pusataka. Jakarta Satrio, 2005. Analisis Kelayakan Finansial usaha ternak kelinci pada Ushagi Farm Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen Agribsinis. Institut Pertanian Bogor. Sumiarti, 2004. Analisis Kelayakan Investasi usaha Agribisnis kelinci Kasus di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2007. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komperhensif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Widagdho, 2008. Analisis Kelayakan usaha peternakan kelinci Asep’s Rabbit Project Lembang. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Lapangan KUISIONER PENELITIAN UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN USAHA PETERNAKAN KELINCI PADA JAJI’S FARM DI DESA CIHERANG, KABUPATEN