42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang menuturkan dan
menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang didapatkan di lapangan saat penelitian dan menyajikan dan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.
56
Metode penelitian ini dipilih untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara umum
bagaimana pengelolaan arsip dinamis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pendekatan penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dimaksudkan untuk menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari
orang-orang yang dapat diamati sesuai dengan pendapat.
57
Dengan pendekatan ini penulis menggambarkan temuan-temuan penelitian dan memperoleh
pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik kesimpulan.
B. Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang memberi informasi atau orang yang menjadi sumber data, bisa juga disebut orang yang diwawancarai.
58
Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data , informasi, ataupun
fakta dari suatu objek penelitian.
59
56
Subana M. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah Bandung: Pustaka Setia, 2005, h. 89.
57
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h.4.
58
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data Jakarta: Rajawali Press, 2010, h.53.
59
M. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya Jakarta: Kencana, 2009, h. 108.
Kriteria informan yang akan menjadi narasumber adalah orang yang memahami tentang pengelolaan arsip yaitu kepala arsip dan stafpegawai arsip
pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam melakukan penelitian kualitatif, penulis harus cermat dalam memilih narasumber informan yang akan di
wawancarai, penulis megambil informan sebanyak 2 orang, yaitu:
Tabel 3.1 Informan
No. Nama
Jabatan
1. Jul Rizal, SH.MH.
NIP. 19610731 198303 1 004 Panitera Muda Hukum
Koordinator Arsip Pidana
2. Dadang
NIP. 19620505 201408 1 001 Juru 1c dan Staf Arsip Pidana
Penulis berharap dapat mendapatkan informasi mengenai pengelolaan arsip dinamis inaktif perkara pidana, peralatan yang digunakan dan hambatan dalam
pengelolaan arsip dinamis inaktif perkara pidana serta pengalaman yang beliau miliki.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis. Oleh karena itu,
pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah, dan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
digunakan antara lain: 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa perantara, atau
langsung dari sumbernya. Seorang penulis bisa mendapatkan data-data
primer dengan cara menyebarkan kuisioner, melakukan wawancara, atau melakukan pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas pada
masyarakat.
60
Dalam penelitian ini data diperoleh secara langsung dari hasil observasi lokasi penelitian yaitu arsip pidana Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dan hasil wawancara dengan koordinator dan staff arsip pidana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis. Data observasi berupa deskripsi faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan
situasi sosial, serta konteks di mana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan
pengamatan secara langsung.
61
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat diperlukan dalam penelitian, apalagi
dengan pendekatan kualitatif. Objek dari observasi ini adalah Unit Kearsipan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, penelitian yang dilakukan
pada teknik observasi ini dengan cara melihat dan mengamati langsung kegiatan pengelolaan arsip, mengumpulkan fakta-fakta, pernyataan-
pernyataan yang merupakan hasil dari kenyataan untuk dibahas dalam hasil penelitian. Teknik observasi ini dilakukan untuk menjawab
60
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktispenelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula Jakarta: STIA-LAN, 1999, h. 86-87.
61
S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Bandung: Tarsito, 2003, h.59.
rumusan masalah mengenai pengelolaan arsip perkara pidana, peralatan yang digunakan serta hambatan dalam pengelolaan arsip.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
62
Wawancara ini merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan berkisar dari pertanyaan informal ke
formal, untuk mendapatkan kejelasan mengenai permasalahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan arsip dinamis di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur
merupakan cara untuk memperoleh data bila subjek sulit mengekspresikan diri, pewawancara dapat memodifikasi pertanyaan
yang akan diajukan. Dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur diharapkan dapat memperoleh data yang lebih mendalam, lebih khusus
dan lebih tepat dengan mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengurangi respon-respon yang tidak jelas.
63
Teknik wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan hasil observasi awal dan menjawab
62
Bungin. Penelitian Kualitatif, h.108.
63
Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, h.190.