Pemeliharaan Arsip Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif

e. Jamur dan sejenisnya Jamur adalah akibat langsung dari kelembaban dan temperatur udara yang tidak terkontrol.

4. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip

Penyusutan arsip bukan sekedar masalah mendesak yang harus dilakukan karena banyak arsip yang tidak terkendali, berserakan, dan menumpuk di sudut ruangan, tetapi juga terkait apresiasi pimpinan. 49 Arsip - arsip yang telah semakin menurun frekwensi penggunaannya oleh organisasi atau digunakan kurang dari 10 kali dalam satu tahun dikatakan sebagai arsip inaktif. Arsip inaktif tersebut disimpan di pusat arsip Record Centres. Menurut Mabbs dalam Peterson dan Nathan “ The need to establish records centres stems from the very large quantities of records which are produced by modern administrative organizations and the necessity to keep them as economically as possible before they can be destroyed or transferred to the National Archives.” 50 Record centre digunakan untuk menjaga atau menyimpan arsip inaktif dengan jumlah yang sangat besar yang dihasilkan oleh organisasi administrasi secara ekonomis sebelum record inaktif tersebut dihancurkan atau dipindakan ke Arsip Nasional karena arsip inaktif tidak akan selamanya disimpan di Pusat Arsip Record Centre, tetapi sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip JRA, arsip inaktif yang tidak bernilai guna tinggi, hanya memiliki nilai guna primer, akan 49 Machmoed Effendi, Implementasi Penyusutan Arsip di Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Materi Rakor Penyusunan Pedoman Penyusutan Arsip di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, 26 April 2011. 50 Peterson Dewah and Nathan Mnjama, “An Assessment Of The National Archives Of Zimbabwe’s Gweru Records Centre,” Esarbica Journal, vol.32, 1 February 2013, h.55. dimusnahkan. Sementara arsip yang bernilai guna tinggi, memiliki nilai guna primer dan sekunder, akan diserahkan ke Arsip Nasional RI sebagai arsip statis. Pemusnahan dan penyerahan arsip harus melalui prosedur dan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Pasal 1 No, 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan disebutkan bahwa penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan. Kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam proses penyusutan arsip meliputi : a. Penilaian terhadap arsip yang sudah melampaui jangka simpannya. b. Penyisihan dan seleksi arsip-arsip mana yang dapat dimusnahkan dan yang akan disimpan. c. Pendaftaran arsip dalam daftar pertelaan, pemusnahan dan penyerahan arsip. Fase penyusutan merupakan penentuan masa simpan arsip. Dalam fase ini ditentukan apakah suatu arsip harus dimusnahkan, dipindahkan atau disimpan secara permanen. Pengelolaan arsip inaktif pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan semasa aktifnya. Apabila pada masa aktifnya arsip dikelola dengan baik, maka pada masa inaktifnya akan menjadi baik, sehingga akan memudahkan proses penyusutan dan penataan arsip pada masa statis. Pemusnahan arsip inaktif artinya pemusnahan arsip yang tidak diperlukan lagi bagi instansilembaga. Metode pemusnahan arsip meliputi pencacahan, pembakaran, pemusnahan kimiawi dan pembuburan. 51 a. Pencacahan Pencacahan adalah metode yang sering digunakan di Indonesia dalam pemusnahan dokumen dan mikrofilm, yaitu menyobek menjadi potongan-potongan kecil menggunakan alat pencacah. Berbagai macam jenis alat pencacah yaitu: Shredders, sebuah alat pemotong yang menggunakan berbagai metode untuk memotong, menarik, menyobek kertas menjadi potongan-potongan kecil. Disintegrator, menggunakan pemotong berputar sehingga menghasilkan potongan dokumen berupa partikel kecil-kecil, alat jenis ini cocok untuk pengamanan tingkat tinggi. Ada pula berbagai alat pemotong lainnya, mulai dari mesin kecil yang dapat diletakkan di atas meja, sampai mesin besar yang mampu mencacah 2 ton kertas per jam, dan ada pula mesin pencacah yang dapat memotong kertas datar maupun gumpalan kertas. b. Pembakaran Pembakaran adalah metode yang telah lama dikenal, metode ini pernah dianggap sebagai metode paling aman namun pengalaman lapangan menunjukkan bahwa dokumen yang dibakar seringkali terlempar dari api pembakaran sehingga mungkin saja ada dokumen 51 Sulityo Basuki, Pengantar Kearsipan, h. 105. rahasia yang dapat diketahui lawan, dan kini metode pembakaran dianggap tidak bersahabat dengan lingkungan. c. Pemusnahan Kimiawi Pemusnahan kimiawi adalah pemusnahan dokumen dengan menggunakan bahan kimiawi guna melunakkan kertas dan melenyapkan tulisan, termasuk mikrofilm. Pemusnahan kimiawi lebih hemat daripada pencacahan. d. Pembuburan Pembuburan atau pulping adalah metode pemusnahan dokumen rahasia yang ekonomis, aman, bersih, nyaman dan takterulangkan. Dokumen yang akan dimusnahkan dicampur air kemudian dicacah lalu dialirkan melalui saringan, hasil pembuburan berupa residu kemudian dipompa ke hydraexcator yang memeras air sehingga hasilnya adalah lapisan bubur, lapisan ini kemudian disiram air lagi lalu dibuang. Pembuburan banyak dilakukan oleh bank dan instansi lembaga yang menuntut pengamanan yang tinggi. Metodei ini belum populer di Indonesia. 52

D. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip Dinamis

Berikut hambatan-hambatan dalam pengelolaan arsip dinamis menurut Ig Wursanto : 53 1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip-arsip apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali. 52 Sulityo Basuki. Pengantar Kearsipan, h.106. 53 Ig.Wursanto. Kearsipan 2, h.29.

Dokumen yang terkait

Implementasi Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan Perkara Pidana (SKPPP/SKP3) (Sudi Kasus Perkara soeharto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan)

0 56 175

Pengelolaan arsip dinamis studi kasus pada sekretariat Majelis Ulama Indonesia : MUI Kota Tangerang Selatan

0 20 169

Penyelesaian Sengketa Hak Asuh Anak (Hadhanah). (Studi Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor : 2558/Pdt.G/2013/Pa.Js dan Pengadilan Negeri Tangerang No. 282/Pdt.G/2014/Pn.Tng)

3 58 150

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP PERKARA PENADAHAN MOBIL (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

0 11 74

ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta) Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 6 15

PRAPERADILAN SEBAGAI FUNGSI PENGAWASAN HORIZONTAL DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA Praperadilan Sebagai Fungsi Pengawasan Horizontal Dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta Dan Pengadilan Negeri Sragen).

0 1 13

PENYELESAIAN MAL PRAKTIK MEDIK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN MELALUI PERADILAN PIDANA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan).

0 1 6

Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Register Perkara Nomor : 1765/Pid.B/2009/PN.JKT.SEL Tentang Penjatuhan Pidana Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat.

0 1 1

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA KELAS 1A KHUSUS

0 0 19

TINDAK PIDANA PENADAHAN MOTOR (STUDI KASUS PERKARA PIDANA No.I302PID.B2012PNPLG) DI PENGADILAN NEGERI PALEMBANG

1 1 67