g. Investigative Reporting, tidak jauh berbeda dengan laporan
interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun, dalam pelaksanaannya sering illegal
dan tidak etis, karena demi mencapai tujuan wartawan biasanya melakukan penyelidikan mendalam untuk memperoleh fakta
tersembunyi. h.
Editorial Writing adalah penyajian fakta dan opini dari hasil pikiran sebuah institusi yang telah diuji di depan sidang pendapat umum, yaitu
dengan menafsirkan berita-berita penting dan memengaruhi pendapat umum.
4. Nilai Berita
Ada beberapa karakteristik intristik yang dikenal sebagai nilai berita news value. Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna atau yang biasa
diterapkan untuk menentukan khalayak berita news worthy.
26
Brian S. Brook dalam News Reporting and Editing 1980 menyebutkan, kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut: a.
Aktual Timeleness, berita yang sedang atau baru saja terjadi aktualitas waktu dan masalah
b. Keluarbiasaan Unsualness, berita adalah suatu peristiwa yang luar
biasa, bukan peristiwa biasa. c.
Akibat Impact, berita adalah hal yang berdampak luas
26
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Cet ke-3, Jakarta: Kompas, 2007, h. 53.
d. Kedekatan Proximity, berita adalah sesuatu yang dekat, baik
psikologis maupun geografis. e.
Informasi Information, berita adalah informasi, informasi adalah hal yang bisa menghilangkan ketidakpastian. Wilbur Schramm
f. Konflik Conflict, berita adalah konflik atau pertentangan
g. Orang penting Public Figure news maker, berira adalah tentang
orang-orang penting, figure public. h.
Kejutan Suprising, berita adalah kejutan, yang datangnya tiba-tiba di luar ruangan.
i. Keterkaitan manusia Human interest, berita adalah hal yang
menggetarkan hati, menggugah perasaan, mengusik jiwa, lebih cenderung emosional dari pada rasional.
j. Seks Sex, berita adalah informasi seputar seks, yang terkait dengan
perempuan.
27
E. Framing
1. Definisi Framing
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi
realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih
mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan
tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan
27
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, h. 78- 80.