Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

bagi para pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial. 39 Beberapa tahap di atas adalah proses siklus yang selalu terjadi pada pembangunan realitas yang diciptakan oleh media massa, ternasuk Kompas.com dan sebuah realitas yang terkonstruk sebenarnya memang sangat luar biasa. Karena pemberitaan tersebut lebih cepat diterima oleh khalayak luas, menjadi lebih luas pula jangkauan pemberitaanya, sebaranya merata, karena media massa dapat ditangkap oleh masyarakat luas secara merata dan di mana-mana, membentuk opini karena merangsang masyarakat untuk berpendapat atas kejadian tersebut, massa cenderung terkonstruksi, karena masyarakat cenderung terkonstruksi dengan pemberitaan-pemberitaan yang sensitif, bahkan opini massa cenderung apriori sehingga mudah menyalahkan berbagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Peneliti menemukan salah satu bentuk keterlibatan masyarakat dalam menanggapi konstruksi pemberitaan yang dilakukan oleh Kompas.com mengenai program deradikalisasi. Pendapat ini merupakan salah satu bukti bahwa pemberitaan yang ditangkap oleh masyarakat melalui media massa akan membentuk opini massa. “ Deradikalisasi tak efektif dan hanya jadi semacam proyek, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia HTI Muhammad Ismail Yusanto menegaskan bukan hanya deradikalisasi saja tetapi juga seluruh penindakan terorisme itu proyek. “Yang jadi proyek bukan hanya masalah deradikalisasi, seluruh penindakan terorisme itu proyek. Karena itu seolah-olah terorisme harus ada terus, ada penangkapan di sana, penembakan di sini, tetapi publik tidak pernah tahu mengapa terus terjadi seperti itu,” ujarnya kepada mediaumat.com, 39 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta : Kencana, 2006, h. 216 Kamis 211 melalui ponsel. Ia pun mencontohkan kasus malam tahun baru 2014 di Ciputat yang menewaskan 6 orang terduga teroris. Apakah begitu sulitnya menangkap enam orang itu wong mereka tidak bersenjata. Dan warga di sana tahu bahwa ledakan- ledakan itu bukan bersumber dari dalam rumah tempat keenam orang itu berada tetapi dari luar. Jadi tidak ada tembak menembak seperti yang diklaim Polri. Nah, kecurangan-kecurangan ini yang membuat masalah tidak pernah selesai. “Sebenarnya kita ini mau apa? Mau cari duit dari isu terorisme atau membuat negara ini tentram? Pungkasnya. Dengan judul Politisi PDI-P Nilai Deradikalisasi Tak Efektif dan Hanya Jadi Semacam Proyek, kompas.com, memberikatakan Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin mempertanyakan program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Program tersebut dinilai tak efektif, terbukti dengan masih adanya peristiwa pengeboman dan penembakan di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis pekan lalu. “Deradikalisasi menjadi semacam proyek dan masuk dalam APBN dan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah bekerja sama dengan lembaga non pemerintah, LSM, ormas dan lain- lain,” kata Hasanuddin dalam keterangan tertulis, Senin 1812016. mediaumat.com, 2112016 .” 40 Beberapa hasil temuan yang telah dipaparkan sebelumnya cukup menunjukan bahwa Kompas.com cukup dinamis dalam memberitakan perkembangan program deradikalisasi melalui artikel-artikel yang dipublikasikanya. “ Pada akhirnya dapat disimpulkan, bahwa sebuah media massa, baik elektronik, cetak maupun online, sejatinya sangatlah pandai dalam menciptakan sebuah konstruksi atas realitas yang ada di dunia sekitar melalui frame yang disajikan dalam setiap beritanya. Kemudian hasil dari konstruksi dan pembingkaian terebut adalah, terciptanya interpretasi dalam mengonfirmasi semuanya, dan tergiringnya opini masyarakat yang menjadi khalayak dari media itu sendiri. 40 http:hizbut-tahrir.or.id20160124bukan-hanya-deradikalisasi-seluruh-penindakan- terorisme-itu-proyek di akses pada 1 Agustus 2016 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan data-data yang peneliti kumpulkan mengenai analisis framing dalam teks artikel pemberitaan program deradikalisasi terorisme di Kompas.com periode 17 Januari 2016 sampai dengan 25 Januari 2016 dengan menggunakan metode analisis Framing model Robert N. Entman, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompas.com melalui pemberitaanya mencoba menjelaskan dan mengkritisi perkembangan program deradikalisasi di Indonesia. Kompas.com juga menyajikan aspek-aspek kelemahan yang ada pada program deradikalisasi dalam pemberitaanya. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya keterangan dari berbagai sumber untuk mengeemukakan pandangan dan perspektifnya terkait program deradikalisasi ini. Kompas.com menilai kurangnya keefektifan program deradikalisasi ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari kurangnya pengetahuan serta kemampuan para petugas deradikalisasi dalam mengemban tugasnya, sehingga tidak tersampaikanya maksud dan tujuan program deradikalisasi itu sendiri dan justru sebaliknya petugas deradikalisasi terpapar pemahaman radikal. Berkembang pesatnya organisasi-organisasi yang memiliki pemahaman radikal garis keras, tumbuh meluasnya motif-motif baru tindak terorisme serta minimalnya

Dokumen yang terkait

Analisis Framing Pemberitaan Foto Pre Weding pada Media Online Detik.Com dan Kompas.Com

13 146 91

Analisis framing pemberitaan meninggalnya ustadz Jefri Al-Buchori pada Republika online dan kompas.com

1 25 125

Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris Di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Siyono Di Kompas.Com)

0 8 118

Analisis Framing Pemberitaan Upaya Pelegalan Daging Anjing Di Jakarta Oleh Republika Online Dan Kompas.Com

0 13 134

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme di Surakarta Pada Headline Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 1 15

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Terorisme Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012).

0 3 14

KONTRUKSI REALITAS KOMPAS.COM DALAM PEMBERITAAN PEMBATASAAN BBM BERSUBSIDI ( Analisis Framing Pemberitaan Pembatasaan BBM Bersubsidi Yang Dimuat Kompas.com Pada Periode Agustus - September 2014 ).

0 0 16

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS SEPUTAR KEMACETAN LALU LINTAS DKI JAKARTA DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

0 0 25

KONSTRUKSI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM PEMBERITAAN KRIMINAL DI KOMPAS.COM (Analisis Framing Robert N Entman)

0 1 118

REALITAS JOKOWI DALAM PEMBERITAAN KOMPAS.COM DI RUBRIK “POLITIK” (Analisis Framing Pemberitaan Jokowi Pada Rubrik “Politik” di Kompas.Com Periode Oktober 2014) - FISIP Untirta Repository

0 0 167