mengembangkan  dirinya  melalui  pemikiran  dan  tindakan  yang dirumuskan oleh mereka. Pendekatan ini sering juga dianggap sebagai
pendekatan bersifat partisipatif. Beberapa  keuntungan  menggunakan  pendekatan  non-direktif
dalam melakukan pemberdayaan: 1 Kemungkinan  memperoleh  hasil  yang  lebih  baik  dalam
keterbatasan sumber daya yang ada. 2 Membantu perkembangan masyarakat.
3 Menumbuhkan rasa kebersamaan. 4 Memunculkan kesempatan untuk mendidik dan mempengaruhi
masyarakat. Akan tetapi dalam praktiknya, penggunaan pendekatan direktif dan non-
direktif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakat.
4. Tahapan Pemberdayaan
Untuk  melakukan  pemberdayaan  biasanya  pekerja  sosial  menyusun kegiatan  pemberdayaan  melalui  beberapa  langkah  secara  bertahap  sesuai
kondisi dan kebutuhan warga yang menjadi sasaran kegiatan. Secara umum tahapan  intervensi  baik  dalam  lingkup  mikro,  makro  maupun  mezzo
memiliki enam tahapan yakni:
60
60
Karen  K.  Krist-Ashman. Introducing  To  Social  Work    Social  Welfare  Critical  Thinking Perspective. USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010. h.60.
Bagan 2. Tahapan Intervensi Sosial
Sumber:  Buku
Introducing  To  Social  Work    Social  Welfare  Critical Thinking Perspective.
Akan  tetapi  dalam  tahapan  pemberdayaan ini,  penulis  akan
menggunakan tujuh tahapan intrevensi di level komunitas yang ditulis oleh Isbandi Rukmito sebagai berikut:
a Tahapan persiapan Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua
tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: 1 Persiapan petugas.
Persiapan  petugas  ini  diperlukan  untuk  menyamakan  persepsi antar  anggota  tim  agen  perubah  atau community  worker
mengenai  pendekatan  apa  yang  akan  dipilih  dalam  melakukan pemberdayaan.
2 Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahap engagement, petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah
yang  akan  dijadikan  sasaran,  baik  dilakukan  secara  informal maupun  formal.  Bila  sudah  menemukan  daerah  yang  ingin
dikembangkan, community  worker harus  mencoba  menjalin kontak  melalui  jalur  formal  untuk  mendapatkan  perijinan  dari
pihak  terkait.  Tetapi  di  samping  itu, community  worker juga tetap  harus  membina  relasi  dengan  tokoh-tokoh  informal  agar
hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada tahap  inilah  terjadi  kontak  awal  dengan  kelompok  sasaran.
Komunikasi  yang  baik  pada  tahap  awal  biasanya  akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya.
b Tahap assessment atau pengkajian. Proses assessment yang  dilakukan  dapat  dilakukan  secara
individu  melalui  tokoh-tokoh  masyarakat,  tetapi  juga  melalui kelompok-kelompok  dalam  masyarakat.  Pada  tahap  ini  petugas
berusaha mengidentifiasi masalah atau kebuutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
Dalam  proses assessment ini,  dikenal  pula konsep  kebutuhan normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang berlaku.