Pengertian Dampak Sistematika Penulisan
                                                                                mengelola  sampah  yang  ada  dan  keterampilan  dalam  mengelola waktu yang dimiliki.
b Organizational skill yang terdiri dari kemampuan untuk mengetahui hak  dan  kewajibannya  dalam  suatu  organisasi,  pengurus
kelompokkoperasi  tahu  rincian  pekerjaannya.  Dan  mempunyai kemampuan berorganisasi, tidak hanya mengikuti kegiatan tapi ikut
serta dalam kegiatan dengan kesadaran, indikatornya adalah mereka mau hadir dalam terlibat kegiatan bahkan menjadi pengurus.
Selain  menggunakan  indikator  diatas,  penulis  juga  menggunakan indikator  pemberdayaan  dari Longwe untuk  menganalisis  dampak  dari
kegiatan kreasi limbah kertas yaitu:
38
a Kesejahteraan perempuan yang terdiri dari tiga unsur yaitu perbaikan mutu makanan yang dimakan, peningkatan pendapatan, peningkatan
pelayanan  dan  perawatan  kesehatan. Oleh karena  itu, level pemberdayaan ini menekankan perempuan harus menjadi aktif dan
produser  untuk mencukupi kebutuhan  materialnya. Kesejahteraan dapat diukur melalui tercukupinya kebutuhan dasar seperti makanan,
penghasilan, perumahan
dan kesehatan.  Untuk  memperbaiki
kesejahteraan  diperlukan  peningkatan akses  perempuan  terhadap sumber daya dan keterlibatan dalam proses pemberdayaan.
39
38
Ismet  Firdaus,  dkk., Pengalaman  Al-Qur’an  tentang  Pemberdayaan  Dhu’afa Jakarta: Dakwah Press, 2008, h. 25.
39
Ahmad  Arif  Widianto, LSM  dan  Pemberdayaan  Perempuan  Studi  Pada  LSM Yayasan Sahabat Ibu di Yogyakarta, Tesis S2 Sosiologi, Univeristas Gajah Mada, 2014, h. 43.
b Akses  perempuan  dalam  bahasa Longwe, akses  diartikan  sebagai kemampuan perempuan untuk dapat memperoleh hakakses terhadap
sumber  daya  produktif  seperti  tanah,  kredit,  pelatihan,  fasilitas pemasaran,  tenaga  kerja  dan  semua  pelayanan  publik  yang  setara
dengan  perempuan.  Akses  terhadap  teknologi  dan  informasi  juga merupakan aspek penting lainnya. Melalui teknologi dan informasi,
perempuan  dapat  meningkatkan  produktivitas  ekonomi  dan  sosial mereka dan mempengaruhi lingkungan tempat yang ditinggal.
40
c Conscientisation Konsientisasi  yang  merupakan  pemahaman terhadap sexroles dan gender roles, dimana gender roles merupakan
bentukan budaya yang dapat dirubah. Pada level ini, pemberdayaan dituntut  mampu menumbuhkan sikap  kritis perempuan terhadap
berbagai akar permasalahan yang menimpanya seperti diskriminasi, subordinasi, stereotipe sehingga menciptakan  kesetaraan gender di
segala aspek kehidupan. d Partisipasi  sebagai  keterlibatan  dan  keikutsertaan  aktif  dalam
pengambilan keputusan. Dalam konteks pemberdayaan, perempuan harus terlibat dalam penetapan kebutuhan, perumusan, implementasi,
monitoring  dan  evaluasi.  Partisipasi  pada  dasarnya  merupakan komponen  penting  dalam  pembangkitan  kemandirian  dan  proses
pemberdayaan. Individu-individu  harus  terlibat  dalam  proses
40
Retno  Indah  Supeni  dan  Maheni  Ika  Sari
,
Upaya  Pemberdayaan  Ekonomi  Perempuan melalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil Studi Diskriptif pada Kegiatan Usaha Kecil Ibu-
Ibu  Desa  Wirolegi  Kabupaten  Jembber,  Dampingan  Pusat  studi  Wanita  UM  Jember,  Prosiding Seminar Nasional Ekonomi, 2011, Jember: Universitas Muhammadiyah Jember, 2011, h.105.