d Perlakuan panas.
Adalah mengonversi limbah padat menjadi gas, cairan dan produk padat yang mengeluarkan energi. Perlakuan panas thermal limbah
padat senyawa organik dapat dilakukan dengan bantuan oksigen maupun tanpa oksigen
e Perlakuan biologis, dan
f Penguburan limbah padat landfill system.
Tujuan dari landfill system adalah untuk mencegah tercemarnya air permukaan tanah oleh limbah padat. Landfill system merupakan sarana
dan fasilitas untuk pembuangan limbah padat dimana limbah padat diletakkan di atas lahan dan di bawah limbah padat terdiri atas beberapa
lapisan media padat antara lain granular, geotekstil, plastik, tanah liat dan bantuan lain-lain.
Akan tetapi pengolahan limbah kertas yang sering digunakan adalah dengan melakukan mengurangi reduce pemakaian kertas dapat berupa
sikap menghindari pemakaian kertas yang boros, pemakaian kertas hendaknya dilakukan seperlunya. Selain dengan reduce, pengolahan kertas
dapat dilakukan dengan penggunaan kembali resue yakni dengan menggunakan kembali kertas atau box yang telah kita pakai. Pengolahan
kertas juga dapat dilakukan dengan mendaur ulang recycle limbah kertas menjadi sesuatu yang baru. Hal ini yang dilakukan oleh komunitas enigami
yaitu mendaur ulang limbah kertas yang sudah tidak dipakai menjadi suatu karya seni kertas menggunakan dengan teknik seni kertas yang menghasilan
suatu nilai yang bermanfaat seperti kreasi enigami.
C. PEMBERDAYAAN 1. Pengertian Pemberdayaan
Gagasan pemberdayaan bukanlah merupakan ide atau konsep baru. Pemberdayan muncul sebagi solusi atas fakta ketimpangan struktrur
kekuasaan yang berlangsung selama ini, di mana masyarakat bawah haus akan kebutuhan untuk mendapatkan kekuasaan dalam mengatur diri mereka
sendiri. Konsep pemberdayaan kemunculanya didasari oleh gagasan yang menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri.
50
Pemberdayaan masyarakat sering dipahami sebagai perwujudan dari pengembangan masyarakat yang lahir dari tradisi pendidikan massa dan
berbasis pada bidang pekerjaan sosial serta memiliki kemiripan cakupan dengan pendidikan luar sekolah namun pengembangan masyarakat
berkembang menjadi disiplin yang mandiri.
51
Pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa inggris empowerment yang juga dapat bermakna pemberian kekuasaan. Karena power bukan
sekedar daya tetapi juga kekuasaan sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. Sehingga pemberdayaan adalah
sebuah proses menjadi bukan sebuah proses instan. Sebagai proses pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengkapasitan
dan pendayaan. Target dan tujuan pemberdayaan itu sangat tergantung pada
50
Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa Jakarta: Dakwah Press, 2008, h. 161-162.
51
Dr. H. Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial Tangerang: Lentera Hati, 2012, h. 50.
bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang digarap, baik bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun sosial.
52
Pemberdayaan menurut Karen K. Krist-asham dalam bukunya menjelaskan bahwa:
“Empowerment is the process of increasing personal, interpersonal, and political power so that individuals can take action to improve
their life situations. Empowerment means increasing, emphasizing, developing, and nurturing strengths and positive attributes. It aims
at enhancing individuals, group, families, and communities power and control over their destinies Pemberdayaan adalah proses
meningkatkan kekuatan pribadi, interpersonal, dan politik sehingga individu dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi
kehidupan mereka. pemberdayaan berarti meningkat, menekankan, mengembangkan, dan memelihara kekuatan dan atribut positif. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan individu, kelompok, keluarga, dan kekuasaan dan kontrol masyarakat atas nasib mereka”.
53
Menurut Edi Suharto, pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan
masyarakat yang dilakukan melalui pengingkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung disadvantaged groups agar
mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi pilihan-pilihan hidup melaksanakan kegiatan ekonomi menjangkau dan memobilisasi sumber
berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
54
Pemberdayaan menurut Zubaedi berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan
52
Randy R. Wrihatnoto dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007, h. 2.
53
Karen K. Krist-Ashman, Introducing To Social Work Social Welfare Critical Thinking Perspective, USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010, h. 55.
54
Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosial Perusahaan Jakarta: PT Refika Aditama, 2007 h. 110.
kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.
55
Menurut Payne dalam Fredian, pemberdayaan merupakan proses yang ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya kuasa untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan
sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,
antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.
56
Sedangkan dalam buku pengembangan masyarakat wacana dan praktik pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan empat
perspektif yaitu: a Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif pluralis, adalah suatu
proses untuk menolong individu dan kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung agar mereka dapat bersaing lebih efektif dengan
kepentingan-kepentingan lain. b Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif elitis adalah suatu
upaya untuk bergabung dan memengaruhi kalangan elite seperti para pemuka atau tokoh masyarakat, pejabat, orang kaya dan lain-lain,
membentuk aliansi dengan kalangan elite, melakukan konfrontasi dan mengupayakan perubahan pada kalangan elite.
55
Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd., Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013, h. 43.
56
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014, h. 89-90.