Fasilitas di Kelurahan Jombang Profil Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif Enigami di Kelurahan
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Proses Pemberdayaan Komunitas Enigami Melalui Kreasi Limbah Kertas
Di Kelurahan Jombang, Ciputat .
Dalam kehidupan sehari-hari hampir sebagian masyarakat menggunakan kertas setiap harinya. Kertas sudah menjadi kebutuhan yang banyak digunakan
oleh masyarakat mulai dari anak kecil sampai dengan dewasa di berbagai bidang terutama di bidang pendidikan dan perkantoran. Setiap harinya mereka
menggunakan kertas untuk menulis dan keperluan lainnya. Semakin banyak kertas dipakai oleh masyarakat semakin banyak juga pohon yang ditebang
sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas, hal ini akan merusak kelestarian bumi. Bukan hanya itu saja, kertas yang sudah tidak digunakan oleh
masyarakat dibuang begitu saja karena mereka berpikir kertas tersebut sudah dipakai dan tidak digunakan kembali serta tidak memiliki nilai guna lagi.
Kertas yang dibuang akan mengalami penumpukan sampah atau limbah sehingga akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang mana lingkungan
akan menjadi kotor. Komunitas enigami pun mengajak masyarakat untuk membuat sesuatu yang bernilai dari kertas yang sudah tidak dipakai lagi
melalui kreasi enigami. Pembuatan kreasi enigami ini juga bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah yang berasal dari kertas yang sudah tidak
terpakai terutama pada bidang pendidikan di tingkat universitas yang sering banyak menggunakan kertas.
Cara komunitas enigami untuk mengajak masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Tujuan pemberdayaan masyarakat untuk
memanfaatkan kertas yang sudah tidak terpakai menjadi suatu kreasi seni. Tujuan lainnya untuk membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan
kemandirian masyarakat terutama pada ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga saja.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan merupakan ide dan inisiatif dari pendiri komunitas engami yang bernama Muhammad Sarudi Putra
Siregar. Awal ide tersebut ketika Sarudi sedang mengikuti salah satu kegiatan di dompet dhuafa bertemu dengan Bapak Komarudin yang juga mengikut
kegiatan tersebut. Bapak Komarudin bertempat tinggal di wilayah Jombang kemudian mengundang Sarudi untuk datang ke wilayah Jombang karena di
sana terdapat ibu-ibu sedang tidak melakukan aktivitas lain selain menunggu anaknya sekolah. Sarudi pun mengajak ibu-ibu tersebut untuk membuat kreasi
enigami. Hal ini seperti yang diucapkan oleh Sarudi selaku pendiri komunitas enigami sebagai berikut:
“Nah untuk pemberdayaan sendiri awalnya dari bang Sarudi ikut satu kegiatan di dompet dhu’afa ya bang waktu itu ya dan kenal sama Pak
Komarudin, nah Pak Komarudin sendiri domisilinya di Jombang, dan banyak aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh ibu-ibu yang kebetulan
juga berdekatan sama kediaman sama Pak Komarudin, Pak Komarudin kemudian ngundang, janjian sama bang Sarudi buat datang bersama dan
melihat potensi dan ternyata ibu – ibu di sana daripada nungguin anak – anaknya ngobrol gak jelas, bang Sarudi coba untuk ngajak ibu – ibu
pemberdayaan di sana buat kerja sama dengan Enigami, gitu..”
80
Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat komunitas enigami pertama kali bertempat di wilayah Jombang tepatnya di Jalan Sumatera Gang
Alpukat, lokasi tidak begitu jauh dari SMA Negeri 11 Tangerang Selatan atau
80
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
berdekatan dengan Mushalla At-Taubah di gang alpukat bersebelahan dengan toko material bangunan. Pemberdayaan ini dilakukan pada pertengahan Juli
2013, seperti yang dikatakan oleh Sarudi berikut: “Tanggalnya sih lupa yaa tapi kita mulai dan melakukan pertemuan awal
itu pertengahan bulan Juli 2013.”
81
Seiring berjalannya waktu, komunitas enigami tidak hanya melakukan pemberdayaan masyarakat di Jombang saja tetapi mereka juga melakukan
pemberdayaan di Kampung Utan, Ciputat. Pemberdayaan merupakan kerjasama dengan salah satu bank sampah yang berada di Kampung Utan,
namun pemberdayaan hanya berjalan beberapa bulan saja dan sekarang sudah ditutup. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Selain di Jombang kita juga pernah melakukan pemberdayaan di Kampung Utan itu kita kerjasama dengan bank sampah bikin bokani juga
tapi gagal, gagalnya lebih kalau gak salah hampir 80, kalau di pabrik barang cacat karena quality controlnya gak jalan dan akhirnya 8
produknya gagal semua dan itu nombok abis. Nah itu itungan awalnya jatuhnya disitu akhirnya gak lanjut lagi, pernah lanjut lagi tapi gak bisa.
Jadi gini beda pabrik dengan home industry itu ada di quality control, kalu di pabrik gampang dicek kalau orang lagi kerja kala home industry
apalagi yang diantara rumah-rumah itu quality controlnya paling susah. Jadi kita harus gimana nih caranya nih apalagi handmade yang mereka
bikin semuanya seragam. Jadinya pemberdayaan yang di Kampung Utan itu kita tutup.”
82
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, pemberdayaan ditutup karena quality control dari tim inti komunitas enigami tidak berjalan dengan baik
sehingga produksi yang dihasilkan oleh peserta pemberdayaan di Kampung Utan mengalami kegagalan hampir 80 dan komunitas enigami pun
81
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
82
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.
mengalami pengeluaran yang berlebih atau kerugian untuk proses produksi yang dilakukan.
Oleh karena itu pemberdayaan yang masih berjalan sampai dengan sekarang yaitu pemberdayaan yang dilakukan di Jombang, Ciputat. Dalam
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perlu adanya strategi pemberdayaan. Strategi pemberdayaan merupakan cara community worker dalam melakukan
kegiatan pemberdayaan kepada kelompok sasarannya. Menurut Jim Ife dalam Zubaedi terdapat tiga strategi dalam
pemberdayaan yang dibahas peneliti pada Bab II halaman 44 mengenai strategi pemberdayaan. Komunitas enigami menggunakan salah satu strategi yang
telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan data wawancara dengan salah satu tim inti komunitas enigami, strategi pemberdayaan yang dilakukan melalui
pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagi aspek yang cukup luas. Upaya yang dilakukan oleh
komunitas enigami adalah memberikan keterampilan mengenai kreasi limbah kertas kepada ibu-bu rumah tangga di Jombang sehingga mempunyai aktivitas
atau kegiatan lain serta kepada anggota sanggar dengan kegiatan sanggar. Hal ini sebagaimana diucapkan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Kalo strategi pemberdayaannya sederhana yaa, jadi di tempat Pak Komarudin tadi itu ada PAUD, nah biasanya kegiatan PAUD itu
selama anak – anak PAUD itu sekolah jam belajarnya itu orang tua mereka itu duduk – duduk di pelataran masjid atau di saung dekat situ
terus udah ngerumpi gitu, nah akhirnya daripada gak ada kegiatan yang bermanfaat gitu, akhirnya kita kesana kita bikin kegiatan, jadi anak –
anaknya belajar di TK Pak Komarudin emaknya itu belajar di kita, gitu..”
Pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dalam proses pemberdayaannya menggunakan pendekatan direktif. Jadi
komunitas enigami berasumsi bahwa kegiatan kreasi limbah kertas melalui enigami merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan
pada anggota komunitas terutama pada ibu-ibu rumah tangga di Jombang dalam memperbaiki perekonomian keluarga.
Untuk menjelaskan proses pemberdayaan di Jombang, penulis menggunakan tujuh tahapan intervensi di level komunitas yang ditulis oleh
Isbandi Rukmito yang dibahas oleh penulis pada Bab II halaman 48 mengenai tahapan pemberdayaan. Berikut tahapan pemberdayaan kreasi enigami:
1. Tahapan persiapan Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua
tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: a Persiapan petugas.
Persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antara anggota tim agen perubah atau community worker mengenai
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan. Setelah berinisiatif melakukan pemberdayaan, Sarudi dengan tim
inti lainnya melakukan diskusi untuk menyamakan pemahaman terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Jombang terutama
kepada koordinator kegiatan pemberdayaan yang bernama Fadlillah Zulqarnain. Bukan sekedar menyamakan pemahaman, tim inti
membuat rencana kedepannya dalam kegiatan pemberdayaan tersebut. Hal ini senada yang diucapkan oleh Sarudi Putra Siregar sebagi berikut:
“Sekedar sharing ada, sempet sih ya kita bikin targetan – targetan gitu tapi kan balik lagi di pemberdayaan itu sendiri kan yang uniknya
itu di pemberdayaan itu bukan seperti pabrikan yang bisa kita paksa artinya yang bisa kita bikin targetan, jadi pertama yang dilakuin itu
pemahaman pasti ke semua tim, terutama Fadlil sebagai koordinator, terus selanjutnya Visi lah bahasanya yaa, ini kedepan mau dibawa
kemana pemberdayaan, seperti itu..”
83
b Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahap engagement.
Petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.
Bila sudah menemukan daerah yang ingin dikembangkan, community worker harus mencoba menjalin kontak melalui jalur formal untuk
mendapatkan perijinan dari pihak terkait. Tetapi di samping itu, community worker juga tetap harus membina relasi dengan tokoh-
tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada tahap inilah terjadi kontak awal dengan kelompok
sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya.
Setelah mendapatkan dan menetapkan tempat yang dijadikan pemberdayaan, komunitas enigami juga melakukan diskusi untuk
menyamakan pemahaman dengan tim inti komunitas enigami lainnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh komunitas enigami:
“Nah setelah ada pemahaman terutama di koordinator baru kita komunikasikan ke kelompoknya ibu–ibu di sana, kita ajak kumpul.
Jadi gini yaa, itu paud orangtuanya banyak jadi kita gak datengin satu persatu kita langsung dateng ke paudnya kita langsung ngobrol
sama ibu–ibunya dan kita ajak siapa yang mau berkegiatan bareng dan akhirnya mereka sepakat dan kita bikin jadwal kemudian kita
lakukan training sama ibu-ibu tersebut dan semua persiapannya itu
83
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas, Ciputat, 22 Mei 2016.
disediakan oleh komunitas enigami. Jadi semacam disubsidi lah yaa Enigami ke ibu – ibu.”
84
Jadi berdasarkan hasil wawancara, langkah selanjutnya adalah persiapan lapangan dengan melakukan komunikasi antara tim inti
komunitas enigami yang diwakilkan oleh Sarudi dan Rofiq dengan ibu-ibu yang dijadikan target sasaran kegiatan pemberdayaan kreasi
enigami. Ibu-ibu rumah tangga yang menjadi target kegiatan pemberdayaan ini yaitu ibu dari anak yang bersekolah di pesantren
komunitas paud ya bunayya milik Bapak Komarudin. Pertama, berkumpul dengan ibu-ibu rumah tangga yang menjadi peserta
kegiatan pemberdayaan. Kedua, mengajak peserta pemberdayan yang memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan pemberdayaan enigami
tanpa adanya paksaan. Ketiga, melakukan diskusi dengan peserta pemberdayaan guna menentukan jadwal kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami. Kegiatan ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli 2013 di saung pesantren komunitas paud ya bunayya yang berada di
Jombang, Ciputat. Setelah berkomunikasi dengan peserta pemberdayaan yang
bertempat tinggal di Jombang, komunitas enigami siap melakukan pelatihan kreasi enigami kepada mereka dengan semua persiapan yang
disediakan oleh komunitas enigami. Untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami, tim inti komunitas enigami tidak melakukan perijinan
84
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
dengan siapa pun baik ke rukun tetangga atau pun ke rukun warga setempat.
2. Tahapan assessment atau pengkajian.
Proses assessment yang dilakukan dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga melalui kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas berusaha mengidentifiasi masalah atau kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang
dimiliki klien. Dalam proses assessment ini, dikenal pula konsep kebutuhan normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang
berlaku. Ketika ingin melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami
di Jombang, komunitas enigami tidak melakukan pengidentifikasian terhadap kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama pada
kaum perempuan yang ada di Jombang. Komunitas enigami hanya melihat peluang yang ada dari sisi komunitas enigami saja tanpa memikirkan
bagaimana kelemahan dan akibat yang akan terjadi ke depannya. Hal ini yang diucapkan dengan Sarudi sebagai berikut:
“Nah ini yang jadi pembelajaran di kita banget, memang bener gak ada sama sekali identifikasi, jadi tuh hasil dari ngobrol sama Pak
Komarudin, beliau bilang di tempat kita aja soalnya ibunya gak ada kegiatan. Dan akhirnya kita datang ke sana. Nah tidak ada
identifikasi
hanya sekedar
kegiatan dan
akhirnya perkembangannya memang gak cepat, memang benar – benar lama
ya prosesnya sampai kita nemuin beberapa informasi yang sebenernya itu dibutuhkan di sana, kaya gitu. Jadinya itu cuman
hasil dari ngobrol, terus ketemu peluang langsung jajalin sama Pak Komarudin.”
85
85
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
Dari hasil wawancara di atas, komunitas enigami melakukan pengindetifikasian terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah Jombang
setelah kegiatan pemberdayaan kreasi enigami telah berjalan dan identifikasi yang dilakukan memerlukan proses dan waktu yang lama
sampai dengan akhirnya komunitas enigami menemukan beberapa informasi mengenai kebutuhan di masyarakat di wilayah Jombang
tersebut. 3.
Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan Designing. Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba
melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan
yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. Program dan kegiatan
yang akan mereka kembangkan harus disesuaikan dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang bersifat
insidental ataupun amal yang kurang dilihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Tim inti komunitas enigami dengan peserta pemberdayaan di Jombang tidak melakukan alternatif untuk kegiatan pemberdayaan kreasi
enigami. Komunitas enigami hanya menjalankan satu konsep untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dan tidak melibatkan
partisipasi secara langsung peserta pemberdayaan di Jombang. 4.
Tahap pemformulasikan rencana aksi
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk
tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. Dalam tahap pemformulasikan rencana aksi ini,
diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek yang akan mereka capai dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut. Peserta pemberdayaan yang menjadi target kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami tidak membuat sebuah rencana atau target dalam bentuk kertas. Mereka hanya menjadi penerima manfaat kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami saja. Rencana ataupun target mengenai kegiatan pemberdayaan kreasi enigami ini hanya dilakukan oleh tim inti komunitas
enigami dan tidak dalam bentuk proposal seperti yang dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Emm enggak, jadi gini Enigami gini pure bener – bener bahasanya dengan kantong sendiri lah, belom pernah menggunakan proposal
untuk kegiatan kaya gini, sama sekali belom.”
86
Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan Sarudi yang merupakan salah satu pendiri komunitas enigami bahwa komunitas enigami belum
pernah menuangkan gagasan dengan mengajukan proposal ke pihak lain mengenai kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang. Jadi semua
pengeluaran terkait dengan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di
86
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
Jombang ini berasal dari pendapatan yang diterima oleh komunitas enigami itu sendiri baik dari hadiah beberapa perlombaan.
5. Tahap pelaksanaan program Implementation.
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan
dengan baik akan dilaksanakan di lapangan. “Pertama kita scheduling gini, seminggu itu 2 kali pertemuan,
sebulan itu ada 4 minggu. Nah pertemuan pertama dan kedua itu kita ke teknik dasarnya, pertemuan kedua ketiga itu sudah masuk
ke tahap pembuatan barang dengan teknik itu kaya teknik gulung, nah kita buat barangnya apa. Nah pekan ke-tiga pertemuan ke-lima
ke-enam baru mereka itu take action sendiri bikin produknya tadinya kan dibimbing, sampai pekan terakhir pertemuan ketujuh
dan kedepalan itu finishing. Dan waktu awal pertama kali bikin kegiatan itu sampai ibu – ibu itu running itu sekitar lebih kurang 6
bulan, setelah itu baru mereka bisa produksi dan evaluasi dari hasil kegiatan mereka sampai akhirnya kejaring lah orang – orang yang
terus bareng sama Enigami di sana.”
87
Berdasarkan hasil wawancara beberapa tahapan yang dilakukan komunitas enigami dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami sebagai
berikut: a
Pertemuan pertama
dan kedua,
tim komunitas
enigami memperkenalkan kreasi limbah kertas dan teknik yang digunakan
dalam pembuatan kreasi enigami. Ada beberapa teknik yang diperkenalkan dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di
Jombang adalah teknik gulung, remes, pola dan lipat. Untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dengan menggunakan
teknik gulung. Dalam perkenalan teknik ini diajarkan oleh Rofiq
87
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
yang merupakan salah satu tim inti komunitas enigami bagian eskplorasi teknik. Seperti yang dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Di Jombang itu mereka fokus ke tehnik gulung sama sempet kita ajak ke tehnik yang lain kaya tehnik pola, tehnik remas nah tapi
untuk tehnik templet mereka belum diajarin, materinya belum sampe. Nah iya jadi setelah mereka kenal tehnik gulung itu
ternyata mereka lebih nyaman di situ, dan Enigami tergiur dengan kreasi massal yang bikin produksi banyak mengejar prosduksinya
akhirnya mereka fokus di tehnik gulung, mereka nyaman mereka fokus di tehnik gulung dan akhirnya mereka mengembangkan
sendiri tehnik gulung tersebut. Yang tadinya harus ngegunain banyak bahan sama mereka udah benar-benar minimalisir,
contohnya perbandingannya tadinya 10 sekarang sudah diminimalisir sampai 4, akhirnya kita lepas mereka di tehnik
gulung.”
88
b Pertemuan kedua dan ketiga merupakan tahap bimbingan pembuatan
kreasi enigami yang dilakukan oleh peserta pemberdayaan di Jombang, Ciputat. Karya kreasi enigami yang dibuat dalam kegiatan
pemberdayaan di Jombang adalah Bokani. Bokani ini merupakan hasil ide dan penemuan dari peserta pemberdayaan di Jombang.
Awalnya karya yang diarahkan dari komunitas enigami untuk memproduksi souvenir wisuda dengan icon nusantara namun dengan
pendapat dari ibu-ibu Jombang akhirnya mereka memproduksi boneka wisuda. Tidak mudah dalam proses penciptaan boneka
wisuda ini, peserta pemberdayaan di Jombang sudah hampir tiga kali mengganti desain guna untuk mendapatkan desain yang bagus dan
menjadi ciri khas. Hal ini senada dengan yang diucapkan Sarudi sebagai berikut:
88
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
“Jadi bokani tersebut merupakan hasil penemuan mereka sendiri. Tapi malah justru awalnya kita awalnya bukan bikin
itu, tadinya awalnya ke Icon nusantara tapi hasil kita komunikasi ngobrol evaluasi dan kita terima pendapat saran
dari ibu – ibu akhirnya ke boneka wisuda. Dan untuk proses bokani itu sampai tiga kali ganti desain sampai jadi bokani
sekarang ini itu mereka kita cuma ngelempar bu bisa bikin kaya gini gak ini contohnya nih. Dari mulai dibikinnya dengan
lem yang banyak terus menggunakan lakban bahkan tusuk sate tapi sekarang sudah efektif ya itu dari mereka.”
89
c Pertemuan kelima dan keenam merupakan tahap pembuatan kreasi
enigami berupa bokani yang diproduksi sendiri oleh peserta pemberdayaan di Jombang dengan hasil tangan mereka tanpa
adanya bimbingan dari komunitas enigami. d
Pertemuan kedelapan merupakan tahap finishing dari proses pembuatan karya bokani. Finishing ini dikerjakan oleh tim inti
komunitas berupa pemberian warna pada bokani yang telah dibuat oleh peserta pemberdayaan di Jombang sehingga hasil bokani
tersebut dapat dipasarkan oleh tim inti komunitas enigami. Adapun jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami dari awal pertemuan sampai dengan sekarang itu tidak tetap dan mengalami penurunan. Di pertemuan pertama dan kedua,
peserta pemberdayaan sangat antusias dengan adanya kegiatan pemberdayaan kreasi enigami ini dilihat dari jumlah peserta yang hadir
yaitu sebanyak 20 orang. Di pertemuan selanjutnya peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan berjumlah 17 orang dan untuk
89
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
sekarang yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan berjumlah 4 orang. Hal ini seperti yang dikatakan oleh ibu-ibu yang mengikuti pemberdayaan:
“Ibu yang ikut pas pertemuan pertama, kedua sih lumayanan banyak ada 20an terus belasan makin lama makin kesini jadi dikit banget
bisa empat orangan sih.”
90
Hal ini juga dibenarkan oleh peserta pemberdayaan yang lainnya: “Awal mah banyak semua yang nganter anaknya ikut ada kali ya
20an tapi pas beberapa pertemuan kemudian tinggal setengah eh sampai akhirnya cuma 4 orang yang masih bertahan bikin.”
91
Dari keempat peserta pemberdayaan tersebut, ada satu peserta pemberdayan yang masih aktif memproduksi boneka enigami. Hal ini
berdasarkan berdasarkan hasil pengamatan penulis di rumah peserta pemberdayaan pada hari Minggu, 17 Juli 2016:
“Selama bulan ramadhan, Ibu Yanti telah membuat boneka enigami polos sebanyak 100 buah yang disimpan di dalam lemari ruang
belakang. Bokani polos yang telah dibuat diletakkan disebuah kantong berwarna putih.”
92
Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada hari Minggu, 17 Juli 2016, Ibu Yanti masih memproduksi boneka enigami yang akan disetorkan
kepada komunitas enigami.
93
90
Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti salah satu peserta pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016.
91
Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota komunitas enigami, Jombang, 26 Juli 2016.
92
Hasil pengamatan penulis pada hari Minggu, 17 Juli di rumah Ibu Yanti terlampir.
93
Studi dokumentasi penulis pada 17 Juli 2016.
Gambar 1. Karya enigami polos anggota komunitas
Sumber: Observasi, 17 Juli 2016 Dokumentasi Penulis
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami adalah:
“Kalau kita ada dua bahannya yaitu main material dan support material. Main material itu kertasnya kalau support material itu
kaya timplet, mika, tali, pita, cat dan lem itu sih untuk tambahannya. Dan untuk jenis kertasnya itu untuk teknik gulung
itu lebih enak menggunakan kertas hvs, kalau untuk remes biasanya kita gunain kertas yang teksturnya lebih lembut lebih
gampang diremes kita kenanya biasanya Koran. Ada lagi yang pola, biasanya yang pola itu yang agak kuat tapi tipis dan itu tapi
bisa digambar itu bisa jenis hardbox atau kardus. Jadi kita nyesuain bahan baku dengan teknik pembuatan.”
94
Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan Fadlil menjelaskan bahwa ada dua jenis bahan yang digunakan komunitas enigami dalam proses
pembuatan kreasi enigami sebagai berikut: a
Main material merupakan bahan baku dari pembuatan kreasi enigami berupa kertas. Setiap teknik yang digunakan dalam pembuatan kreasi
enigami jenis kertas yang digunakan juga berbeda. Untuk teknik gulung lebih mudah jika menggunakan kertas HVS, untuk teknik
remas mengguankan jenis kertas Koran dan untuk teknik pola
94
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
menggunakan jenis kertas hardbox atau kardus. Untuk bahan utama kertas diperoleh dari program Sedekah Lingkungan Hijau atau
sedekah lingkungan hijau yang merupakah sedekah kertas dari orang lain.
b Support material merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam
pembuatan kreasi enigami. Support material kreasi enigami adalah timplet, mika, pita, cat dan lem.
Untuk bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami diperoleh dari:
“Otomatis kertas awalnya ketika pertama kali, kebetulan Pak Komarudin itu selain dia punya paud dia juga punya lapak sampah.
Jadi awalnya sumber sampahnya itu dari beliau kita beli, terus alat – alat lain seperti gunting atau alat – alat kerajinan tangan lah ya cat
atau semuanya itu awalnya kita yang siapin buat ibu – ibu, sekarang untuk penyediaan bahan kertas itu gak terlalu di kita lagi sampai
sekarang itu akhirnya ibu – ibu sendiri lah yang nyiapin limbah – limbah kertas yang membuat mereka mandiri misalnya sekarang ini
mereka mencari bahan utamanya sendiri dengan inisatifnya mereka sendiri contohnya gini mamah nisa itu inisiatifnya dia punya
saudara yang kerja dipercetakan jadi setiap sebulan sekali atau ada moment ketika arisan keluarga dia bawa satu kardus kertas yang
sudah dipotong sesuai dengan ukuran bokani itu sendiri, jadi mamah nisa itu tanpa kita supply sudah memiliki inisiatif dan mandirinya
itu sudah ada, boleh minta sama tetangganya atau menempelkan tulisan menerima kertas bekas itu kita serahkan kepada mereka. Dan
yang kita siapin sekarang itu alat – alat yang susah buat mereka cari yang kita ngerti, jadi ada beberapa alat atau bahan, lem takarannya
yang kaya gitu yang kita siapin, printing itu kita siapin.”
95
Untuk bahan-bahan juga dikatakan oleh Ibu Novi: “Pas awal dikasih Mas Sarudi kaya lem, cat, kertas. Tapi kadang
kertasnya mah nyari sendiri kadang kertas-kertas bekas fotokopian dari kantor suami biasanya dibawain sama suami.”
96
95
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
96
Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota komunitas enigami, Jombang, 26 Juli 2016.
Berdasarkan hasil wawancara, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kreasi bokani seperti kertas yang menjadi bahan utama dari
kreasi enigami disediakan oleh komunitas enigami yang dibeli dari Bapak Komarudin. Tidak hanya kertas yang disediakan oleh komunitas
enigami tetapi alat-alat untuk pembuatan bokani seperti gunting, cat dan lem disediakan oleh komunitas enigami. Seiring berjalannya waktu,
peserta pemberdayaan di Jombang berusaha mencari sendiri bahan utama untuk pembuatan kreasi bokani dengan berbagai cara untuk
mendapatkannya. Sedangkan komunitas enigami tetap membantu menyediakan alat-alat yang sulit dicari oleh peserta pemberdayaan dalam
membuat kreasi bokani seperti bahan untuk printing yakni cat dan lem. Modal yang dikeluarkan itu hanya untuk pembelian support
material saja dalam pembuatan bokani dengan harga yang bermacam- macam. Jika harga jual bokani seharga Rp. 75.000,- maka modal yang
dikeluarkan sebesar Rp. 30.000,- dan jika harga jual bokani tersebut Rp. 10.000,- maka modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.000,-. Hal ini
senada yang diucapkan oleh Fadlil berikut: “Kalau untuk modal sendiri kaya kertas-kertas itu kita dapetin dari
program Sedekah Lingkungan Hijau yaitu sedekah lingkungan hijau. Karena konteknya sedekah orang dengan cuma-cuma
memberikan kertas dengan tujuan bersedekah daripada nyampah mendingan diberikan ke kita. Jadi itung-itungannya gini kalau
modal yaa, kalau harganya 75.000 itu modalnya sekitar 30.000 gitu kalau harganya 10.000 modalnya hanya 2.000.”
97
97
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
Cara membuat kreasi enigami bokani dalam kegiatan pemberdayaan enigami di Jombang sebagai berikut:
98
a Letakkan beberapa tumpukan HVS, beri tanda dengan tinggi 9 cm.
Kemudian garis memanjang posisi horizontal kertas. b
Potong kertas yang sudah ditandai tadi, dengan cutter. c
Lakukan lagi seperti langkah 1 dan 2, dengan ukuran tinggi 4,5cm. Akhirnya kamu akan memiliki beberapa tumpukan kertas dengan
dua ukuran 9 cm dan 4,5 cm d
Gulung dengan rapat, kertas yang berukuran tinggi 9 cm hingga memiliki diameter 4 cm.
e Selipkan selembar kertas ukuran 9 cm, pada ujung gulungan.
Kemudian digulung hingga menutupi tabung tersebut. Selanjutnya lekatkan ujung gulungan menggunakan lakban kertas sebagai
penahan gulungan. f
Tempelkan ujung kertas ukuran 4,5 cm diatas tabung yang telah dibuat. Gulung kertas ukuran 4,5 cm tersebut hingga mencapai
diameter 6 cm. Kemudian ulangi langkah 4 dan 5. g
Potong memanjang karduskarton dengan tinggi 2,2cm. Kemudian potong kardus segi lima sama sisi dengan ukuran 4,5cm.
h Buat melingkar kardus panjang tadi dengan ukuran diameter 4 cm,
lalu lekatkan dengan tutup topi.
98
Arsip dokumen Komunitas Enigami mengenai Resep Bokani, Jakarta, 14 Juni 2016.
i Laburi seluruh permukaan badan bokani dengan lem cair, untuk
bagian topi dan alas ditambah lapisan kertas. Lalu jemur dan keringkan. Warnai bagian bokani yang diinginkan hingga merata.
j Tambahkan pola-pola tertentu atau pernak-pernik tambahan untuk
polesan akhir. 6.
Tahap Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan
warga pada tahap ini diharapkan terbentuk sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang
diharapkan dapat membentuk sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami, komunitas enigami melakukan evaluasi terhadap kegiatan pemberdayaan
di Jombang tersebut. Evaluasi ini dilakukan tim inti komunitas enigami guna mengetahui permasalahan atau kendala yang terjadi untuk
mendapatkan solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sesuai dengan kesepakatan, evaluasi dilaksanakan satu kali dalam sebulan
dengan dua kali pertemuan. Namun adanya kegiatan lain dari tim inti komunitas membuat evaluasi yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati. Hal ini diucapkan oleh Sarudi sebagai berikut: “Bisa dibilang banyak evaluasinya, kalo dihitung-hitung itu
dijadwalkan minimal sebulan sekali, harusnya yaaa. Pertemuan itu minimal dua kali untuk evaluasi sebulan sekali. Berhubung tim itu
orang – orang kerjaan yaa jadi kita gak bisa memaksakan juga akhirnya evaluasinya itu tidak sesuai dengan yang kita jadwalin.”
99
Evaluasi dapat berjalan dengan adanya proses pengawasan dan pengontrolan antara tim inti komunitas enigami dengan peserta
pemberdayaan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan di Jombang, Ciputat. Bentuk pengawasan dan pengontrolan dengan melihat absensi
yang dipegang oleh koordinator peserta pemberdayaan pemberdayaan di Jombang yang bernama Ibu Yanti. Apabila ada peserta pemberdayaan
yang tidak aktif di kegiatan maka peralatan atau bahan yang sudah diberikan akan dikembalikan kepada tim inti komunitas enigami.
Tim inti komunitas enigami mengubah bentuk pengawasan dengan melakukan quality control yaitu pengontrolan dari hasil produksi. Jadi
peserta pemberdayaan yang telah menyelesaikan produksi bokani akan dilakukan pengecekan oleh koordinator pemberdayaan. Dengan tujuan
apakah bokani yang telah dibuat layak atau tidak untuk dipasarkan. 7.
Tahap terminasi Disengagement. Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas
sasaran. Terminasi
dalam suatu
program pemberdayaan masyarakat tidak
jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah
harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang
dana yang dapat dan mau meneruskan.
99
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
Komunitas enigami tidak melakukan pemutusan atau pemberhentian terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dengan
alasan untuk menghargai usaha yang sudah mereka buat dari hasil tangan mereka sendiri. Untuk saat ini kegiatan pemberdayaan di Jombang bisa
dikatakan off sementara karena komunitas enigami mempunyai rencana baru dalam kegiatan pemberdayaan di Jombang. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut: “Gak ada atau terminasi Ra untuk pemberdayaan, kalau sekarang
off dulu secara keseluruhan. Karena rencananya mau diganti sementara untuk aktifitas lain dipemberdayaan. Jadi bukan lagi
ditargetin ke produksi tapi dengan aktifitas lain”.
100
Komunitas enigami juga melakukan perubahan konsep kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dari konsep produksi menjadi
konsep aktifitas yaitu memberikan peluang ke masyarakat untuk produktif dan mempunyai skill. Karena selama ini, komunitas enigami hanya
mengejar produksi yang dihasilkan dari kelompok pemberdayaan saja. Komunitas enigami tidak hanya memberikan keterampilan kepada peserta
pemberdayaan di Jombang saja, namun komunitas enigami juga memberikan pengetahuan serta keterampilan mengenai kreasi limbah kertas kepada
masyarakat yang ingin belajar serta mengetahui secara dalam dengan bergabung menjadi anggota komunitas enigami.
Bagi seseorang yang sudah menjadi bergabung menjadi komunitas enigami dinamakan anggota sanggar. Anggota sanggar juga merupakan anggota yang
berpartisipasi mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami
100
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
seperti melakukan kegiatan sanggar serta membantu kegiatan komunitas enigami lainnya. Nama sanggar pertama kali diberikan oleh salah satu pendiri
komunitas enigami yang bernama Rofiq. Alasan komunitas enigami memakai kata sanggar karena sanggar merupakan tempat atau wadah bagi seseorang
yang terus ingin belajar. Jadi sanggar bagi komunitas enigami adalah seseorang yang ingin terus dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari enigami lebih
jauh. Cara pendekatan komunitas enigami ke masyarakat dengan mendekatkan
diri kepada orang lain serta berada di antara mereka. Artinya komunitas enigami dengan orang lain berkumpul bersama untuk memberitahu mengenai
kreasi enigami dan membuat karya bersama sehingga dengan keinginan sendiri mereka tertarik belajar lebih mendalam mengenai kreasi enigami serta ingin
bergabung menjadi anggota komunitas enigami. Sekarang ini yang menjadi anggota komunitas belum sampai ke masyarakat
baru sampai pada lingkup mahasiswa saja terutama pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komunitas enigami tidak membuka pendaftaran
khusus bagi seseorang yang ingin bergabung dan menjadi anggota sanggar seperti membuka stand penerimaan anggota baru atau rekruitmen. Seseorang
yang ingin bergabung caranya hanya menghubungi salah satu dari tim inti komunitas enigami kemudian mereka mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
komunitas enigami serta mengikuti perkembangan komunitas enigami melalui media sosial setelah orang tersebut aktif dengan semua kegiatan yang diadakan
oleh komunitas enigami maka mereka akan bergabung dengan anggota sanggar lainnya melalui media sosial group whatsapp sehingga terjalinnya komunikasi
dan hubungan yang baik satu sama lain. Seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut:
“Kalau ke masyarakat sih enggak, targetnya sih belum dapet dari masyarakat secara langsung yaa nah kalau dari mahasiswa itu penjalinan
relasinya yaitu kita diantara mereka. Jadi kebanyakan kegiatan sanggar kita lebih banyak di kampus kita kumpul kaya ukm-ukm lainnya. Kalau
mereka kan biasanya pajang stand dan buat pendaftaran sebagainya kalau kita enggak. Kita masuk aja ke mereka, duduk bareng bikin karya
dengan keinginan sendiri biasanya mereka penasaran dan nyamperin kita terus nanya-nanya ini apa, ini gimana bikinnya terus kita kenalin
dari situ dan lama-lama mereka bilang untuk tertarik dan seterusnya buat mau tau lebih dalam lagi kaya apa sih yang ada dari sini. Makanya dari
situ temen-temen yang tulus itu datang sendiri bukan karena dipaksa atau bikin pendaftaran atau rekruitmen itu gak. Kita bebas terbuka, kalau
mereka mau mereka bakalan nyamperin jadi gak yang terlalu formal kaya rekruitmen dan sebagainya. Jadi kalau yang mau ikut tinggal
hubungin salah satu tim inti enigami abis gitu ikutin perkembangan enigami lewat medsos sama ikut kegiatannya baru deh kita masuk ke
grup bagi yang benar-benar”
101
Jadi berdasarkan wawancara dengan Fadlil bahwa sampai sekarang yang sudah menjadi anggota sanggar baru mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta saja. Hal ini juga dikatakan oleh Siti Mulkhiah salah satu anggota sanggar:
“Kalau anggota sekarang sih kebanyakan mahasiswa yaaa belum ada sih yang dari luar solanya kan enigami kebanyakan promosinya maih di
sekitar kampus doang kalo keluar itu paling cuma ngisi workshop tapi belum tentu mereka daftar jadi anggota sanggar gitu sih kayanya..”
102
Dari penjalinan relasi yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami banyak mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi anggota
sanggar. Akan tetapi seiring berjalannya sampai dengan sekarang yang aktif
101
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
102
Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah salah satu anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
mengikuti kegiatan sanggar berjumlah enam sampai sepuluh orang. Hal ini dikatakan oleh Fadlil berikut:
“Dari sekian banyak terseleksilah orang-orang dengan kemauan dan keinginan yang kuat kalau sekarang sisanya kurang lebih yang bener-
bener aktif banget 6 sampai 8 orang.”
Hal ini juga dikatakan oleh Laeli Yuniawati yang merupakan salah satu anggota sanggar:
“Yang aktif sih itu ada sekitar enam orang sih tapi bisa sampai sepuluh orang juga yang sering banget ikut kegiatan sanggar sama kegiatan
enigami lainnya kaya workshop..”
103
Untuk Jumlah anggota sanggar yang hadir dalam kegiatan sanggar juga dikatakan oleh Sri Wahyuni berikut:
“Di group Whatsapp tim sanggar sih ada 34 orang tapi kalo yang datang kegiatan sanggar paling 6 orang, dikit sih.”
104
Tabel 4. Anggota sanggar yang aktif di kegiatan sanggar
103
Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
104
Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.
No. Nama
Pekerjaan Jenis Kelamin
1.
Sri Wahyuni Mahasiswa Perbankan
Syariah UIN Syahid Jakarta
Perempuan
2.
Siti Mulkiah Mahasiswa Perbankan
Syariah UIN Syahid Jakarta
Perempuan
3.
Siti Aisyah Mahasiswa Perbankan
Syariah UIN Syahid Jakarta
Perempuan