Definisi Lebah dan Madu

2.2. Definisi Lebah dan Madu

Menurut Suranto 2004, dalam dunia hewan Kingdom anemalia, lebah madu termasuk phylum arhtropoda, kelas inscecta serangga, ordo Hymenoptera, famili Apiade, dan genus Apis, lebah madu terdiri dari beberapa jenis diantaranya lebah hutan Apis dorsata, lebah Australia Apis mellifera, Apis florae, dan lebah lokal Apis indica. Lebah dinegara- negara asia seperti Jepang, India dan Korea dapat ditemukan lebah oriental Apis cerana. Ukuran lebah ada yang kecil, misalnya Apis florae dan ada yang besar seperti Apis laboriosa yang dapat dijumpai didaerah pegunungan Himalaya. Rusfrida 2006, menyatakan bahwa jenis madu yang banyak dibudi dayakan di Indonesia adalah Apis mellifera dan Apis cerana. Jenis Apis Melliafera merupakan jenis lebah impor dari eropa yang mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari Apis cerana. Lebah ini diklarifikasikan pertama kali oleh Linnaeus pada tahun 1758 dan menyebar dari Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Indonesia dan Australia. Lebah ini merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan di banyak Negara termasuk di Indonesia, karena daya adaptasinya terhadap lingkungan yang baru cukup baik .Lebah Apis mellifera mulai diperkenalkan kepada para petani Indonesia pada tahun 1972. Saat itu Apiari Pramuka mendatangkan lebah ini dari Austrlia. Apis mellifera merupakan jenis lebah unggul dan dapat beradaptasi dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Menurut Sarwono 2003, dalam satu koloni lebah Apis mellifera terdiri dari 10.000-100.000 ekor lebah dengan hasil madu mencapai 30-60 kgtahun, sementara satu koloni lebah Apis cerana hanya terdiri dari 20.000-40.000 ekor lebah dengan hasil madu yang lebih sedikit, yaitu 5 kgtahun. Madu menurut Sihombing 2005, Madu adalah cairan kental yang dihasilkan dari nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja. Nektar adalah senyawa kompleks yang dihasilkan bunga dalam bentuk larutan gula. Setelah nektar menjadi madu, kandungan air yang tadinya mencapai 80 menjadi lebih rendah sampai sekitar 20, sukrosa berubah menjadi fruktosa gula buah; levulosa dan glukosa dekstrosa. Kandungan air yang rendah akan menjaga madu dari kerusakan untuk jangka waktu yang relatif lama. Pusat perlebahan Apiari Pramuka 2005 menyatakan bahwa jumlah maupun kualitas madu dipengaruhi oleh,Ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan polen bungaCuaca, kelembaban dan temperatur udaraProporsi koloni lebah yang tinggi pada saat produksi nektar paling banyak. Panen Madu dilakukan, bila sisiran sarang yang berisi madu telah tertutup paling sedikit sepertiganya oleh lilin lebah. Menurut Suratno 2004, madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, magnetsium, alumunium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin- vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin B1, riboflavin B1, asam askorbat c, piridoksin B6, niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K, sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, perolsidase, dan lipase. Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamate, sementara itu, asam organik yang terdapat dalam madu adalah asam asetat, asam butiran, format, suksinat, glikolat, malat, proglumat, sitrat, dan piruvat. Madu merupakan bahan makanan alami yang istimewa berasal dari berbagai sumber nektar yang dikumpulkan dan diolah oleh beberapa jenis lebah antara lain: Apis cerana, Apis mellifera, Apis dorsata, Apis florae, Trigona sp, sedangkan codex Alimentarian cominision dalam Simamora 2002, mendefenisikan madu sebagai zat manis yang dihasilkan oleh lebah madu berasal dari nektar bunga yang dikembangkan atau dari sekresi tanaman yang dikumpulkan oleh lebah, kemudian diubah bentuknya dan dikombinasikan dengan zat khusus yang ada pada tubuh lebah, selanjutnya disimpan hingga masak didalam sel-sel madu. Berdasarkan sumber nektarnya, madu dibagi menjadi beberapa jenis, seperti madu flora, madu ekstra flora, dan madu embun, madu flora dihasilkan dari nektar bunga, madu ektrafloral dihasilkan dari cairan hasil sekresi tanaman pada bagian tanaman lainya selain bunga nektar ektrafloral. Sedangkan madu embun dihasilkan dari cairan hasil sekresi yang diletakan pada bagian tanaman. Cairan tersebut kemudian dihisap dan dikumpulkan oleh lebah di sarang madu. Sifat fisik yang dimiliki oleh madu antara lain: Madu bersifat higroskopis karena larutan madu sangat jenuh dan tidak stabil, Madu kental memiliki viskositas tinggi sedangkan pada madu yang encer viskositasnya rendah. Selain itu cairan madu mempunyai tekanan osmosis yang tinggi, aktivitas air Aw bervariasi antara 0,5 16 H 2 0 dan 0,6 18 H 2 0 pada rentang suhu 4̊ 37̊ kadar air madu secara langsung mempengaruhi kualitas madu. Jika kadar air tinggi, maka kualitas madu rendah. Menurut Sihombing 1997, Madu menurut riset diketahui mengandung 24 macam zat gula, disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam- asam amino, hormone, zat bakterisidal dan bahan bahan aromatik, disamping itu menurut Pusat Perlebahan Nasional 2001, sifat kimia yang dimiliki antara lain : memiliki pH antara 3,5-6,1 dan kandungan asam antara 0,17-1,17 terutama asam glukonat. Madu juga mengandung protein 0,26, nitrogen 0,04, dan asam-asam amino antara 0,05-0,10. Selain itu madu mengandung beberapa enzim yaitu; enzim invertase, diastase amilase, glukosaoksidase, katalase, peroksidase, fosfatase, dan protease. Komposisi kimia madu terbesar adalah karbohidrat 82,4, lalu diikuti oleh air 17,2, protein 0,3, dan abu 0,2. Selain itu madu mengandung beberapa vitamin dan mineral yang berasal dari pollen yang tertinggal di dalam madu antara lain: vitamin A, vitamin C, tiamin B 1 riboflavin B 2 dan piridoksin B 6 . Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu seleng- kapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu Komposisi Zat yang terkandung Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 Air Fruktosa Glukosa Maltosa Karbohidrat Sukrosa Enzim Energi kalori100g 17,0 38,5 31,0 7,2 4,2 1,5 0,3 294 kalori Sumber: Pusat Perlebahan Nasiona l 2001 Menurut Simamora 2002, pemanenan madu dilakukan jika sisiran sarang lebah yang berisi madu telah tertutup semua atau sepertiganya oleh lilin bees wax. Sebagai patokan saat panen madu, yaitu paling sedikit sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup oleh lilin. Panen madu dilakukan pada saat itu agar kadar air madu tidak terlalu tinggi atau kurang dari 20. Hal pertama yang dilakukan dalam pemanenan madu adalah dengan membuka stup dan menghembuskan asap ke dalam stup melalui penutup dalam kasa. Selanjutnya tutup dalam kasa dibuka dan disisiran madu diangkat, kemudian sisiran madu dihentakan kea rah dalam stup sehingga lebah terlepas dari sisiran dan jatuh kedasar stup.Lebah yang masih menempel pada sisiran dibersihkan dengan sikat lebah.Setelah itu lilin penutup madu dikupas dengan pisau sebelum sisiran dimasukan kedalam wadah ekstraktor untuk mengeluarkan madunya. Lalu ekstraktor diputar agar madu keluar dari sarang lebah. Setelah madu keluar semua, sisiran dikembalikan untuk diisi kembali oleh lebah. Madu yang tertampung dalam ektstraktor kemudian disaring dan ditempatkan dalam drum penampung madu. Sebelum dibawa ke gudang untuk dikemas, madu yang ditampung dalam ember diambil sampelnya dan untuk dilakukan uji kualitas dan untuk menurunkan kadar air madu kisaran 17-21. Kemudian madu dibawa ke gudang untuk dikemas ke dalam botol dengan beberapa macam ukuran atau kedalam mug dengan satu jenis ukuran. Alur proses pengolahan madu dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alur proses pengolahan madu super Simamora, 2002 Sisiran sarang lebah berisi madu  LIlin  Bee Pollen Penyaringan dengan ekstraktor Cairan madu Produk madu dalam kemasan Pengemasan Madu dengan kadar air 17-21 Penampung Penurunan kadar air dengan dehidrator Produk madu yang memiliki kualitas baik dan layak konsumsi adalah produk madu yang telah memenuhi syarat dan ketentuan mutu madu yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dalam SNI 01-3545-2004. Badan Standarisasi Nasional selaku instansi yang ditunjuk Pemerintah sebagai pemberi lisensi standar produk nasional, baik komoditas pangan dan non-pangan yang menyatakan layak atau tidak untuk digunakan konsumen, sehingga pihak konsumen dalam member produk tidak dirugikan. Produk madu yang telah memenuhi syarat dan ketentuan mutu madu tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Produk madu yang telah memenuhi syarat dan ketentuan mutu madu No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Aktifitas enzim diastase DN min.3 2 Hidroksimetilfurfural HMF mgkg maks.40 3 Kadar air bb maks.22 4 Gula pereduksi dihitung sebagai glukosa bb min.60 5 Sukrosa bb maks.5 6 Keasaman ml Naoh 1 Nkg maks 40 7 Padatan yang tak larut dalam air bb maks.0,5 8 Abu bb maks.0,6 9 Cemaran logam timbal Pb mgkg maks 1,0 Cemaran logam tembaga Cu mgkg maks 5,0 10 Cemaran arsen mgkg maks 0,5 Sumber: Badan Standarisasi Nasional 2004 Sejak jaman dahulu madu biasa digunakan sebagai obat atau bahan pangan. Madu berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit beberapa penyakit, antara lain: maag, radang usus, disentri, diare, asma, darah tinggidarah rendah, jantung, sariawan, berbagai penyakit kulit, luka-luka bakar, dan sebagainya. Madu merupakan sumberdaya energi bagi tubuh 100fr madu=328 kalori. Menurut sumber berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab dan produksi di C.V. MTI, dan referensi jurnal BPOM RI setiap 1.000 gr madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori 1kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5,575 liter susu atau 1,680 kg daging. Madu juga diyakini berkhasiat dapat mempelancar fungsi otak. Meningkatkan daya tubuh, meningkatkan nafsu makan, dan lain-lain C.V. MTI dan referensi jurnal BPOM RI. Berbagai permasalahan selain pemasaran yang dihadapi dalam pengembangan industri madu atau perlebahan di Indonesia, meliputi bidang produksi, permodalan, penelitian dan pengembangan www.lipi.go. idsipuk. 2005. Aspek produksi, sampai saat ini Indonesia belum memiliki basis data mengenai potensi pakan lebah yang berupa luasan, jenis tanaman, musim pembungaan, dan distribusi, sehingga potensi yang belum dapat dimanfaatkan dengan optimal. Para peternak atau pengusaha kini merasakan makin terbatas sumber penggembalaan, disamping itu pada kegiatan pemungutan madu lebah, Apis ceranis sebagai salah satu lebah penghasil madu super, oleh karena terjadi perubahan kondisi dikarena beberapa hal diantaranya ketebatasan lahan, kondisi alam yang tidak kondusif dan lain-lain. Pada aspek permodalan, umumnya usaha perlebahan dilaksanakan oleh peternak kecil dengan kemampuan modal yang terbatas, dan perbankan belum bersedia menyediakan kredit dibidang usaha perlebahan, karena belum diyakini kelayakan usahanya. Sedangkan untuk program penelitian lebah belum terkordinasikan secara baik dan terbatasnya jumlah peneliti. Perguruan tinggi dan lembaga ilmiah lainya belum sedikit yang menangani lebah. 2.3. Konsep Kepuasan Pelanggan 2.3.1. Definisi Kepuasan Pelanggan