II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Perkembangan Kota Bogor
Perkembangan tata ruang Kota Bogor dibagi dalam tiga fase, yaitu masa Pajajaran 1482-1579, masa pemerintahan Belanda 1684-1942, dan
masa kemerdekaan 1945-sekarang. Pada masa Pajajaran adalah fase pertama perkembangan Kota Bogor, dimana posisi Pakuan sebagai pusat Kerajaan
Pajajaran ditandai dengan benteng berupa tebing-tebing sungai yang terjal, berfungsi sebagai pertahanan dan batasan Pakuan Sarilestari, 2009.
Fase kedua sejarah perkembangan Kota Bogor yaitu masa pemerintahan Belanda. Perkembangan fisik Kota Bogor pada masa pemerintahan Belanda
terdiri dari dua periode. Periode pertama 1684-1808 dimulai sejak dibangunnya Bogor yang belum memiliki ciri dan sifat kekotaan. Periode kedua
1808-1942 dimulai sejak Bogor sudah memiliki ciri dan sifat kekotaan. Pada periode pertama masa pemerintahan Belanda, tepatnya pada tanggal 28 Oktober
1763, dikeluarkan akta resmi pembentukan Kabupaten Buitenzorg. Sekitar tahun 1770, Sukahati mulai dikenal dengan sebutan Empang, dan diresmikan pada
tahun 1815 Haan 1912, diacu dalam Sarilestari 2009. Pemindahan pusat pemerintahan membuat kawasan tersebut menjadi ramai, sehingga muncul pasar
yang sekarang dikenal dengan nama Pasar Bogor. Sedangkan pada periode kedua masa pemerintahan Belanda yaitu tepatnya ketika masa pemerintahan
Gubernur Jendral Inggris, Buitenzorg ditetapkan sebagai pusat administrasi keresidenan yang membawahi Kabupaten Buitenzorg, Cianjur, dan Sukabumi.
Pada tahun 1941, Buitenzorg secara resmi terlepas dari Batavia dan mendapat otonominya sendiri Sarilestari 2009.
Pada fase ketiga yaitu pada Masa Kemerdekaan, pemerintahan di Kota Bogor Gemeente Buitenzorg setelah pengakuan Kedaulatan Negara Republik Indonesia,
diubah namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang- undang Nomor 16 Tahun 1950. Selanjutnya, pada tahun 1957 nama pemerintahan
tersebut berubah menjadi Kota Praja Bogor sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 Pemerintahan Kota Bogor 2008, diacu dalam Sarilestari 2009. Pada
periode kedua Masa Kemerdekaan, Kotamadya Bogor dibagi terdiri atas 5 kecamatan
Pemerintahan Daerah Tingkat II Kotamadya Bogor 1976, diacu dalam Sarilestari 2009, yaitu:
1. Kecamatan Bogor Utara Meliputi lingkungan Bantarjati, Babakan, dan Tanah Sareal.
2. Kecamatan Bogor Barat Meliputi lingkungan Ciwaringin, Panaragan, Menteng, dan Kebon Kelapa
3. Kecamatan Bogor Selatan Meliputi lingkungan Batutulis, Bondongan, dan Empang
4. Kecamatan Bogor Timur Meliputi lingkungan Sukasari, Babakan Pasar, dan Baranag Siang
5. Kecamatan Bogor Tengah Meliputi lingkungan Pabaton, Paledang, dan Gudang.
Luas wilayah Kotamadya Bogor pada periode ini adalah 2.156 Ha dan memiliki kawasan terbangun seluas 1.855,603 Ha.
Kondisi perkotaan pada periode ketiga masa Kemerdekaan dimulai dari tahun 1995- sekarang. Sejak tahun 1995 Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor
mengalami perluasan yang awalnya hanya 2.156 Ha menjadi 11.850 Ha. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, nama Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor diubah menjadi Kota Bogor. Kondisi Kota Bogor saat ini dibagi dalam 6 Kecamatan, yaitu Bogor Barat,
Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Selatan, Bogor Timur dan Tanah Sareal.
2.2 Konsep Garden City dalam Pembangunan Buitenzorg