Hidrologi Sosial-Ekonomi Masyarakat KONDISI UMUM

4.6 Hidrologi

Menurut sumbernya, sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. Banyak sungai yang mengalir melewati wilayah Kota Bogor. Sungai-sungai yang mengaliri wilayah Kota Bogor dengan permukaan air yang berada jauh di bawah permukaan daratan, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok. Oleh karena kondisi tersebut, Kota Bogor terbilang menjadi relatif aman dari bahaya banjir. Diantara sungai-sungai tersebut, terdapat dua sungai bear yang memiliki tujuh anak sungai, yang keseluruhan anak-anak sungai itu membentuk pola aliran paralel-subparalel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak time to peak pada 2 sungai besar tersebut. Dua sungai besar tersebut yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Kedua sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang hidup di dekat sungai dan dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM sebagai sumber air baku. Sungai-sungai yang berdekatan dengan Kebun Raya Bogor dan menjadi pertimbangan dalam menentukan batas wilayah yang berpotensi menjadi zona penyangga, yaitu Sungai Cisadane, Sungai Cipakancilan, Sungai Cibalok, Sungai Ciliwung, dan Sungai Ciparigi. Sungai-sungai tersebut sebagian besar merupakan elemen yang menjadi bukti sejarah perjalanan perkembangan Kota Bogor dari masa ke masa. Sungai Cipakancilan sebagai suatu bagian dari sejarah peradaban Kerajaan Pajajaran, sedangkan Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai batas Kota Bogor pada masa penjajahan bangsa Eropa Gambar 17. Gambar 17 Peta Aliran Sungai di Sekitar Kebun Raya Bogor

4.7 Sosial-Ekonomi Masyarakat

Penduduk yang tinggal di Kota Bogor sebagian besar merupakan pendatang dari bebrbagai daerah yang secara turun-temurun tinggal di Kota Bogor. Oleh karena itu, penduduk di Kota Bogor menjadi masyarakat yang heterogen. Berikut jumlah penduduk Kota Bogor di setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jumlah Penduduk Kota Bogor No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio 1 Bogor Selatan 93.203 87.542 180.745 1,06 2 Bogor Timur 47.984 46.588 94.572 1,03 3 Bogor Utara 86.915 83.405 170.320 1,04 4 Bogor Tengah 52.206 49.997 102.203 1,04 5 Bogor Barat 107.072 103.378 210.450 1,04 6 Tanah Sareal 97.268 93.508 190.776 1,04 Kota Bogor 484.648 464.418 949.066 1,04 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kota Bogor sebanyak 949.066 jiwa. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Bogor Barat, yaitu sebesar 210.450 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Bogor Timur, yaitu sebesar 94.572 jiwa. Kepadatan penduduk di sekitar Kebun Raya Bogor cukup beragam. Bila melihat Gambar 18, kepadatan penduduk di sekitar Kebun Raya Bogor didominasi oleh kepadatan rendah, padat, dan sangat padat. Kepadatan rendah terdapat di Kecamatan Paledang, Pabaton, dan Babakan. Kecamatan Cibogor dan Sempur memiliki Kepadatan penduduk yang padat, sedangkan kepadatan penduduk sangat tinggi terdapat di Kecamatan Kebon Kelapa, Panaragan, Empang, Bondongan, Gudang, Babakan Pasar, dan Tegalega. Gambar 18 Kepadatan Penduduk di Sekitar Kebun Raya Bogor Masyarakat Kota Bogor berbeda dengan masyarakat di Jakarta, karena kekerabatannya masih tinggi walaupun masyarakatnya berasal dari berbagai suku bangsa dan golongan etnis yang berbeda heterogen. Karakteristik masyarakat Kota Bogor yang berbudaya luhur, berkehidupan agamais, kritis, inovatif, tanggap, spontanitas, dan konstruktif merupakan potensi yang dapat dikembangkan ke arah yang menunjang pembaharuan dan pembangunan. Semangat kebersamaan masyarakatnya semakin kuat, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya paguyuban-paguyuban yang saling membangun komunikasi dan bersinergi secara intensif baik sesama paguyuban maupun pemerintah Bappeda, 2004. Keberagaman etnis tersebut sudah ada sejak masa kependudukan bangsa kolonial di Buitenzorg. Pada masa itu setiap etnis dikotak-kotakan oleh peraturan pemerintah Belanda di masing-masing daerah, seperti daerah pecinan, daerah kauman, daerah bangsa Eropa, dan daerah bangsa pribumi. Kondisinya saat ini telah berubah, sudah tidak terdapat lagi pengkotak-kotakan berdasarkan etnis, namun kawasan-kawasan khas tersebut tetap masih ada hingga sekarang oleh keturunan-keturunannya. Penduduk dengan berbagai macam etnis ini sudah saling membaur satu sama lain, baik itu keturunan Cina, Arab, maupun warga pribumi dari suku-suku lain di Indonesia. Tabel 7 Pendapatan Daerah Regional Bruto Kota Bogor Harga Konstan No Sektor Tahun 2008 2007 2006 Rupiah Juta Rupiah Juta Rupiah Juta 1 Pertanian 13.122 0,309 12.717 0,317 11.724 0,310 2 Pertambangan 121 0,003 118 0,003 116 0,003 3 Industri Pengelolaan 1.197.768 28,164 1.126.542 28,073 1.059.337 28,007 4 Listrik dan Air Bersih 136.830 3,217 128.091 3,192 119.970 3,172 5 Bangunan 299.804 7,050 288.024 7,178 276.737 7,316 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.267.518 29,804 1.205.230 30,034 1.140.876 30,163 7 AngkutanKomunikasi 422.723 9,940 394.451 9,830 368.420 9,740 8 BankKeuPerum 602.518 14,167 560.780 13,975 522.980 13,827 9 Jasa 312.419 7,346 296.908 7,399 282.230 7,462 Total 4.252.823 100 4.012.861 100 3.782.390 100 Laju Pertumbuhan 6 6 6 Sumber: Kota Bogor Dalam Angka 2009, BPS Kota Bogor Pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor meningkat setiap tahunnya, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 mengenai Pendapatan Daerah Regional Bruto PDRB Kota Bogor. Pendapatan Kota Bogor banyak diperoleh dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini dikarenakan banyak terdapat sektor-sektor tersebut sebagai penunjang wisata di Kota Bogor. Kota Bogor dikenal sebagai salah satu tempat tujuan wisata dari berbagai daerah-daerah di sekitar Kota Bogor. Dari Tabel 7 juga dapat dilihat bahwa sektor pertambangan merupakan sektor terendah yang memberikan kontribusi pendapatan bagi Kota Bogor dari tahun 2006 hingga 2008. Rata-rata disetiap sektor terdapat peningkatan jumlah pendapatan disetiap tahunnya 2006-2008. Namun apabila dilihat dari segi presentasinya, sektor pertanian dan jasa merupakan sektor yang mengalami penurunan di setiap tahunnya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN