Tabel 8 Hasil sidik ragam pengaruh perlakuan pematahan dormansi perhadap laju perkecambahan benih Angsana
Sumber Keragaman DF JK
KT F hit
Sig B 5
155,89 31,177
4,97 0,01
Galat 12 75,29
6,274 Total 17
231,18
Keterangan Berpengaruht nyata pada taraf uji F
0,01
Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan pematahan dormansi berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih Angsana. Untuk
mengetahui perlakuan yang terbaik selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Tabel 9.
Tabel 9 Hasil uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap laju perkecambahan benih Angsana
Perlakuan Laju perkecambahan
hari Peningkatan laju
perkecambahan B0 23,48
bc
B1 20,72
ab
-11,75 B2 19,32
ab
-17,72 B3 26,56
c
13,12 B4 18,47
a
-21,34 B5 18,59
a
-20,83
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 0,01
Tabel 9 menunjukkan respon laju perkecambahan paling cepat diperoleh pada perlakuan B4 perendaman dengan larutan KNO
3
1 selama 12 jam yaitu 18,47 hari atau 19 hari, sedangkan respon laju perkecambahan
paling lama diperoleh pada B3 perendaman dengan larutan H
2
SO
4
1 selama 15 menit yaitu 26,56 hari atau 27 hari meningkat 13,12
dibandingkan B0 kontrol. Hal ini berarti benih Angsana pada perlakuan B3 memiliki kekuatan tumbuh yang rendah.
4.1.7 Batas 80 berkecambah benih Angsana
Batas 80 berkecambah adalah parameter untuk menyatakan lamanya waktu hari yang dibutuhkan benih untuk dapat mencapai 80
dari total benih yang berkecambah. Waktu untuk menyatakan batas 80 dihitung berdasarkan jumlah benih yang berkecambah setiap hari hingga
mencapai 80 dari total benih yang berkecambah. Batas 80 berkecambah memberikan indikasi terhadap daya tumbuh atau virgor
benih. Benih-benih yang berkecambah pada batas 80 hari memiliki virgor yang baik. Benih yang berkecambah setelah batas 80 biasanya
pertumbuhan semainya kurang baik, kerdil dan bahkan mati. Hasil perkecambahan selama 60 hari menunjukkan bahwa batas
80 berkecambah dicapai pada hari ke-25 sampai hari ke-36 setelah perkecambahan. Rekapitulasi batas 80 dan jumlah benih yang
berkecambah setiap perlakuan Tabel 10. Tabel 10 Pengaruh pematahan dormansi terhadap batas 80 dan jumlah
benih Angsana berkecambah Perlakuan
Batas 80 berkecambah haribenih
B0 3420 B1 3025
B2 25100 B3 3639
B4 2680 B5 25100
Tabel 10 menunjukkan bahwa pematahan dormansi benih Angsana pada perlakuan B2 perendaman dengan larutan H
2
S0
4
1 selama 10 menit dan B5 perendaman dengan larutan KNO
3
1 selama 24 jam mencapai batas 80 berkecambah yang paling cepat yaitu 25 hari setelah tanam,
sedangkan batas 80 berkecambah yang paling lama yaitu pada B3 perendaman dengan larutan H
2
SO
4
1 selama 15 menit yaitu 36 hari setelah tanam. Tingginya variasi hari batas 80 perkecambahan
menunjukkan bahwa B2 perendaman dengan larutan H
2
S0
4
1 selama 10 menit dan B5 perendaman dengan larutan KNO
3
selama 24 jam berpengaruh terhadap perkecambahan benih Angsana.
Pengaruh perlakuan pematahan dormansi memberikan respon batas 80 benih Angsana yang berbeda-beda Gambar 12.
20 40
60 80
100 120
1 4
7 10
13 16
19 22
25 28
31 34
37 40
43 46
49 52
55 58
Hari ke- Batas 80
berkecambah hari
B0 B1
B2 B3
B4 B5
● Batas 80
Gambar 12 Pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap batas 80 berkecambah benih Angsana
Gambar 12 menunjukkan bahwa pematahan dormansi benih Angsana pada perlakuan B2 perendaman dengan larutan H
2
S0
4
1 selama 10 menit dan B5 perendaman dengan larutan KNO
3
1 selama 24 jam lebih cepat mencapai batas 80 berkecambah yaitu masing-
masing selama 25 hari dibandingkan dengan B3 perendaman dengan larutan H
2
SO
4
1 selama 15 menit yaitu selama 36 hari. Hal ini menunjukkan bahwa benih yang lama untuk mencapai batas 80
berkecambah umumnya benih mengalami permasalahan embrio kurang masak fisiologis, adanya hambatan terapan air, dan struktur kulit yang
keras.
4.1.8 Tinggi dan diameter bibit sapihan Angsana a. Tinggi bibit sapihan