Laju perkecambahan benih Angsana

4.1.6 Laju perkecambahan benih Angsana

Laju perkecambahan dapat diukur dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya radikula dan plamula. Jumlah rata-rata hari berkecambah benih digunakan untuk mengetahui respon dari perlakuan terhadap benih untuk berkecambah maksimal sampai dengan akhir pengamatan. Pengaruh perlakuan pematahan dormansi memberikan respon laju perkecambahan Gambar 11. 18 .59 a 18 .4 7 a 26 .5 6 c 23 .4 8 bc 20 .7 2 ab 19 .32 a b 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 B0 B1 B2 B3 B4 B5 Perlakuan pematahan dormansi Laju perkecambahan hari Gambar 11 Pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap laju perkecambahan benih Angsana Gambar 11 menunjukkan bahwa pematahan dormansi benih Angsana pada perlakuan B3 perendaman dengan larutan H 2 S0 4 1 selama 15 menit menghasilkan laju perkecambahan benih Angsana yang paling lama yaitu selama 26,56 hari atau 27 hari, sedangkan laju perkecambahan yang paling cepat yaitu pada B5 perendaman dengan larutan KNO 3 1 selama 24 jam yaitu selama 18,29 hari atau 19 hari. Untuk mengetahui pengaruh pematahan dormansi terhadap laju perkecambahan benih Angsana, maka data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam uji F Tabel 8. Tabel 8 Hasil sidik ragam pengaruh perlakuan pematahan dormansi perhadap laju perkecambahan benih Angsana Sumber Keragaman DF JK KT F hit Sig B 5 155,89 31,177 4,97 0,01 Galat 12 75,29 6,274 Total 17 231,18 Keterangan Berpengaruht nyata pada taraf uji F 0,01 Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan pematahan dormansi berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih Angsana. Untuk mengetahui perlakuan yang terbaik selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Tabel 9. Tabel 9 Hasil uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap laju perkecambahan benih Angsana Perlakuan Laju perkecambahan hari Peningkatan laju perkecambahan B0 23,48 bc B1 20,72 ab -11,75 B2 19,32 ab -17,72 B3 26,56 c 13,12 B4 18,47 a -21,34 B5 18,59 a -20,83 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada uji lanjut Duncan taraf 0,01 Tabel 9 menunjukkan respon laju perkecambahan paling cepat diperoleh pada perlakuan B4 perendaman dengan larutan KNO 3 1 selama 12 jam yaitu 18,47 hari atau 19 hari, sedangkan respon laju perkecambahan paling lama diperoleh pada B3 perendaman dengan larutan H 2 SO 4 1 selama 15 menit yaitu 26,56 hari atau 27 hari meningkat 13,12 dibandingkan B0 kontrol. Hal ini berarti benih Angsana pada perlakuan B3 memiliki kekuatan tumbuh yang rendah.

4.1.7 Batas 80 berkecambah benih Angsana