Proses perkecambahan benih Angsana

Tabel 1 Persentase kadar air benih Angsana Ulangan BB gr BK gr KA 1 10 8,90 11,05 2 10 8,88 11,16 3 10 8,91 10,88 Rata-rata 10 8,90 11,03 Keterangan : BB : Berat basah BK : Berat kering KA : Kadar air Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar air KA rata-rata benih Angsana yaitu sebesar 11,03, sehingga benih Angsana digolongkan ke dalam benih Ortodoks. Benih Ortodoks mempunyai sifat dapat di simpan dalam waktu yang relatif lama dengan kadar air rendah. Benih ini tahan kekeringan sampai kadar air 5. Ciri-ciri benih Ortodoks adalah kulit keras, ukurannya relatif kecil, setelah matang dan jatuh dari pohonnya tidak segera berkecambah tetapi butuh waktu yang cukup lama untuk berkecambah.

4.1.2 Proses perkecambahan benih Angsana

Proses perkecambahan adalah suatu proses mulai tumbuhnya benih sampai pada suatu tahap struktur kecambah berkembang menjadi tanaman sempurna jika ditanam pada media yang cocok. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah ditandai dengan terlihatnya akar dan daun yang menonjol keluar dari biji. Perkecambahan benih Angsana termasuk tipe epigeal, radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon yang masih menutup dan plamula ke atas permukaan tanah, kemudian diikuti membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama. Proses perkecambahan benih Angsana Gambar 5. Gambar 5 Proses perkecambahan benih Angsana Proses perkecambahan benih Angsana melewati tiga fase yaitu fase imbibisi, fase perkecambahan dan fase pertumbuhan yang diawali dengan munculnya radikula Sutopo 2004, sedangkan menurut Kozlowski dan Kldier proses perkecambahan benih meliputi tujuh tahap yaitu penyerapan air secara imbibisi, peningkatan pernapasan, peningkatan aktifitas enzim β dan α amilase oleh GA 3 digerakan oleh H 2 O, pembelahan sel, degradasi cadangan makanan oleh enzim β dan α amilase, peningkatan pembesaran dan pertumbuhan sel dan translokasi cadangan makanan ke titik-titik tumbuh, dan pembentukan organ makanan. Benih Angsana mulai berkecambah pada hari ke-4, ditandai dengan munculnya radikula dan kotiledon ke atas permukaan tanah, plamula terlihat ±7 hari setelah kotiledon terlihat dan plamula berubah menjadi daun ±5 hari setelah plamula terlihat. Buah Angsana umumnya terdiri 1-2 benih yang sulit dihancurkan. Benih tersebut berkecambah dalam kulit buah. Sehingga setiap buah berfungsi seperti biji yang menghasilkan satu sampai dua kecambah Gambar 6. Gambar 6 Kecambah benih Angsana a dan kecambah benih Angsana yang menggantung b Gambar 6 menunjukkan bahwa dalam 1 buah terdapat 2 benih Angsana yang berkecambah dalam selang waktu berbeda ± 1-2 hari. Kedua kecambah tersebut bertahan hidup ± 1-3 hari, pada hari ke 4 benih yang berkecambah kedua mati dan akhirnya yang bertahan menjadi kecambah normal hanya 1 kecambah yaitu benih yang berkecambah awal. Hal ini disebabkan pertumbuhan radikula kecambah ke dua tidak secepat kecambah yang pertama sehingga semakin jauh dari tanah dan radikula mengalami kelayuan, kering dan akhirnya mati, sedangkan kecambah yang pertama pertumbuhannya semakin tinggi

4.1.3 Daya berkecambah benih Angsana