Perendaman dengan KNO Perendaman dengan air dari hasil fermentasi rebung

tergantung jenis benih yang diperlakukan, sehingga kulit biji menjadi lunak. Disamping itu pula larutan kimia yang digunakan dapat pula membunuh cendawan atau bakteri yang dapat membuat benih dorman. Sadjad et al. 1975 menyatakan bahwa perlakuan kimia biasanya asam kuat yang digunakan dapat membebaskan koloid hidrofil sehingga tekanan imbibisi meningkat dan akan meningkatkan metabolisme benih. Sagala 1991 diacu dalam Rozi 2003 mengatakan bahwa perlakuan dengan menggunakan H 2 SO 4 pada benih biasanya bertujuan untuk merusak kulit benih, akan tetapi apabila terlalu berlebihan dalam hal konsentrasi atau lama waktu perlakuan dapat menyebabkan kerusakan pada embrio. Dalam hal ini benih tersebut akan rusak dan tidak dapat tumbuh. Menurut Sadjad et al. 1975 perlakuan kimia seperti H 2 SO 4 pada prinsipnya adalah membuang lapisan lignin pada kulit biji yang keras dan tebal sehingga biji kehilangan lapisan yang permiabel terhadap gas dan air sehingga metabolisme dapat berjalan dengan baik. Achmad et al. 1992 mengatakan bahwa perlakuan pendahuluan untuk benih Cendana Satalum album adalah dengan perendaman dalam larutan H 2 SO 4 pekat selama 50-60 menit. Muharni 2002 dalam Rozi 2003 dalam penelitiannya mengatakan bahwa larutan H 2 SO 4 memberikan pengaruh yang paling baik terhadap benih dan pertumbuhan semai Kayu Kuku. Hasil penelitian tentang penggunaan larutan H 2 SO 4 untuk pematahan dormansi kulit dapat digambarkan pada Jati Tectona grandis Linn. F.. Penelitian Rinto Hidayat 2005 tentang pematahan dormansi Jati dengan perendaman dalam larutan Accu Zurr 10 selama 0, 5, 6, 7, 8, dan 9 menit. Perendaman dalam larutan Accu Zurr selama 9 menit memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap daya kecambah, nilai perkecamahan, dan kecepatan tumbuh benih jati.

2.5.2.3 Perendaman dengan KNO

3 Potassium Nitrat KNO 3 merupakan salah satu perangsang perkecambahan yang sering digunakan. KNO 3 digunakan baik dalam hubungannya dengan pengujian ISTA 1996 diacu dalam Schmidth 2002 dan dalam operasional perbanyakan tanaman. Menurut Hartmann et al. 1997 diacu dalam Schmidth 2002, peran fisiologis dari KNO 3 tidak jelas. KNO 3 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap persentase perkecambahan dan vigor pada perlakuan pendahuluan asam benih Acacia nilotica Palani et al . 1995 diacu dalam Schmidth 2002. Pada konsentrasi 1 perkecambahan meningkat dari 37 kontrol menjadi 79 dan pada konsentrasi 2 meningkat menjadi 85. Pada Casuariana equiaetifolia perkecambahan meningkat dari 46 dalam kontrol menjadi 65 setelah perendaman dalam 1,5 KNO 3 selama 36 jam. Pada percobaan ini, konsentrasi tertinggi dan terendah dan lamanya waktu perendaman yang sangat singkat memperlihatkan perkecambahan yang sangat rendah Maideen et al. 1990 diacu dalam Schmidth 2002.

2.5.2.4 Perendaman dengan air dari hasil fermentasi rebung

Rebung adalah tunas muda dari tanaman bambu yang tumbuh dari akar tanaman bambu . Bambu yang mempunyai nama lain seperti Buluh, Aur, atau Eru merupakan tanaman famili Poaceae jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas yang memiliki banyak jenis dan memberikan manfaat pada penduduk di Indonesia maupun di Asia. Selain itu saat ini Rebung sudah dapat diolah untuk berbagai bahan makanan awetan. Dengan teknologi telah berhasil membuat makanan olahan berbahan dasar Rebung salah satunya Cuka Rebung. Rebung memiliki kandungan, Karbohidrat, Protein dan 12 Asam Amino Esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dengan mengkonsumsi Rebung secara teratur merupakan satu tindakan preventif untuk menghambat berbagai jenis penyakit termasuk kanker Anonim 2008. Menurut Widjaja et al. 1994 komponen utama Rebung mentah adalah air yang dapat mencapai sekitar 91. Selain itu Rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, tiamin, riboflavin, asam askorbat, serta unsur-unsur mineral seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium dalam jumlah yang kecil. Beberapa jenis Rebung mengandung senyawa toksik sianida dalam bentuk glukosida. Apabila senyawa ini bereaksi dengan air akan terbentuk sianida. Selain itu Rebung diduga mengandung giberelin yang berperan utama dalam proses awal perkecambahan melalui aktivitas enzim pengangkutan cadangan makanan. Selanjutnya dikemukakan bahwa teknik yang direkomendasikan dalam menghasilkan air hasil fermentasi Rebung adalah dengan mengambil air sari dari Rebung yang didiamkan selama 3 hari.

2.5.3 Perkecambahan benih