3.2.5. Uji Hipotesis 1. Uji F
Uji F digunakan untuk melihat bagaimana variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas secara keseluruhan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai F kritis
1
dengan F-hitung. Hipotesis yang digunakan: H
:
1
=
2
=
k
= 0 H
1
: Minimal ada satu nilai yang tidak sama dengan nol Apabila
F
hitung
F
tabel
, maka tolak H
0.
Hal tersebut dapat diartikan variabel vebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya.
2. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui koefisien dari variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Hipotesis yang digunakan adalah:
H :
i
= 0 H1:
i
; i= 0,1,2,...,k Apabila koefisien
i
tidak sama dengan nol maka keputusan yang diperoleh adalah tolak H
. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
i
nyata atau memiliki nilai yang dapat mempengaruhi variabel dependent.
3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien R
2
digunakan untuk menyatakan seberapa besar keragaman yang diterangkan dalam model terhadap variabel tak bebas. Selain itu koefisien R
2
juga digunakan untuk mengukur seberapa kuat variabel bebas dalam menerangkan model.
3.2.6. Evaluasi Model 1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dalam model dapat dilihat dari nilai t dan F dalam model. Apabila nilai F berpengaruh signifikan tetapi nilai t tidak signifikan maka
dapat diduga terjadi multikolinearitas. Perbaikan dalam pelanggaran ini dapat diatasi dengan pemberian perlakuan crossection weight.
2. Autokorelasi
Firdaus 2004, autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson DW. Autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan ketentuan berikut :
• Nilai DW 1, maka ada autokorelasi
• Nilai DW antara 1,1- 1,54, maka tidak ada kesimpulan
• Nilai DW antara 1,55-2,46, maka tidak ada autokorelasi
• Nilai DW antara 2,47- 2,90, maka tidak ada kesimpulan
• Nilai DW 2,91 atau lebih maka ada autokorelasi
Treatment untuk pelanggaran ini adalah dengan menambahkan AR1 atau AR2.
3. Heteroskedastisitas
Data panel digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteoskedastisitas dapat dilihat dari perbandingan antara sum square resid pada weighted statistic.
Jika sum square resid weighted statistic sum square resid unweighted statistic maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pelanggaran dapat diatasi dengan
mengestimasi GLS dengan uji white heteroskedasticity.
Model Persamaan yang digunakan dalam menganalisa pengaruh transfer terhadap kinerja keuangan dari sisi penerimaan pada PAD dan pengeluaran modal
dan operasional. Dengan penentuan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi PAD
Kebijakan pelaksanaan transfer merupakan insentif dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kinerja pembangunan
daerah untuk mencapai kemandirian yang terkait dengan kapasitas fiskal daerah yang tercermin dari struktur PAD. Pengaruh transfer pada upaya pemerintah
daerah kabupatenkota Jawa Tengah dalam menggali sumber-sumber PAD dapat dilihat dengan menghubungkan antara perolehan transfer dengan upaya
pengumpulan PAD. Pengumpulan PAD diasumsikan dipengaruhi oleh variabel- variabel, seperti tarif pajak dan retribusi daerah Taxr dan tingkat pendapatan.
Parameter dugaan yang mempengaruhi PAD dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :
PAD
it
= +
1
BH
it
+
2
DA
it
+
3
Taxr
it
+
4
Pop
it
+
5
Y
it
+
6
PAD
it-1
+
7
Dodf +
it
............................................................................ 3.1 Parameter dugaan yang diharapkan :
1, 2
,
3
,
4 5 ,
7
0; dan 0
6
1. Keterangan :
PAD = Pendapatan Asli Daerah perkapita Juta Rupiah BH = Bagi Hasil perkapita Juta Rupiah
DA = Dana Alokasi Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Perkapita Juta Rupiah
TAXR = Tarif pajak lokal Rasio antara penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah dengan pendapatan masyarakat = Persen
Y = Pendapatan Perkapita Juta Rupiah PAD
it-1
= PAD tahun sebelumnya perkapita Juta Rupiah Dodf = Dummy Otonomi dan Desentralisasi Fiskal
it
= Error Transfer pemerintah yang diberikan kepada daerah adalah suatu impuls
daerah dalam meningkatkan PAD. Distribusi transfer di Indonesia mengikuti prinsip untuk mengisi celah fiskal.
2 . Implikasi Transfer pada Kinerja Pengeluaran Daerah
Penerimaan transfer dan PAD selanjutnya dialokasikan untuk mendanai belanja pemerintah daerah. Estimasi pengaruh transfer pada perilaku belanja
pemerintah daerah adalah dengan menghubungkan antara keduanya. Total belanja pemerintah daerah terdiri dari belanja operasional BO dan belanja modal BM
dengan menghubungkan antara perolehan transfer dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas pengeluaran. Parameter dugaan yang
mempengaruhi pengeluaran daerah adalah penerimaan Bagi Hasil BH yang terdiri dari bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi DAU dan
DAK, Populasi, pendapatan perkapita. Parameter dugaan yang mempengaruhi pengeluaran daerah dalam
kaitannya dengan perolehan transfer dituliskan dalam persamaan sebagai berikut : BO
it
= +
1
BH
it
+
2
DA
it
+
3
Taxr +
3
Pop
it
+
4
Y
it
+
5
BO
it-1
+
6
Dodf +
it
........................................................................................3.2
Keterangan : BO = Belanja Operasional perkapita Juta Rupiah
BO
it-1
= lag Belanja Operasional = belanja operasional tahun sebelumnya perkapita Juta Rupiah
Parameter dugaan yang diharapkan :
1, 2,
3
,
4
,
6
0; dan 0
5
1 Pada model pengeluaran modal, model yang digunakan sebagai berikut:
BM
it
= +
1
BH
it
+
2
DA
it
+
3
Pop
it
+
4
Taxr +
4
Y
it
+
5
BM
it-1
+
6
Dodf +
it
...................................................................................3.3 Parameter dugaan yang diharapkan :
1, 2,
3
,
4, 6
0; dan 0
5
1. Keterangan :
BM = Belanja Modal perkapita Juta Rupiah BM
it-1
= lag Belanja Modal = belanja Modal tahun sebelumnya perkapita Juta Rupiah
PAD = Pendapatan Asli Daerah perkapita Juta Rupiah BH = Bagi Hasil perkapita Juta Rupiah
DA = Dana Alokasi Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Perkapita Juta Rupiah
TAXR = Tarif pajak lokal Rasio antara penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah dengan pendapatan masyarakat = Persen
Y = Pendapatan Perkapita Juta Rupiah Dodf = Dummy Otonomi dan Desentralisasi Fiskal
it
= Error
IV. GAMBARAN UMUM KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH