Implikasi Kebijakan HASIL DAN PEMBAHASAN

5.10. Implikasi Kebijakan

Perubahan sistim pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi yang ditandai dengan meningkatnya peran kabupaten dan kota dalam megelola wilayahnya sendiri. Pelaksanaan kebijakan ini diharapkan agar daerah dapat dengan sigap dalam memenuhi kebutuhan dan menjawab permasalahan dalam masyarakat, sehingga diharapkan lebih dapat mencari solusi alternatif terbaik dalam menjawab segala tantangan pembangunan dalam rangka terciptanya sustanable development. Pelaksanaan undang-undang otonomi ditujukan agar dapat mengimpuls aktivitas ekonomi regional suatu daerah. Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa setelah otonomi terjadi penurunan share fiskal pajak dan retribusi terhadap belanja modal belanja pembangunan daerah jika dibandingkan dengan era sebelum otonomi yang menyebabkan naiknya tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Penelitian ini sejalan dengan yang penelitan yang dilakukan oleh Dedy dan Adi 2007 yang membuktikan bahwa Tingkat Kemandirian Daerah setelah otonomi tidak lebih baik daripada sebelum otonomi. Fenomena aktual yang sering terjadi sejalan dengan meningkatnya alokasi transfer dari pemerintah adalah adanya kecenderungan makin tinggi pula tingkat ketergantungan daerah daerah menjadi kurang kreatif. Hal ini terkait penerapan alokasi kebijakan desentralisasi disikapi pemerintah daerah dengan semakin meningginya anggaran untuk pengeluaran administrasi pemerintahan sehingga pembangunan pada aspek kebutuhan masyarakat yang tercermin melalui anggaran pembangunan menjadi terhambat. Pemerintah seharusnya dapat membuat prioritas aspek kebutuhan pokok dalam kinerja anggaran daerahnya. Kebutuhan akan pembangunan dapat menjadi aspek penunjang dalam menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang potensial melalui penyediaan sarana prasarana oleh pemerintah melalui peningkatan pengeluaran sektor modalnya sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Perubahan pengeluaran pemerintah setelah pelaksanaan kebijakan desentralisasi diharapkan dapat menstabilisasikan perekonomian. Kontribusi transfer yang tinggi terhadap pengeluaran total daerah juga akan memiliki pengaruh yang sama pada pendapatan keseimbangan Dornbusch dan Stanley, 1997. Oleh karena itu tujuan akhir dalam pelaksanaan kebijakan desentralisasi adalah terciptanya kesejahteraan masyarakat yang tercermin dari meningkatnya pendapatan perkapita melalui penciptaan sumber-sumber pendapatan daerah sehingga dapat mengurangi laju kemiskinan dan pengangguran daerah. Pendidikan sebagai salah satu sektor dari pembangunan modal adalah suatu bentuk pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat. Orientasi pendidikan yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakatnya maka akan secara efektif bagi pembangunan struktur ekonomi dan sosial. Peningkatan SDM yang terampil melalui alokasi anggaran pemerintah dalam menciptakan SDM yang berkualitas melalui sektor pendidikan formal akan menentukan angka pertumbuhan GNP secara menyeluruh. Sumber pertumbuhan utama bagi Negara- negara maju adalah modal manusia. Peningkatan kualitas pendidikan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui : 1 Terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif dengan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. 2 Tersedianya lapangan kerja dan kesempatan memperoleh sumber penghasilan yang lebih baik. 3 Menciptakan suatu kelompok pemimpin yang lebih berkualitas. 4 Memberikan bantuan dalam bentuk pendidikan dan latihan yang akan meningkatkan kualitas SDM penduduknya, disamping memicu sikap-sikap modern penduduknya Todaro, 1989.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN