Pendapatan Asli Daerah PAD

kepada masyarakat. Hal tersebut dapat tercapai apabila terdapat upaya dari pemda dalam pengalokasian dana pada pengeluaran sektor-sektor pelayanan publik yang dapat mendukung kinerja produktivitas masyarakat. Pada sistem pemerintahan desentralisasi peranan pemerintah daerah mulai terlihat dalam menjalankan pemerintahan dan pengelolaan anggaran daerah. Sistem desentralisasi diwujudkan dalam bentuk penyerahan kewenangan pemerintah daerah untuk melakukan pembelanjaan, pemungutan pajak taxing power, dan adanya bantuan dalam bentuk transfer dari pemerintah pusat.

2.1.2. Pendapatan Asli Daerah PAD

Pendapatan Asli Daerah PAD sebagai sumber pendapatan yang terbesar dibandingkan dengan pendapatan lainnya yang berasal dari pajak, retribusi, bagian laba perusahaan daerah dan Pendapatan Asli Daerah lainnya. PAD terdiri dari : 1 Hasil Pajak daerah Pajak daerah adalah pungutan dari masyarakat oleh pemerintah daerah berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Marihot 2006, berdasarkan lembaga pemungutnya pajak dibedakan 2, yaitu: 1 pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintahan pusat dengan undang- undang dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan pembangunan, 2 pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pengeluaran daerah. Penentuan tarif pajak optimal akan memaksimalkan penghasilan pemerintah dapat ditunjukkan dengan kurva Leffer Joseph dan David, 2000. Dasar konsep yang digunakan adalah ada nya keyakinan bahwa ada suatu titik yang akan memaksimalkan penghasilan pemerintah. Pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa peningkatan tarif pajak dari 0 ke T 1 , maka pendapatan pajak pemerintah juga akan mengalami peningkatan. Akan tetapi jika diatas T 1 , maka merupakan peningkatan pajak yang kontra produktif. Efek disinsentif dari peningkatan pajak akan mengurangi pajak dasar misal pengurangan jam-jam kerja atau terjadi pengurangan permintaan tenaga kerja, sehingga meskipun jumlah pendapatan dalam pajak mengalami peningkatan, tetapi ada sejumlah pendapatan yang menurun lebih cepat dan akan berakibat penerimaan pajak lebih sedikit. Dengan kata lain, jika tarif pajak berada diatas T 1 , maka hal ini akan dibiayai pemerintah dengan mengurangi pendapatan pajaknya. Kurva GG’ menggambarkan laju pertumbuhan GDP pertahun pada tarif pajak yang berbeda-beda. Puncak kurva diasumsikan terletak pada G 1 . Peningkatan tarif pajak dibawah G’ diasosiasikan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dengan ketentuan sektor publik dibiayai dari perolehan pajak, contohnya adalah pada proyek pembangunan jalan dan pembelaan hukum. Hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan investasi swasta karena peningkatan jaminan dalam berproduksi di suatu daerah. Akan tetapi apabila tarif pajak berada diatas G’, maka pertumbuhan pajak dan belanja publik akan rendah. Tarif pajak yang memaksimalkan jumlah pendapatan bagi pemerintah mungkin tidak akan sama dengan yang memaksimalkan pertumbuhan ekonomi sehingga pemerintah dapat dihadapkan pada dilema antara memaksimalkan pendapatan dan memaksimalkan pertumbuhan ekonominya. Tarif Pajak 100 T’ G’ T 1 G 1 G T Pertumbuhan GDP 0 Total Penerimaan Pajak Keterangan : T = Tarif pajak awal G = Pertumbuhan GDP awal T’ = Tarif pajak 100 G’ = Pertumbuhan pada tarif pajak T 1 = Peningkatan tarif pajak ke-1 Sumber : Joseph dan David 2000 Gambar 2.1. Tarif Pajak Daerah Kurva Laffer 2 Hasil retribusi daerah. Retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada pemerintah daerah karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada penduduk secara perseorangan atau badan dengan balas jasa diberikan secara langsung. Jasa yang diberikan pemerintah adalah usaha dan pelayanan yang dapat berupa barang, fasilitas, atau bentuk lainnya dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan usaha. 3 Hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. 4 Lain-lain PAD yang Sah LLPYS LLPYS adalah sumber penerimaan daerah yang berasal dari pinjaman daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. LLPYS memiliki kontribusi kecil terhadap penerimaan daerah karena tidak semua daerah melakukan pinjaman dalam anggaran daerahnya.

2.1.3. Transfer Keuangan