konsumsi barang publik dan sebagian lagi pada konsumsi barang privat secara tidak langsung melalui penurunan tarif pajak.
Barang Privat X
X
2
E
FP
- TR X
1
E
M
X E
U
2
U
1
U Barang Publik Z
0 Y Y
2
Y
1
Z Z’ Z+Grant
Sumber : Alderete 2001
Gambar 2.4. Transfer Bersyarat pada Perilaku Konsumen
2.1.4. Teori Pengeluaran Pemerintah
Teori pengeluaran pemerintah dapat diterangkan melalui Keynesian cross, yaitu hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara
teori digambarkan dalam Gambar 2.5 Mankiw, 2003. Pada grafik dapat dilihat peningkatan pengeluaran pemerintah berdampak pada kenaikan pertumbuhan
ekonomi yang diukur melalui pendapatan dan tingkat output peningkatan besar pengeluaran pemerintah daerah akan menggeser keseimbangan dari titik A ke titik
B yang berarti terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Y. Kebijakan pelaksanaan desentralisasi akan mengalami perubahan melalui
penerimaan transfer maupun penerimaan PAD. Hal ini akan berdampak pula pada
alokasi perubahan kinerja pengeluaran daerah. Perubahan pelaksanaan pengelolaan anggaran akan mendorong perubahan pada kinerja fiskal yang akan
ikut berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian daerah.
Pengeluaran Pemerintah Actual Expenditure
Planned Expenditure 2 E2=Y2
B
Planned Expenditure 1
A
E1=Y1
0 E1= Y1 E2=Y2 Income, Output, Y
Sumber : Mankiw 2003
Gambar 2.5. Pengeluaran Pemerintah pada Keynesian Cross Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
dikelompokkan dalam tiga golongan Mangkusoebroto, 1993: 1. Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah.
2. Hukum Wagner menganai perkembangan aktivitas pemerintah. 3. Teori Peacock dan Wiseman.
1. Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah.
Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah dikembangkan Rostow dan Musgrave, pertumbuhan dimulai pada tahap-tahap
pembangunan, yaitu tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap investasi
total besar, sebab pemerintah harus menyediakan prasarana misal pendidikan, kesehatan dan prasarana transportasi. Pada tahap menengah pembangunan
ekonomi, investasi pemerintah diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, pada tahapan ini peranan investasi pemerintah
semakin membesar. Pada tingkat ekonomi lebih lanjut pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah lebih ditujukan pada penyediaan sarana dan prasarana ke
pengeluaran untuk aktivitas sosial seperi program kesejahteraan hari tua, progaram pelayanan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya Mangkoesubroto,
1993.
2. Hukum Wagner
Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut sebagai Wagner law of increased government activity. Teori ini berisi bahwa
apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah juga akan meningkat.
Hukum Wagner di formulasikan sebagai berikut :
PPP = Pengeluaran Pemerintah Perkapita PPK = Pendapatan Perkapita, yaitu GDP Jumlah penduduk
3. The Displacement Effect
Teori ini didasarkan pandangan bahwa pemerintah selalu akan memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin
besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang akan semakin besar. Mangkoesubroto 1993, Peacock dan Wiseman mendasarkan teori displacemen
effect bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, suatu tingkat
n n
k k
k
PPK PP
P PPK
PP P
PPK PP
P ⋅〈
⋅ 〈⋅
〈
2 2
1 1
dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Tingkat toleransi
merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak. Teori Peacock dan Wiseman sebagai berikut :
” Perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan
menyebabkan pengeluaran pemerintah semakin meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal, menigkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah
semakin besar”. Pengeluaran Pemerintah GDP
Wagner,Solow dan Musgrave Peacock dan Wiseman
0 Waktu tahun
Sumber: Mangkoesubroto 1995
Gambar 2.6. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah
2.1.5. Produk Domestik Regional Bruto PDRB